Jumlah Korban atas Serangan Bom Mobil di Pangkalan Militer Mali Meningkat, 60 Tewas

Jumlah Korban atas Serangan Bom Mobil di Pangkalan Militer Mali Meningkat, 60 Tewas

BAMAKO (Jurnalislam.com) – Jumlah korban tewas akibat serangan bom mobil yang menargetkan pangkalan militer di Gao di utara kota Mali telah meningkat menjadi 60, bersama dengan 115 luka-luka, presiden negara itu mengatakan.

“Kami akan bangkit dari setiap pukulan … kami akan menang, Anda akan kalah,” kata Presiden Ibrahim Boubacar Keita Rabu malam dalam pidato yang disiarkan televisi, lansir Anadolu Agency, Kamis (19/01/2017).

Serangan bom terjadi Rabu pagi ketika sebuah mobil bermuatan bahan peledak didorong ke kamp Mekanisme Koordinasi Operasional (the Operational Coordination Mechanism-OCM) di Gao pada pukul 09:00 waktu setempat (0900GMT).

Lima pelaku bom yang berada di dalam mobil juga terbunuh dalam serangan itu, menurut pernyataan dari pemerintah Mali.

Presiden telah menyatakan tiga hari berkabung nasional.

Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan belasungkawa kepada rekannya Keita atas kehilangan tragis tersebut, kata Kremlin.

“Tidak akan ada pembenaran untuk serangan ini,” kata Putin dalam pesannya.

Putin mengatakan Rusia siap mendukung upaya pemerintah Mali untuk melawan kelompok-kelompok jihadis dan memperkuat kerja sama melawannya, Kremlin menambahkan.

Faksi jihad Al-Mourabitoun kemudian mengklaim serangan itu, menurut media lokal.

Al-Mourabitoun adalah kelompok jihadis yang terkait dengan al-Qaeda di Maghreb Islam (AQIM) yang dibentuk pada tahun 2013. Mereka aktif di Mali utara dan wilayah Sahel Afrika.

Al-Mourabitoun dipimpin oleh Mokhtar Belmokhtar, Aljazair. Faksi ini telah mengaku bertanggung jawab atas beberapa serangan dan penculikan warga asing di wilayah ini, termasuk pengepungan hotel di Burkina Faso di Januari 2016 yang menyebabkan kematian sedikitnya 28 orang dalam baku tembak.

Korban tewas tersebut berasal dari delapan belas negara, termasuk dari Perancis, Swiss, AS, dan Kanada.

Mereka juga mengaku bertanggung jawab atas insiden penyanderaan 2013 di sebuah pabrik gas di tenggara Aljazair dan serangan terhadap tempat singgah para pejabat asing Byblos Hotel di Sevare, pusat Mali di Agustus 2015 yang menewaskan 17 orang.

Kelompok ini salah satu diantara sejumlah gerakan perlawanan yang aktif di Mali utara, di mana pasukan Perancis, Mali, dan PBB sedang melakukan operasi militer terhadap cabang-cabang al Qaeda.

Al-Mourabitoun merebut Mali utara pada tahun 2012.

Bagikan