ISIS Bertolak Belakang Dengan NKRI, Israel?

SOLO (Jurnalislam.com) – Menanggapi sikap pemerintah Indonesia yang tengah gencar memberangus gerakan Daulah Islam Irak dan Syam (ISIS) dari mulai ideologi, simpatisan hingga atribut-atributnya, Ketua Majelis Syuro Jamaah Asharusy Syariah Ustadz Abdurrochim Ba’asyir melihatnya sebagai bentuk ketidakadilan yang diperlihatkan pemerintah Indonesia.

Menurutnya, sikap pemerintah Indonesia yang begitu keras terhadap ISIS tidak dibarengi dengan sikap adil dalam menyikapi warga negara Indonesia yang secara terang-terangan memberikan simpati dan dukungannya kepada negara teroris Israel.

“Sampai kini tak ada gerakan penangkapan atau penggiringan opini yang begitu massif terhadap rakyat Indonesia tentang betapa bahayanya ideologi yang dianut oleh orang-orang Israel itu. Israel bahkan jauh lebih teroris dan penjajah dibanding ISIS, Israel jauh lebih ganas dan biadab, Israel juga menimbulkan masalah kemanusiaan serius, anda tidak percaya saksikanlah sendiri ke bumi Gaza,” tuturnya kepada Jurnalislam, Rabu (13/8/2014).

Ustadz Iim, sapaan akrabnya, mempertanyakan status oknum-oknum anggota DPR yang menghadiri perayaan Hari “Kemerdekaan” Israel di Singapura beberapa waktu lalu.

“Tetapi pemerintah Indonesia tak kunjung menangkapi mereka,” tambahnya.

Beliau melanjutkan bahwa jika dilihat dari norma-norma Pancasila yang dianut pemerintah Indonesia, keberadaan Israel justru sangat bertentangan dengan negara ini.

“Israel bertentangan dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa, karena Israel tak pernah menghormati kebebasan warga Palestina melaksanakan ibadah mereka dengan tenang. Israel bertentangan dengan sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, karena Israel tak pernah menghormati nilai kemanusiaan bangsa lain. Israel bertentangan dengan sila Keadilan Sosial, karena Israel tak pernah adil terhadap bangsa Palestina. Ada kepentingan apa sebenarnya di balik upaya meng “PKI” kan ISIS ini?" pungkasnya.

Untuk diketahui, Indonesia tidak pernah mempunyai hubungan diplomatik dengan Israel, negara yang menurut kepala HAM PBB Navi Pillay telah melakukan kejahatan perang selama puluhan tahun di Gaza. Catatan itu seharusnya sudah cukup untuk menghukumi simpatisan-simpatisan “negara” Israel di Indonesia. Namun hingga saat ini Benzamin Ketang, seorang warga Manado yang mengaku berdarah Yahudi dan gencar mempropagandakan dukungannya kepada Israel justru masih hidup bebas, malah sempat mencalonkan diri jadi anggota legislatif dari Partai Demokrat. Atribut-atribut negeri penjajah itu seperti bintang David pun bisa dengan bebas dipropagandakan di negeri yang katanya menjungjung tinggi Hak Asasi Manusia ini. Lantas kenapa saat ini pemerintah Indonesia malah memburu warganya yang bangga dengan atribut tauhid bertuliskan Laa Ilaaha Illallah?

Reporter | Editor : Amaif

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.