MAKASAR (Jurnalislam.com) – Musholla beraroma Syi’ah di Mall Graha Tata Cemerlang (GTC), Tanjung Bunga, Makasar, awal Mei (08/05/2014) lalu didatangi Laskar Pemburu Aliran Sesat (LPAS) Makasar. LPAS menerima laporan dari para pengunjung mall yang curiga dengan sebuah kaligrafi bertuliskan lafadz Allah namun dikelilingi oleh nama-nama keluarga Rasul SAW.
Ditengah kalifgrafi tertulis Lafadz Allah SWT, diatasnya tertulis nama Nabi Muhammad SAW, disamping kanan nama Ali bin Abi Thalib, di sebelah kiri atas nama Fathimah binti Muhammad, di kanan bawah nama Hasan bin Ali, dan terakhir di kiri bawah nama Husain bin Ali.
Selain itu, salah satu pengunjung juga mengeluhkan arah kiblat mushola yang lebih serong ke kiri.
“Waktu saya shalat disitu, saya iseng-iseng cek arah kiblat pake aplikasi kompas kiblat di hape saya, dan ternyata arah kiblatnya justru lebih serong ke kiri, bukannya serong ke kanan,” kata salah seorang pengunjung mall
Ketua LPAS, Ustadz Abu Bakar Shidiq bersama Ketua Lembaga Pengkajian dan Penelitian Islam (LPPI) Indonesia Timur, KH. Said Shamad, Lc diikuti pihak kepolisian serta pihak mal mendatangi mushola untuk memastikan keberadaan ornament-ornamen Syi’ah itu.
Pihak mall sendiri tidak tahu menahu soal keberadaan dan maksud dari kaligrafi itu.
“Menurut mereka (pihak mal – red) sih gak tahu, tapi sudah sering ada pengunjung yang shalat menyampaikan kalu itu adalah symbol Syi’ah,” kata Ustadz Abu Bakar kepada Jurnalislam saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (26/05/2014).
Beliau menduga ada kelompok Syi’ah yang bertaqiyah di dalam mall GTC itu.
“Tapi sebenarnya ada pihak memang yang pasang simbol-simbol itu, cuma mereka pura-pura gak tahu,” lanjutnya.
Akhirnya kaligrafi serta ornament Syi’ah yang ada di mushola tersebut diturunkan oleh pihak mall dan pengunjung mal bisa kembali beribadah dengan khusyu.
LPAS yang juga hadir dalam acara Deklarasi Nasional Anti Syi’ah di Bandung 20 April 2014 itu, secara rutin mendatangi masjid-masjid di Makasar untuk memastikan masjid-masjid itu bebas dari Syi’ah. Mereka menggelar kajian-kajian khusus tentang bahaya Syi’ah serta memutar video kekejaman Syi’ah. (amaif)