Lagi, Sebuah Distrik di Provinsi Kunduz Direbut Taliban

Lagi, Sebuah Distrik di Provinsi Kunduz Direbut Taliban

KUNDUZ (Jurnalislam.com) – Imarah Islam Afghanistan (Taliban) telah merebut sebuah distrik di provinsi Kunduz di Afghanistan utara, wilayah kedua yang jatuh ke Taliban sepekan setelah mereka meluncurkan serangan musim semi “Mansaori”

Mahfoozullah Akbari, juru bicara polisi Kunduz, mengatakan bahwa mujahidin Taliban menyerang distrik Qala-e Zal “dari beberapa arah” pada hari Jumat, dan mengambil alih kendali distrik tersebut pada pertengahan pagi hari Sabtu, lansir Aljazeera, Ahad (7/5/2017).

Akbari mengatakan pasukan Afghanistan telah menghadapi perlawanan keras namun dipaksa mundur oleh Taliban karena bala bantuan terlambat datang.

Dalam sebuah pernyataan yang diposting di situs resmi Taliban, mengatakan bahwa mereka telah membunuh sejumlah tentara, polisi dan anggota milisi pro-pemerintah dan menyita sejumlah besar senjata dan amunisi.

Taliban telah melancarkan serangan yang intensif di seluruh negeri untuk merebut kembali wilayahnya, menyerang pasukan Afghanistan bentukan AS (NATO) – yang sudah babak belur akibat perang panjang, desersi, dan ketiadaan kepemimpinan dan moral – tersebar di berbagai bidang.

Militer Afghanistan menderita korban jiwa yang tinggi, naik 35 persen pada 2016 dengan 6.800 tentara dan polisi tewas, menurut sebuah badan pengawas AS.

Bulan lalu Taliban melakukan pukulan yang menyakitkan kepada pemerintah bentukan AS, dengan para pejuangnya mengenakan seragam tentara Afghanistan membunuh sedikitnya 135 pemuda yang direkrut di sebuah pangkalan di dekat kota Mazar-i-Sharif utara dalam sebuah serangan.

Lebih dari 16 tahun setelah Taliban digulingkan dari kekuasaan oleh pasukan Multinasional, hampir separuh dari negara tersebut diperebutkan atau berada di bawah kendali Taliban.

Menurut perkiraan militer AS yang dikeluarkan oleh Inspektur Jenderal Khusus untuk Rekonstruksi Afghanistan (the Special Inspector General for Afghanistan Reconstruction-SIGAR), pemerintah Afghanistan hanya dapat mengklaim untuk mengendalikan atau mempengaruhi 57 persen dari 407 kabupaten di negara tersebut.

Bagikan