TEHERAN (jurnalislam.com)– Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran pada Rabu (18/6/2024) mengklaim telah menguasai sepenuhnya wilayah udara Israel setelah meluncurkan gelombang serangan rudal hipersonik Fattah-1 dalam Operasi True Promise 3.
IRGC menyatakan bahwa rudal Fattah generasi pertama berhasil menembus sistem pertahanan udara Israel dan menghantam tempat-tempat perlindungan militer dengan presisi tinggi. Serangan ini diklaim sebagai balasan terhadap agresi militer Israel terhadap situs militer dan nuklir Iran pekan lalu.
“Rudal Fattah yang kuat dan sangat lincah telah menembus perisai pertahanan rudal, mengguncang perlindungan para pengecut Zionis berkali-kali,” demikian kutipan pernyataan resmi IRGC.
“Serangan rudal malam ini membuktikan bahwa kami kini memegang kendali penuh atas langit wilayah yang diduduki.”
Pernyataan tersebut merupakan respons terhadap klaim sebelumnya dari pejabat militer Israel dan Amerika Serikat yang menyatakan telah menguasai wilayah udara Iran. Dalam beberapa hari terakhir, militer Israel melancarkan serangan udara intensif dan menyebut kini dapat terbang di atas Teheran tanpa perlawanan signifikan, usai melumpuhkan sistem pertahanan udara Iran.
Israel juga memperingatkan warga sipil di Teheran untuk mengungsi, dan dilaporkan telah menyerang kantor pusat televisi pemerintah Iran saat sedang melakukan siaran langsung. Serangan tersebut merupakan bagian dari Operasi Lion’s Courage yang dicanangkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
“Serangan ini akan terus berlanjut hingga semua fasilitas nuklir dan persenjataan rudal Iran dihancurkan,” tegas Netanyahu.
Presiden AS Donald Trump, melalui akun Truth Social miliknya, juga mendukung operasi Israel. Ia menulis bahwa pasukan AS dan Israel kini memegang kendali penuh atas langit Iran, menyebut dominasi udara itu sebagai hasil kekuatan teknologi buatan Amerika.
Namun IRGC menegaskan bahwa dengan pengerahan rudal Fattah-1, mereka kini juga memegang kekuasaan penuh atas langit Israel. Rudal hipersonik ini pertama kali diluncurkan Iran pada 2023 dan dirancang khusus untuk menghindari sistem pertahanan seperti Iron Dome dan Arrow.
Fattah-1 adalah rudal jarak menengah sepanjang 12 meter, dengan hulu ledak seberat 200 kilogram, jangkauan hingga 1.400 kilometer, dan kecepatan maksimum Mach 14,6 atau sekitar 17.900 km/jam. Ditenagai bahan bakar padat satu tahap dan dilengkapi wahana luncur hipersonik (HGV), rudal ini mampu bermanuver selama penerbangan untuk menghindari intersepsi.
IRGC menegaskan bahwa penggunaan rudal Fattah-1 dalam konflik saat ini merupakan pengerahan militer strategis pertama sejak konflik eskalatif dimulai pada pertengahan Juni, dan diproyeksikan akan menjadi titik balik signifikan dalam dinamika militer di kawasan.
Dengan kedua pihak kini saling mengklaim supremasi udara, eskalasi konflik tampaknya akan terus berlanjut, belum ada tanda-tanda bahwa ketegangan akan mereda dalam waktu dekat. (Bahry)
Sumber: Cradle