JAKARTA(Jurnalislam.com)– Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah KH. Fathurrahman Kamal, Lc., M.Si mengajak umat beragama saling bertasamuh (toleransi) dan saling memahami sikap teologis internal umat Islam, wabil khusus kasus ceramah Ustad Abdul Somad (UAS).
Menurutnya, hanya dengan kedewasaan dan kearifan umat beragama, kita dapat terus merajut dan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
“Para warganet dari kalangan agama apapun hendaknya bijak mencerna, menyaring dan berhati-hati menyatakan sesuatu ke ranah publik yang tidak seharusnya dan tidak pada tempatnya untuk dibawa ke ranah hukum. Jika tidak, maka ini hanya akan menyiram api ke atas rumput kering yang mudah terbakar,” kata KH Faturrahman dalam pernyataan yang diterima Jurnalislam.com Selasa (20/08/2019).
Sebab menurutnya, sebagai contoh, Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan dakwah Islam amar makruf nahi munkar sejak berdiri tahun 1912.
Bahkan salah satu faktor penting pendorong lahirnya Muhammadiyah adalah melawan penetrasi misi zending Kristiani dengan mendirikan amal usaha sekolah, rumah sakit dan panti asuhan untuk menolong kaum dhuafa yang menjadi target sasaran pemurtadan.
Karena itu lahirlah dai-dai dan ulama pakar kristologi di lingkungan Muhammadiyah seperti KH. Bahaudin Mudhari dan KH. Abdullah Wasian.
“Tidak pernah terbayang dan terjadi dakwah ala Muhammadiyah tersebut dianggap sebagai penistaan terhadap agama di luar Islam.”
Karena itu, ia meminta pemerintah dan aparat bisa menyelsaikan masalah seperti ini dengan tepat.
“Kami meminta dengan tegas agar pemerintah dan aparat hukum dapat menyelesaikan masalah ini dengan tepat dan bijak agar potensi konflik umat beragama dapat diredam. Semoga Allah swt memberkati kita semua,” ujarnya.