KH Athian Ali: Saya ingin Jadi Wahabi, Kalau…

BANDUNG (Jurnalislam.com) – Tuduhan salafy wahabi ektrim yang ditujukan kepada Ketua Aliansi NAsional Anti Syiah (ANNAS) Pusat, KH. Athian Ali Da’i, Lc. M.A dalam surat edaran palsu ditanggapi santai oleh beliau. Ditemui ditemui Jurnalislam di lantai 2 Masjid Al fajr, Sabtu  (5/12/2015) siang, Kyai Athian mengatakan dirinya tidak paham wahabi yang dimaksud dalam tuduhan itu.

"Saya sendiri gak tahu makhluk yang namanya wahabi itu apa," jawabnya santai. "Tapi kalau yang dimaksud wahabi itu adalah orang yang menjalankan Syariat Islam, menjalankan Al Qur'an dan Sunnah, ya saya mungkin termasuk wahabi," lanjutnya.

Wahabi sendiri kerap dimaknai sebagai pengikut Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab, seorang ulama pada abad ke-18 asal Arab Saudi. Namun ketika hal tersebut ditanyakan kepada Kyai Athian, beliau menyangkalnya. Beliau lebih senang jika wahabi ditujukan kepada orang-orang yang mencintai Allah Swt yang mempunyai sifat Al Wahhab (Maha Pemberi Anugerah).

"Kalau yang dimaksud wahabi itu adalah pengikut Muhammad bin Abdul Wahab, saya gak kenal beliau. Tapi kalau yang dimaksud wahabi itu diambil dari sifat Allah, Al Wahhab, wah kalau itu saya ingin sekali jadi Wahabi," katanya.

Menurutnya, fitnah tersebut adalah fitnah murahan yang tidak layak ditanggapi. Namun, disebabkan kekhawatiran adanya masyarakat awam yang menanggapi dan terpengaruh, dirinya merasa perlu untuk meluruskan.

"Segelintir kecil orang yang awam bisa bisa terpengaruh, maka saya kira ada baiknya juga kita tanggapi. Karena dari kemenag dan MUI sendiri sudah menanggapi, masa kita gak ikut," tandasnya.

Sebelumnya beredar di media sosial foto surat yang mengatasnamakan Kanwil Kemenang Jabar yang berisi ihwal mewaspadai wahabi ekstrem dan juga menuding tokoh Bandung KH Athian Ali terkait ISIS. Namun, diketahui belakangan surat edaran tersebut ternyata palsu.

Ally | Jurnalislam

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.