KABUL(Jurnalislam.com) – Amerika Serikat akan melanjutkan serangan udara untuk mendukung pasukan Afghanistan yang memerangi Taliban, pernyataan tersebut disampikan oleh seorang jenderal tinggi AS pada Ahad (25/07/2021).
Sejak awal Mei, kekerasan meningkat setelah gerilyawan melancarkan serangan besar-besaran hanya berselang beberapa hari setelah pasukan asing pimpinan AS memulai penarikan pasukan mereka.
Serangan Taliban telah merebut sejumlah distrik, penyeberangan perbatasan dan mengepung beberapa ibu kota provinsi.
“Amerika Serikat telah meningkatkan serangan udara untuk mendukung pasukan Afghanistan selama beberapa hari terakhir, dan kami siap untuk melanjutkan tingkat dukungan ini dalam beberapa minggu mendatang jika Taliban tetap melanjutkan serangan mereka,” terang Jenderal Kenneth McKenzie, kepala Komando Pusat Angkatan Darat AS, kepada wartawan di Kabul.
McKenzie mengakui bahwa ada hari-hari yang sulit di depan bagi pemerintah Afghanistan, tetapi pemerintah Afghanistan masih bersikeras bahwa Taliban tidak mendekati kemenangan. Namun menurut McKenzie anggapan itu sebuah kesalahan,
“Taliban berusaha menciptakan perasaan tak terhindarkan tentang kampanye mereka,” katanya.
“Kemenangan Taliban tidak bisa dihindari.” imbuhnya.
Pernyataan McKenzie datang ketika para pejabat Afghanistan di provinsi selatan Kandahar mengatakan pertempuran di wilayah itu telah membuat sekitar 22.000 keluarga mengungsi dalam sebulan terakhir.
“Mereka semua telah pindah dari distrik kota yang bergejolak ke daerah yang lebih aman,” kata Dost Mohammad Daryab, kepala departemen pengungsi provinsi, kepada AFP.
Pada hari Minggu, pertempuran berlanjut di pinggiran kota Kandahar.
“Kelalaian beberapa pasukan keamanan, terutama polisi, telah membuka jalan bagi Taliban untuk sedekat itu,” terang Lalai Dastageeri, wakil gubernur provinsi Kandahar, kepada AFP.
“Kami sekarang mencoba untuk mengatur pasukan keamanan kami.” imbuhnya.
Kandahar, dengan 650.000 penduduknya, adalah kota terbesar kedua di Afghanistan setelah Kabul.
Provinsi selatan adalah pusat pemerintahan Taliban ketika mereka memerintah Afghanistan antara tahun 1996 hingga 2001 dan digulingkan dari kekuasaan dalam invasi pimpinan AS pada 2001 setelah serangan 11 September. (Bahri)
Sumber: AFP/ france24