Intelijen AS: Israel Siap Serang Fasilitas Nuklir Iran

Intelijen AS: Israel Siap Serang Fasilitas Nuklir Iran

WASHINGTON (jurnalislam.com)– Amerika Serikat menerima laporan intelijen terbaru yang menyebut bahwa Israel tengah melakukan persiapan serius untuk menyerang fasilitas nuklir Iran. Informasi ini dilansir dari CNN pada 20 Mei 2025, mengutip sejumlah pejabat AS yang mengetahui langsung perkembangan tersebut.

Menurut laporan itu, jika serangan dilakukan, langkah tersebut akan menjadi titik balik dramatis dalam hubungan antara Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, serta berpotensi memicu konflik regional yang lebih luas di Timur Tengah. Hal ini menjadi perhatian besar, terutama setelah konflik Gaza pada 2023 yang menimbulkan ketegangan global.

Pejabat AS menekankan bahwa belum ada keputusan akhir dari Israel, meskipun ada perbedaan pendapat di internal pemerintahan AS mengenai kemungkinan tindakan Israel. Sumber menyebut bahwa peluang Israel menyerang fasilitas nuklir Iran meningkat drastis dalam beberapa bulan terakhir.

“Peluang serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran telah meningkat secara signifikan,” ungkap seorang sumber yang memahami intelijen AS.

Kekhawatiran itu diperkuat oleh komunikasi Israel yang disadap serta pengamatan atas aktivitas militer seperti pergerakan amunisi dan latihan udara skala besar. Namun, sejumlah analis memperingatkan bahwa langkah tersebut bisa jadi hanyalah strategi tekanan agar Iran menghentikan pengayaan uranium.

Presiden Trump sendiri disebut telah memberikan tenggat waktu 60 hari kepada Iran untuk menerima kesepakatan yang diusulkan AS. Namun, tenggat waktu tersebut telah terlewati dan pembicaraan diplomatik belum menunjukkan kemajuan signifikan. Bahkan, Trump disebut hanya akan memberi waktu beberapa minggu lagi sebelum beralih pada opsi militer.

Situasi ini menempatkan Israel dalam dilema strategis. Netanyahu berada dalam tekanan untuk mencegah terjadinya “kesepakatan buruk” antara AS dan Iran, yang menurut Israel tidak menjamin keselamatan kawasan. Di sisi lain, Netanyahu juga tidak ingin merusak hubungannya dengan sekutu strategisnya di Gedung Putih.

Menurut intelijen AS, Iran kini berada dalam posisi militer terlemah dalam beberapa dekade terakhir. Hal ini dipicu oleh serangan Israel terhadap fasilitas militer Iran serta dampak berat dari sanksi ekonomi dan kehancuran proksi regionalnya.

Meski demikian, kemampuan Israel untuk menyerang dan menghancurkan seluruh fasilitas nuklir Iran secara mandiri masih diragukan. Mereka dinilai masih membutuhkan dukungan AS dalam bentuk pengisian bahan bakar udara dan bom penghancur bunker bawah tanah.

Sementara itu, pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyatakan bahwa ia tidak menaruh harapan besar pada negosiasi dengan AS. Ia menegaskan bahwa Iran tidak akan menyerah pada permintaan AS untuk menghentikan pengayaan uranium, yang menurutnya adalah hak berdasarkan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir PBB.

Putaran pembicaraan lanjutan antara AS dan Iran direncanakan berlangsung di Eropa pekan ini, namun hingga kini belum ada titik temu. Ketidakpastian inilah yang mendorong Israel mempertimbangkan opsi militer sebagai langkah terakhir untuk menghentikan ambisi nuklir Iran. (Bahry)

Sumber: CNN

Bagikan