Human Rights Watch Kecam Presiden Filpina Perbolehkan Perkosa Muslimah Marawi

Human Rights Watch Kecam Presiden Filpina Perbolehkan Perkosa Muslimah Marawi

FILIPINA (Jurnalislam.com) – Pernyataan Presiden Filipina Rodrigo Duterte sangat mengejutkan dan menarik perhatian aktivis hak asasi manusia dan pendukung perempuan (Human Rights Watch- HRW) saat dia menyatakan dalam sebuah pidato pada hari Jumat kemarin bahwa pemerkosaan di daerah Muslim Marawi dapat diterima berdasarkan Darurat Militer, lansir Al Arabiya Senin (29/5/2017).

Pidato Duterte tampaknya berusaha mendorong tentara untuk melakukan tugas mereka saat dia mengklaim bahwa dia akan bertanggung jawab jika mereka melakukan pemerkosaan.

“Berjuang, dan aku akan berdoa untukmu dan aku akan menjawab semuanya,” katanya saat berpidato.

“Lakukan saja pekerjaanmu. Aku akan mengurus sisanya. Aku akan dipenjara untukmu. Jika Anda memperkosa tiga orang wanita, saya yang akan mengakuinya, “lanjutnya.

Menurut Huffington Post, aktivis hak asasi manusia dan pendukung wanita mengeluarkan pernyataan merespon pidato tersebut.

Wakil Direktur Human Rights Watch divisi Asia, Phelim Kine menyatakan, “Komentar pro-pemerkosaan hanya mengkonfirmasi beberapa ketakutan terburuk aktivis hak asasi manusia bahwa pemerintah Duterte tidak hanya akan menutup mata terhadap kemungkinan pelanggaran militer di Mindanao, namun malah secara aktif mendorong mereka melakukannya.”

Partai Wanita Gabriela di Filipina juga mengomentari pidato dengn menyatakan, “Perkosaan bukanlah sebuah lelucon. Upaya untuk menyenangkan kekuatan militer yang menggunakan wanita untuk memberi makan mentalitas fasad macho … mendorong kekuatan militer untuk secara sistematis menggunakan pemerkosaan sebagai alat perang,”

Menurut The Guardian, juru bicara Duterte tidak segera menanggapi komentar pemerkosaan tersebut.

Bagikan