Mengenal Kiai As’ad Syamsul Arifin, Ulama NU yang Tegas Lawan PKI

Mengenal Kiai As’ad Syamsul Arifin, Ulama NU yang Tegas Lawan PKI

Oleh Budi Eko Prasetiya, SS

Berbicara tentang komunisme di Indonesia berkaitan erat dengan nama Partai Komunis Indonesia (PKI). Sebuah Partai Politik yang menjadi ikon penyebaran faham anti Tuhan yang dikenal dengan perilaku kejinya kepada umat Islam dan umat beragama di Indonesia.

Sejarah pun mencatat keberadaan partai ini dalam merongrong kedaulatan negara yang diperjuangkan oleh mayoritas umat Islam negeri ini. Pada era sebelum kemerdekaan tercatat melakukan dua kali upaya mengadakan aksi kekacauan, tahun 1926 dan 1927. Di era pasca proklamasi kemerdekaan di tahun 1948 dan 1965.

Setelah tragedi pemborantakan 1948, PKI kembali melancarkan aksinya yang lebih terorganisir pada 1965. Saat itu, para ulama khususnya dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU) berperan penting dalam menumpas gerakan 30 September itu. Salah satunya KH R As’ad Syamsul Arifin, pahlawan nasional yang membesarkan Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, Situbondo. Sosok yang masyhur dengan kontribusi dalam perjuangan yang bersifat militeristik baik saat melawan Belanda, Jepang hingga PKI.

Situbondo pun terdampak aksi-aksi sepihak PKI yang akhirnya direspon dengan perlawanan oleh kaum santri. Kota yang berada di jalur pantai utara Jawa Timur ini bergejolak. Sebagai ulama yang menjadi penasehat pribadi Perdana Menteri Idham Chalid, Kiai As’ad sering mengadakan kontak dengan pemerintahan pusat di Jakarta untuk mendapatkan informasi akurat terkait dengan situasi politik nasional.

Dikutip dari buku KHR As’ad Syamsul Arifin: Riwayat Hidup dan Perjuangannya,
Kiprah militeristik putra KHR. Syamsul Arifin itu, juga semakin terlihat kala menghadapi pemberontakan PKI pada 1965 – 1966. Kiai As’ad pun ditugaskan menjadi komandan yang mengepalai pemberantasan PKI di tapal kuda. Ia tampil sebagai tokoh spritual yang memberikan gemblengan rohani bagi warga Nahdliyin yang hendak menumpas PKI.

Tokoh yang pernah memimpin laskar Hizbulllah di Karesidenan Besuki ini (wilayah yang meliputi Situbindo, Bondowoso, Jember dan Banyuwangi) mengecam keras PKI yang kerap menjadi akar masalah beragam kekacauan dan pemberontakan. “Semua ini ulah PKI. PBNU harus mendesak pemerintahan agar membubarkan PKI,” kata Kiai As’ad.

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.