Inilah Komunike Oposisi Suriah Hasil Konferensi di Arab Saudi

Inilah Komunike Oposisi Suriah Hasil Konferensi di Arab Saudi

ARAB SAUDI (Jurnalislam.com) – Oposisi utama Suriah mendesak permintaannya pada hari Kamis (23/11/2017) yaitu Presiden Bashar al-Assad tidak boleh berperan dalam periode interim di bawah kesepakatan damai yang disponsori PBB, meskipun ada spekulasi bahwa mereka dapat melunakkan pendiriannya, lansir Al Arabiya.

“Para peserta menekankan bahwa transisi tidak dapat terjadi tanpa kepergian Bashar al Assad dan sekutunya di awal masa interim,” kata kelompok oposisi dalam sebuah komunike saat akhir pertemuan di Arab Saudi.

Kelompok oposisi mengadakan pertemuan untuk mencari posisi terpadu menjelang perundingan perdamaian yang didukung PBB, setelah militer Rusia melakukan intervensi selama dua tahun untuk membantu rezim Assad merebut kembali semua kota besar di Suriah.

Komunike tersebut mengatakan bahwa para peserta mendukung sebuah proses politik berbasis PBB yang memungkinkan Suriah menjalani “transisi politik radikal” dari sebuah “sistem otoriter” ke sebuah demokrasi di mana pemilihan bebas akan dijunjung tinggi.

Oposisi Suriah di Arab Saudi: Hapus Bashar Assad dalam Rancangan Resolusi

Komunike terakhir mencakup hal-hal berikut:

– Memulai negosiasi tanpa prasyarat
– Referensi untuk negosiasi adalah keputusan Konferensi Riyadh
– Mengatasi krisis sesuai dengan resolusi internasional
– Menolak intervensi regional dan internasional, yang dipimpin oleh Iran
– Mundurnya pasukan yang didukung Iran
– Iran ditetapkan membuat perubahan demografis dan menyebarkan terorisme
– mencela peran Iran dalam mendestabilisasi wilayah tersebut
– Menekankan pertanggungjawaban atas kejahatan perang
– Mempertahankan institusi Negara, termasuk keamanan dan reformasi

Pertemuan lebih dari 140 peserta dari spektrum oposisi mainstream yang luas, termasuk anggota independen dan faksi militer Free Syria, juga menyalahkan rezim Suriah karena kurangnya kemajuan dalam perundingan berbasis Jenewa yang diadakan di masa lalu.

“Proses politik belum mencapai tujuannya karena pelanggaran yang dilakukan rezim,” kata komunike tersebut, mengutip pemboman wilayah sipil, pengepungan daerah oposisi dan penahanan puluhan ribu pasukan oposisi.

Perang Suriah, yang sekarang berada di tahun ketujuh, telah membunuh ratusan ribu orang dan menciptakan krisis pengungsi terburuk di dunia, yang membuat lebih dari 11 juta orang keluar dari rumah mereka.

Ada spekulasi bahwa oposisi dapat melunakkan tuntutannya agar Assad meninggalkan kekuasaan sebelum transisi pada pertemuan tersebut. Riyad Hijab, seorang pemimpin garis keras oposisi yang memimpin Komite Negosiasi Tinggi yang mewakili oposisi pada putaran perundingan sebelumnya, tiba-tiba berhenti pekan ini.

Bagikan