MOSKOW (jurnalislam.com)– Korea Utara akan mengirim ribuan personel militer dan penjinak ranjau ke wilayah Kursk, Rusia, sebagai bagian dari bantuan rekonstruksi di wilayah yang sebelumnya dikuasai pasukan Ukraina selama berbulan-bulan. Langkah ini menjadi sinyal terbaru dari semakin eratnya hubungan militer antara Moskow dan Pyongyang.
Mengutip laporan media pemerintah Rusia, RIA Novosti, Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Sergei Shoigu mengungkapkan bahwa Korea Utara akan mengirim “satu divisi pembangun dan dua brigade militer sebanyak 5.000 orang serta 1.000 penjinak ranjau” ke wilayah barat Rusia tersebut.
“Ini adalah semacam bantuan persaudaraan dari rakyat Korea dan pemimpin Kim Jong Un untuk negara kita,” ujar Shoigu dalam pernyataan yang disampaikan Selasa (17/6/2025) saat kunjungannya ke Pyongyang untuk bertemu langsung dengan Kim Jong Un.
Korea Utara diketahui menjadi salah satu sekutu utama Rusia sejak invasi ke Ukraina berlangsung lebih dari tiga tahun lalu. Pyongyang dilaporkan telah mengirim ribuan tentara dan persenjataan konvensional untuk mendukung Moskow mengusir pasukan Ukraina dari wilayah Kursk.
Amerika Serikat dan Korea Selatan menyatakan kekhawatiran mendalam atas kerja sama militer tersebut. Mereka menilai, sebagai imbal balik, Korea Utara kemungkinan memperoleh transfer teknologi militer canggih dari Rusia yang bisa memperkuat kemampuan nuklirnya.
Kantor berita Rusia TASS menyebutkan bahwa kedua negara juga sepakat untuk “melanjutkan kerja sama yang konstruktif”, mengutip pernyataan Shoigu.
Hubungan Moskow dan Pyongyang kian menguat setelah penandatanganan perjanjian militer besar-besaran pada November tahun lalu. Perjanjian tersebut, yang disepakati saat kunjungan langka Presiden Rusia Vladimir Putin ke Korea Utara, mencakup klausul pertahanan bersama antara kedua negara.
Bulan April lalu, kedua negara secara terbuka mengonfirmasi pengerahan pasukan Korea Utara ke wilayah Rusia untuk pertama kalinya. Mereka mengklaim bahwa pasukan Korea Utara telah berperan dalam merebut kembali wilayah Kursk klaim yang dibantah oleh pihak Ukraina.
Dalam pertemuan dengan Kim Jong Un dan jajaran militer Korea Utara pada 4 Juni lalu, Shoigu menegaskan komitmen kedua negara untuk memperluas hubungan strategis yang komprehensif dan berjangka panjang. Kantor berita pemerintah Korea Utara, KCNA, menyebut kerja sama tersebut sebagai langkah menuju “kemitraan strategis yang kuat”.
Presiden Vladimir Putin sendiri sebelumnya telah menyampaikan rasa terima kasih kepada Korea Utara atas dukungannya dalam perang. Ia juga berjanji tidak akan melupakan “pengorbanan” yang diberikan. Menurut laporan dari Intelijen Pertahanan Inggris, lebih dari 6.000 tentara Korea Utara dilaporkan tewas dalam konflik di Ukraina. (Bahry)
Sumber: Al Jazeera