FILIPINA (Jurnalislam.com) – Saat tentara Filipina terus bertempur melawan kelompok Maute di Marawi yang terkait dengan kelompok Islamic State (IS), pemerintah telah memulai upaya untuk membangun kembali kota yang hancur dilanda perang.
“Pembangunan 1.100 unit penampungan sementara dimulai pekan pertama bulan September,” kata juru bicara Task Force Bangon Marawi, Kristoffer Purisima, dalam sebuah media briefing, lansir Anadolu Agency, Sabtu (5/8/2017).
Tempat penampungan akan dibangun di atas lahan seluas 11 hektar milik pribadi, yang disewakan kepada pemerintah, untuk menampung lebih dari 50.000 keluarga yang kehilangan tempat tinggal akibat bentrokan tersebut.
Tempat penampungan ini akan memiliki madrasah, area dapur, ruang cuci, pasar, masjid, persediaan air, toilet dan aula serbaguna.
Serangan militer Marawi dimulai pada tanggal 23 Mei, setelah kelompok Maute bereaksi terhadap kegagalan pasukan Filipina untuk menangkap Isnilon Hapilon, yang dianggap oleh banyak orang sebagai teroris Filipina yang paling dicari. Washington menempatkan hadiah $ 5 juta atas kepalanya. Presiden Rodrigo Duarte menginginkan dia mati atau hidup.
Hapilon dilaporkan telah melarikan diri dari zona pertempuran pada pecan-pekan awal pengepungan, namun, dalam sebuah pernyataan baru-baru ini, Kepala Komando Mindanao Barat Letnan Jenderal Carlito Galvez Jr. mengatakan, “dia masih berada di daerah tersebut” dan bertempur bersama kelompok Maute.
Seiring kemajuan militer, posisinya sekarang terkurung di dua desa – setara dengan kurang dari satu kilometer persegi, menurut juru bicara militer Brigadir Jenderal Restituto Padilla.
“Jadi, saat kita menjalani operasi militer, ini menjadi pertarungan yang sangat dekat dan kompleksitasnya di lapangan benar-benar jauh lebih menantang,” kata Padilla.
Pada 4 Agustus 522 militan, 119 tentara negara bagian dan 45 warga sipil tewas ini menurut jumlah korban resmi militer.
Sementara itu, Duterte mengejutkan tentara di Marawi, dengan kunjungan untuk meningkatkan semangat pada hari Jumat.
Kunjungan itu merupakan kunjungan kedua Duterte ke Marawi dan sama seperti kunjungan pertama tanggal 20 Juli, perjalanan presiden tersebut diumumkan ke media hanya setelah dia pergi.
Duterte mengadakan dialog keluarga dengan para prajurit. “Saya harus berada di sini karena saya ingin kalian semua tahu bahwa saya mencintai kalian semua. Saya harap Anda bisa membersihkan Kota Marawi dan menyingkirkan pejuang Maute,” kata Duterte seperti dikutip ABS-CBN News.