KABUL (Jurnalislam.com) – Korban tewas akibat serangan bom martir pada hari Kamis (28/12/2017) di ibukota Afghanistan, Kabul, kini telah mencapai 50 orang, kata seorang pejabat Kementerian Dalam Negeri pada hari Sabtu (30/12/2017), lansir Andolu Agency.
Serangan yang diklaim oleh kelompok Islamic State (IS) Daesh di sebuah pusat kebudayaan juga telah menyebabkan lebih dari 80 orang terluka.
Sebagian besar korban adalah warga sipil, anak laki-laki dan perempuan muda yang berkumpul untuk sebuah pertemuan sosial di Pusat Kebudayaan Tebyan.
Serangan Martir Taliban di Kabul Bunuh 6 Pasukan AS
Dua hari setelah serangan tersebut, Rumah Sakit Umum Isteqlal – di mana sebagian besar korban sedang di bawah perawatan tetap menjadi tempat yang paling tragis dengan begitu banyaknya korban, pria, wanita dan anak-anak yang cemas mencari keluarga dan orang yang mereka cintai.
Mohibullah Zeer, pejabat Kementerian Kesehatan Masyarakat (Kemenhub), mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa banyak orang yang mencari anggota keluarga.
Sementara itu, anggota parlemen di majelis parlemen pada hari Sabtu mengecam pemerintah karena gagal untuk mengatasi ancaman serangan tersebut.
Sidiqa Mubarez, seorang anggota parlemen, mengatakan pada kesempatan tersebut bahwa pemerintah tidak memiliki alasan untuk menghindar. “Semua menteri (Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pertahanan) telah diberi kepercayaan, dan sekarang alasan apapun dari mereka sudah tidak lagi dipercaya”.
Ghulam Hussain Nasiri, anggota parlemen lainnya, memperingatkan konsekuensi berat jika serangan semacam itu terus berlanjut. “Jika orang terpaksa mengambil tindakan untuk keamanan mereka sendiri, itu karena tidak ada perlindungan dari pemerintah”
Menurut penyiar Tolo News, pusat kebudayaan – Tebyan – memiliki hubungan dengan Iran.
Badan Suara Afghanistan yang didirikan di Masyhad, Iran, dua dekade yang lalu, telah mengoperasikan kantornya di Kabul sejak jatuhnya Taliban oleh serangan militer Multinasional pimpinan AS pada akhir 2001.