GAZA (jurnalislam.com)– Krisis kemanusiaan di Jalur Gaza semakin memburuk. Kondisi gizi masyarakat, terutama anak-anak, mengalami penurunan drastis di tengah blokade total yang diberlakukan Israel sejak awal Maret lalu.
Dalam laporan yang dirilis Senin malam (28/4/2025), Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mencatat sekitar 10.000 kasus malnutrisi akut di kalangan anak-anak di seluruh wilayah Gaza. Dari jumlah tersebut, sekitar 1.600 di antaranya tergolong dalam kategori malnutrisi akut parah.
“Terjadi peningkatan laporan aksi penjarahan di tengah situasi kemanusiaan yang memprihatinkan. Pada akhir pekan lalu, kelompok bersenjata dilaporkan menjarah sebuah truk di Deir al-Balah dan sebuah gudang di Kota Gaza,” tulis OCHA dalam laporannya.
Kementerian Kesehatan Gaza menambahkan, saat ini setidaknya 60.000 anak menunjukkan gejala malnutrisi.
“Kami menangani kasus anak-anak dengan malnutrisi akut sedang hingga berat. Kami juga menemukan ibu hamil dan menyusui yang kesulitan memberikan ASI karena tubuh mereka sendiri kekurangan gizi dan asupan kalori yang sangat minim,” ujar Julie Faucon, Koordinator Medis dari organisasi Médecins Sans Frontières (Doctors Without Borders/MSF), kepada Reuters dari Yerusalem.
Pemerintah Gaza menyatakan bahwa kelaparan bukan lagi ancaman, tetapi telah menjadi kenyataan. Hingga Jumat lalu, setidaknya 52 orang dilaporkan meninggal dunia akibat kelaparan dan malnutrisi, termasuk 50 anak-anak.
Sementara itu, kondisi harga bahan makanan di Gaza melonjak drastis. Salah Abu Haseera, pengelola dapur umum di Gaza, mengatakan harga makanan saat ini tidak masuk akal. “Harga melonjak hingga 1.400 persen dibandingkan masa gencatan senjata,” katanya.
Program Pangan Dunia (WFP) juga melaporkan bahwa stok makanan mereka kini telah habis. Pada 31 Maret lalu, seluruh 25 toko roti yang mereka dukung terpaksa tutup karena kekurangan tepung terigu dan bahan bakar untuk memasak. Pada minggu yang sama, paket makanan yang biasanya didistribusikan WFP untuk memenuhi kebutuhan dua minggu keluarga juga telah habis.
Meski demikian, Israel masih membantah bahwa Gaza tengah menghadapi krisis kelaparan. Pemerintah Israel mengklaim bahwa masih ada cukup bantuan yang masuk ke Gaza, namun tidak memberikan penjelasan rinci kapan dan bagaimana bantuan tersebut bisa didistribusikan. (Bahry)
Sumber: TNA