Kritik Baca Alquran dan Adzan, Turki Kecam Kementrian Luar Negeri Yunani

Kritik Baca Alquran dan Adzan, Turki Kecam Kementrian Luar Negeri Yunani

ANKARA (Jurnalislam.com) – Turki pada hari Jumat (23/6/2017) mengutuk sebuah pernyataan Kementerian Luar Negeri Yunani yang mengkritik pembacaan Alquran dan adzan di Ayasofya (Hagia Sophia) di Istanbul awal pekan ini.

“Kementerian Luar Negeri Yunani, alih-alih mengucapkan selamat kepada rakyat Turki pada bulan suci Ramadan dan ‘Malam Kekuatan’ (Kadir Gecesi), memilih untuk mendistorsi pembacaan Quran dan adzan di Hagia Sophia, “kata Kementerian Luar Negeri Turki, lansir Anadolu Agency.

Kadir Gecesi, yang juga dikenal dengan Laylat ul-Qadr, adalah salah satu moment terpenting bagi umat Islam. Ini menandai malam ketika Al Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad pada tahun 610 M.

“Sikap Yunani di bidang kebebasan beragama, yang merupakan salah satu hak asasi manusia yang mendasar, sudah terkenal,” tambahnya.

Hagia Sophia adalah gereja Kristen sebelum diubah menjadi sebuah masjid ketika Ottoman menaklukkan Istanbul pada tahun 1453. Bangunan ini berubah menjadi museum pada tahun 1935 atas perintah Mustafa Kemal Ataturk, presiden pertama Republik Turki.

Sebuah pernyataan Yunani pada hari Kamis berbunyi: “Hagia Sophia adalah situs warisan dunia UNESCO. Usaha untuk mengubahnya menjadi masjid – melalui pembacaan Alquran, memanjatkan doa, dan sejumlah tindakan lainnya – adalah sebuah penghinaan kepada masyarakat internasional, yang perlu dimobilisasi dan harus bereaksi.”

Namun, Ankara menolak kritik tersebut, menuduh Athena gagal menegakkan hak-hak minoritas Muslimnya.

Dikatakan bahwa para imam terpilih dari komunitas Muslim Turki telah menghadapi tuntutan hukum. Ia juga mengatakan bahwa pihak berwenang Yunani telah menolak permintaan umat Islam di kota utara Thessaloniki demi menggunakan masjid bersejarah untuk sholat Ramadhan.

“Oleh karena itu, seseorang dapat mempertanyakan apakah Yunani, yang masih belum memiliki masjid yang terbuka di ibukotanya, mengerti mengenai makna dialog antaragama yang mereka sebut dalam pernyataan [Kamis],” kementerian tersebut menambahkan.

Bagikan