FPI Kota Serang : Radikalisme itu Lahir dari TV Bukan dari Pesantren

SERANG (Jurnalislam.com) – Pernyataan sepihak ketua Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Saud Usman tentang 19 pondok pesantren (ponpes) yang dicap radikal terus menuai kecaman. Ketua FPW FPI Kota Serang, KH Muhammad Nasehuddin menilai pernyataan tersebut salah besar.

“Pejabat pemerintah salah besar jika langsung menuding pondok pesantren bahkan mencap radikal, menurut kami salah besar,” tegas kepada Jurnalislam, Kamis (4/1/2016).

Menurutnya, radikalisme justru muncul dari televisi. “Dari media-media yang selama ini dibiarkan oleh pemerintah tanpa ada pengawasan sedikitpun,” cetusnya.

Naseh menjelaskan, televisi telah mengajarkan kekerasan, mengajarkan ketidaksantunan terhadap orang tua. “Itu semua timbulnya dari TV, bukan dari pondok pesantren, hatta bab dari radikalisme tadi, pemboman, penembakan,” tegasnya.

“Makanya imam besar FPI (Habib Rizieq) mengatakan bahwa jangan kaget jika besok ada anak usia 5 tahun membawa AK-47 ke jalan Thamrin, karena mereka semua sudah diracuni oleh televise,” katanya.

Naseh juga menilai pemerintah salah besar dengan menyalahkan pondok pesantren dan ayat-ayat Al Qur’an sebagai sumber radikalisme. “Saya malah khawatir pemerintah ini murtad semua, karena setelah kita lihat dan kaji langsung ataupun tidak langsung, mereka kaya yang lebih pintar dari Allah,” tegasnya.

“Ayat jihad tidak salah, Al Qur’an pasti benar, justru kelalain mereka sendiri,” pungkasnya.

Reporter: Muhammad Fajar | Jurnalislam

 

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.