SURIAH (jurnalislam.com) – PBB pada hari Kamis (11/9/2014) membenarkan pembebasan seluruh 45 penjaga perdamaian Fiji yang telah ditahan selama dua minggu oleh Jabhatun Nushrah di dataran tinggi Golan di perbatasan Israel-Suriah.
"Pada 1430 waktu setempat, 45 penjaga perdamaian Fiji yang telah ditahan diserahkan kepada UNDOF di Posisi 80, hari ini" kata kantor pers PBB dalam sebuah pernyataan. "Seluruh 45 penjaga perdamaian berada dalam kondisi baik dan akan melanjutkan kembali ke Camp Foar untuk penilaian medis."
Televisi Al Jazeera mengatakan pada hari Kamis bahwa kendaraan yang membawa puluhan pasukan penjaga perdamaian PBB Fiji, tiba di sebuah persimpangan dataran tinggi Golan.
Pasukan penjaga perdamaian Fiji menyeberang ke wilayah Israel di Dataran Tinggi Golan, kata seorang juru bicara militer Israel.
"Kami membuka perbatasan dan mereka masuk," kata juru bicara itu, tanpa memberikan angka apapun.
Sebelumnya saluran televisi mengatakan bahwa Jabhatun Nushrah telah membebaskan pasukan penjaga perdamaian yang ditahan sejak dua minggu lalu di Dataran Tinggi Golan dan mereka telah tiba di persimpangan Quneitra, antara bagian Israel, Golan dan wilayah Suriah.
Pada hari Rabu Jabhatun Nushrah memposting video pada account Twitter dan YouTube mereka menunjukkan para sandera mengatakan mereka berharap akan dibebaskan segera.
Video ini direkam sehari sebelumnya, dirilis untuk menunjukkan pasukan yang berasal dari negara Pasifik Selatan, Fiji, berada dalam kondisi yang baik. Beberapa dari mereka tersenyum dan melambaikan tangan pada kamera.
"Kami semua aman dan hidup, dan kami berterima kasih kepada Jabhat al-Nusra karena menjaga kami dengan aman dan tetap hidup. Saya ingin meyakinkan Anda bahwa kami belum dirugikan dengan cara apapun," kata seorang sandera, yang tidak teridentifikasi, dengan menyebut nama lengkap Jabhatun Nushrah.
Pada hari Rabu, kepala tentara Fiji mengatakan mujahidin Jabhat al Nusra melepaskan semua tuntutan untuk membebaskan para sandera.
"Kami memahami bahwa dengan sumber daya yang terbatas yang mereka miliki, mereka telah memberikan yang terbaik untuk kami dan kami benar-benar menghargai itu dan kami berterima kasih kepada mereka. Kami bersyukur bahwa Jabhat al-Nusra telah menuruti firman-Nya dan bahwa kami akan pulang."
Tiga tahun perang Suriah telah mencapai perbatasan dengan wilayah Israel bulan lalu ketika pejuang menyerbu titik persimpangan di jalur yang memisahkan Israel dari Suriah sejak perang 1973 di Dataran Tinggi Golan.
Para pejuang kemudian beralih ke pasukan penjaga perdamaian PBB yang telah berpatroli di garis gencatan senjata selama 40 tahun. Setelah pasukan penjaga perdamaian ditangkap Fiji, lebih dari 70 warga Filipina menghabiskan terkepung selama dua hari di dua lokasi.
Qatar, salah satu negara di Timur Tengah yang dianggap oleh Amerika Serikat memiliki pengaruh dengan kelompok mujahidin tersebut, mengatakan bahwa Fiji secara resmi meminta bantuan untuk membebaskan para sandera.
"Pemerintah Republik Fiji meminta Negara Qatar untuk menjadi mediator dalam pembebasan tentara penjaga perdamaian Fiji yang ditahan di Suriah," kata Kementerian Luar Negeri Qatar dalam sebuah pernyataan yang diposting dalam website-nya pada hari Rabu.
Sejak merdeka dari Inggris pada tahun 1970, Fiji telah mengirimkan lebih banyak tentara dalam misi penjaga perdamaian PBB dibandingkan bangsa lain, sehingga membantu ekonomi dan meningkatkan citra global. [ded412/news desk/Aljazeera]