IKSM Gelar Wokshop Penyusunan Modul Ajar Kurikulum Merdeka

IKSM Gelar Wokshop Penyusunan Modul Ajar Kurikulum Merdeka
SURAKARTA(Jurnalislam.com)–IKSM SMP/MTS Muhammadiyah Kota Surakarta menggelar workshop penyusunan modul ajar kurikulum merdeka pada Selasa (28/6) di Balai Muhammadiyah Kota Surakarta. Acara dihadiri kurang lebih 130 peserta yang terdiri ta menyambut baik kegiatan workshop penyusunan modul kurikulum merdeka. Hal itu karena penyusunan modul ajar merupakan bagian tugas guru. Guru memiliki tugas mulai sebagai pendidik, pengajar, pelatih, pembiatas Kepala Sekolah, Wakasek Kurikulum, guru kelas VII, dan guru BK dari SMP/MTS Muhammadiyah di Kota Surakarta.
Drs. H. Tridjono selaku Ketua Majelis Dikdasmen PDM Kota Surakarmbing, dan penilai.
“Kesuksesan kegiatan pembelajaran di kelas dipengaruhi kemampuan guru. Guru sebagai motivator, akselerator, fasilitator, dan inovator. Semakin kreatif guru maka semakin menarik dan menyenangkan kegiatan pembelajaran di kelas,” jelasnya saat sambutan acara workshop.
Rusmanto, S.Pd.I, M.Pd.I, Kepala SMP Muhammadiyah 8 Kota Surakarta, selaku narasumber workshop memantik semangat peserta yang hadir. Menurutnya workshop ini penting diselenggarakan karena dalam rangka mempersiapkan sekolah-sekolah Muhammadiyah agar lebih siap dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka tahun ajaran 2022/2023.
“Kurikulum merdeka adalah kurikulum yang memerdekakan guru dan memuliakan siswa termasuk wali siswa sehingga siswa semakin kerasan baik di rumah maupun di sekolah. Sekolahku rumah kedua dan sekolahku surgaku,” jelasnya.
Rusmanto juga mengharapkan masyarakat dalam hal ini orang tua siswa semakin fokus dan semangat dalam membantu sekolah menjalankan program-programnya. Bakat dan minat para siswa semakin terasah. Selain itu, guru ketika melihat siswa sebagai pribadi yang unik dan memiliki beragam potensi yang berbeda. Guru semakin fokus mengembangkan potensi siswa.
“Kurikulum merdeka tidak ada guru yang marah-marah lagi kepada siswa. Guru tidak memaksakan siswa menyelesaikan semua pelajaran, tetapi bagaimana guru mampu membimbing dan memantik siswa agar berkembang dan tumbuh sesuai bakat dan minatnya. Akhirnya, sekolah Muhammadiyah maju dan berkembang,” jelasnya.
Rusmanto mencontohkan bagaimana implementasi kurikulum merdeka di sekolah yang dipimpinnya. Perencanaan kurikulum merdeka berdasarkan masukan dan saran dari wali siswa dan siswa agar sesuai kebutuhan. Maka ketika proses pengambilan rapor dimanfaatkan untuk menyaring saran dan masukan dari orang tua atau wali siswa.
“Saran dan masukan dari Wali Siswa digunakan untuk perbaikan program kegiatan sekolah ke depan,” tandasnya.
Acara workshop dilanjutkan dengan diskusi kelompok sesuai cluster bidang pengajaran masing-masing. Diskusi dipandu oleh mentor yang sudah berpengalaman. Terlihat peserta antusias dalam proses diskusi hingga presentasi materi.
Sementara itu, salah satu peserta workshop, Jamaluddin, guru bahasa Indonesia SMP Muhammadiyah 10 Kota Surakarta mengaku senang mengikuti kegiatan workshop penyusunan modul ajar kurikulum merdeka.
“Hari ini mendapat pencerahan dari instruktur tentang kurikulum merdeka. Setelah ini, saya akan koordinasi dengan pimpinan dan kurikulum dalam membahas penerapan kurikulum merdeka di kelas serta menyiapkan modul pembelajaran,” jelasnya.
Hal serupa juga disampaikan Rizka Dian Permatasari, S.Pd., guru bahasa Inggris SMP Muhammadiyah PK Kottabarat Surakarta, melalui workshop ini mendapat pemahaman tentang panduan menyusun modul ajar kurikulum merdeka yang lebih baik.
Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.