Erdogan: Israel Tak Inginkan Palestina Jadi Negara Merdeka

ANKARA (Jurnalislam.com)  – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada hari Senin (12/01/2015) bahwa Israel tidak ingin negara Palestina merdeka dan bahwa Israel menganggap kemerdekaan Palestina  sebagai ancaman bagi keberadaan Israel.

Pernyataan itu ia sampaikan pada konferensi pers bersama dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Keduanya sedang membahas hubungan bilateral, serta masalah-masalah regional dan perkembangan terbaru di Perancis.

"Kita berbagi pikiran untuk lebih memastikan perdamaian yang permanen, adil, dan komprehensif di wilayah tersebut dan mengakhiri kebijakan dan pendudukan agresif Israel," kata Erdogan.

Erdogan juga membahas "langkah-langkah untuk negara Palestina merdeka dan rekonstruksi Gaza.

"Masalah Palestina, yang mendasari masalah di Timur Tengah, adalah luka pendarahan bagi umat manusia," lanjutnya.

Erdogan menyatakan bahwa Israel belum siap untuk perdamaian dan tidak akan ada solusi yang adil atau permanen untuk masalah tersebut kecuali ketidakadilan ini berakhir.

Dia juga mengatakan bahwa masyarakat internasional telah mulai mengambil sikap yang lebih menentukan terhadap "usaha keras Israel di wilayah tersebut."

"Seratus tiga puluh lima negara, termasuk Swedia, telah mengakui negara Palestina sejauh ini, Israel harus membaca pesan ini dengan benar," imbuhnya.

Swedia secara resmi mengakui Negara Palestina pada bulan Oktober 2014, sekaligus menjadi negara Uni Eropa pertama yang melakukannya.

Presiden Turki mengatakan Dewan Keamanan PBB tidak melakukan tugasnya dalam menangani Israel yang keras kepala yang telah menyebabkan peningkatan ketegangan di wilayah tersebut.

Erdogan mengulangi pernyataannya yang terkenal yaitu "dunia ini lebih besar dari lima," mengacu pada lima anggota Dewan Keamanan PBB yang dapat memveto setiap resolusi substantif.

"Dewan Keamanan PBB harus direformasi," tegasnya. "Melindungi Yerusalem tidak hanya tugas Palestina, tetapi juga tanggung jawab seluruh Muslim sedunia," kata Presiden Turki itu lagi.

Erdogan juga mengungkapkan keinginan terbesar Turki, yaitu untuk melihat negara Palestina merdeka sesuai batas pra-1967, dengan Yerusalem sebagai ibukotanya.

"Turki akan terus mendukung Palestina untuk mencapai tujuan ini," tambahnya.

Sementara itu, presiden Palestina, Mahmoud Abbas mengucapkan terima kasih kepada Turki karena telah menekan secara khusus masalah Palestina dan upaya diplomatik dalam masyarakat internasional.

"Kami menentang setiap jenis perubahan kebijakan Al-Aqsha. Ketakutan terbesar kami adalah bahwa konflik yang ada berubah menjadi konflik agama, yang sama sekali tidak kita inginkan," kata Abbas.

Deddy | Anadolu Agency | Jurniscom

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.