Konflik Marawi: Pertempuran Hari ke-71 Abdullah Maute Dikabarkan Terbunuh

Konflik Marawi: Pertempuran Hari ke-71 Abdullah Maute Dikabarkan Terbunuh

FILIPINA (Jurnalislam.com) – Pertempuran melawan kelompok Maute yang terkait IS di Marawi menurun menjadi dua desa saat serangan tersebut memasuki hari ke-71, kata militer Selasa (1/7/2017), Anadolu Agency melaporkan.

Juru bicara militer Brigadir Jenderal Restituto Padilla mengatakan militer sedang berusaha mengkonfirmasi laporan bahwa pemimpin kelompok tersebut, Abdullah Maute, telah terbunuh.

Padilla sebelumnya mengatakan pemimpin Abu Sayyaf, Isnilon Hapilon, “amir” yang ditunjuk IS di Asia Tenggara, mungkin telah lolos dari bentrokan di Marawi dan bahwa saudara laki-laki Abdullah, Omar, kemungkinan telah meninggal dunia.

Pada hari Senin, The Philippine Star melaporkan bahwa tentara menguasai sebuah jembatan kunci yang mengarah ke posisi utama kelompok tersebut.

Laporan tersebut mengatakan bahwa pasukan pemerintah sekarang mengendalikan Jembatan Mapandi yang mengarah ke kawasan bisnis interior Marawi dimana sekitar 40 militan yang tersisa diyakini menahan 80 sampai 100 sandera, kebanyakan berada di sebuah Masjid besar.

Padilla mengatakan militer memiliki akses langsung ke ground zero, mengacu pada jembatan Sungai Agus Marawi yang sekarang dapat digunakan untuk mengangkut tentara dan perlengkapan tempur.

“Tujuan utama kami adalah menyelamatkan para sandera,” katanya.

Menurut juru bicara Komando Mindanao Barat Kapten Jo-Ann Petinglay, jumlah pejuang Maute yang memerangi pasukan pemerintah telah berkurang menjadi sekitar 70 orang.

Sedikitnya 114 tentara Filipina telah tewas sejak pertempuran dimulai pada tanggal 23 Mei, katanya, menambahkan bahwa kebanyakan dari mereka terbunuh oleh bom yang ditanam militan Maute di bangunan dan rumah-rumah.

Presiden Rodrigo Duterte dipaksa untuk mengumumkan darurat militer di Mindanao setelah kelompok tersebut mengepung Marawi. Pertempuran juga merenggut nyawa puluhan warga sipil sementara ratusan pejuang Maute juga terbunuh.

Pihak berwenang mengatakan bahwa krisis telah mengungsikan lebih dari 104.000 keluarga yang tinggal di lebih dari 70 pusat evakuasi di Marawi.

Bagikan