Irak Lancarkan Serangan Pamungkas untuk Rebut Tal Afar dari IS

Irak Lancarkan Serangan Pamungkas untuk Rebut Tal Afar dari IS

IRAK (Jurnalislam.com) – Pasukan Irak telah melakukan serangan darat untuk merebut kembali wilayah yang dipegang IS di bagian utara negara tersebut, kata Perdana Menteri Haider al-Abadi.

“Anda menyerah atau mati”, kata Abadi kepada Islamic State (IS) – yang telah menguasai kota ini sejak tahun 2014 – dalam sebuah pidato di televisi yang mengumumkan operasi tersebut pada hari Ahad (20/8/2017).

Tal Afar dan daerah sekitarnya termasuk wilayah kantong terakhir yang dikuasai IS di Irak, setelah kemenangan diumumkan di Mosul, kota terbesar kedua di negara itu.

Reporter Al Jazeera Osama Bin Javaid, melaporkan dari Erbil, mengatakan bahwa serangan darat memang baru saja diumumkan, “namun operasi tersebut sebenarnya telah berlangsung selama beberapa pekan.”

Serangan udara koalisi pimpinan AS yang menargetkan IS di kota tersebut dimulai satu bulan setelah mendapat kemenangan di Mosul.

“Dalam 48 jam terakhir, mereka telah mulai menyerang dan menghancurkan sejumlah target IS,” kata Bin Javaid.

Tal Afar berada di sebelah barat Mosul dan sekitar 150km timur perbatasan Suriah, terbentang di sepanjang jalan utama yang menjadi jalur suplai utama IS.

Tal Afar terputus dari sisa wilayah yang dikuasai IS pada bulan Juni.

Beberapa jam sebelum pengumuman Abadi, angkatan udara Irak menjatuhkan selebaran dari atas kota, menyuruh penduduk untuk melakukan tindakan pencegahan.

“Persiapkan diri Anda, pertempuran besar sudah dekat dan kemenangan akan datang,” isi selebaran itu.

Pejabat Irak percaya ada sekitar 1.400 dan 1.600 pasukan IS di daerah Tal Afar, termasuk banyak pejuang asing, menurut Brigadir Irak, Jenderal Yahia Rasool yang berbicara melalui juru bahasa pada hari Sabtu.

“Saya rasa ini tidak akan lebih sulit dari pada pertempuran Mosul, dengan mempertimbangkan pengalaman yang kami dapatkan di Mosul,” katanya kepada wartawan.

Pensiunan Jenderal AS Mark Kimmitt mengatakan bahwa walaupun merebut kembali Tal Afar akan menjadi “tonggak penting”, itu tidak berarti hari-hari terakhir IS.

“Kami tidak melihat hari-hari terakhir IS, baik di Irak atau di Suriah, atau di luar negara-negara tersebut,” kata Kimmitt kepada Al Jazeera. “Mereka masih tetap merupakan kekuatan yang sangat kuat, tidak hanya oleh khilafah yang memproklamirkan diri, tapi kami terus melihat serangan yang terinspirasi oleh IS di tempat-tempat seperti Barcelona dan tempat lain.”

Ribuan warga Irak telah melarikan diri ke wilayah Kurdi Irak saat persiapan serangan berlanjut.

Dewan Pengungsi Norwegia mengatakan pada hari Sabtu bahwa pengungsi di dekat kota utara Tal Afar menghadapi kondisi yang keras, dan dihentikan oleh pihak berwenang di timur daerah Mosul dan Kurdi saat mereka mencoba melarikan diri dari pertempuran tersebut.

“Sangat sulit bagi mereka untuk bergerak,” kata Melany Markham, seorang juru bicara kelompok kemanusiaan, kepada Al Jazeera, menambahkan bahwa satu lokasi transit kapasitasnya sudah penuh, dan tidak dapat menampung lebih banyak pengungsi lagi.

Dia mengatakan bahwa suhu di puncak musim panas antara 45 dan 50 derajat Celcius membuat perjalanan semakin menantang.

Markham mengatakan bahwa walaupun lokasi transit mereka di Hammam al-Alil penuh, kamp-kamp lain seperti di Khazar, sebelah barat kota Kurdi, Erbil, dapat menampung hingga 40.000 pengungsi.

Diperkirakan 50.000 orang telah melarikan diri dari daerah sekitar Tal Afar sejak April, dan sedikitnya 50.000 lainnya dapat melarikan diri dalam beberapa hari dan pekan mendatang, menurut kelompok bantuan.

Jumlah itu menambah jumlah perkiraan satu juta pengungsi yang telah lebih dulu melarikan diri dari Mosul.

Bagikan