JAKARTA (Jurnalislam.com) – Menanggapi penangkapan 4 Warga Negara Asing (WNA) di di Desa Marantale Kecamatan Siniu, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah kemarin (13/9/2014), Direktur The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA), Harits Abu Ulya (HAU) meminta agar Polri untuk tidak mengumbar opini, karena menurutnya ke empat WNA asal Turki itu belum tentu termasuk kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Abu Wardah alias Santoso.
"Polri jangan umbar opini, dalami saja kenapa WNA masuk Poso dan pelanggaran apa yang mereka lakukan WNA tersebut?" pungkasnya kepada Jurnalislam, Ahad (14/9/2014).
HAU juga mempertanyakan kenapa DPO Mokhtar yang diklaim Polri sebagai fasilitator keempat WNA tersebut tidak ditangkap. "Kok bisa tahu DPO yang memfasilitasi? Lalu kenapa Mokhtar tidak ditangkap?" ujarnya.
HAU menambahkan, semua yang disampaikan oleh pihak kepolisian masih spekulasi yang berdasarkan pada beberapa indikasi. "Misal saat ada pencegatan justru mereka menghindar dan lari,” lanjutnya.
HAU menduga Polri sedang membuat opini seolah-olah jaringan teroris Indonesia sudah terhubung dengan jaringan teroris internasional.
“Bisa jadi ini pancingan dan jebakan untuk mereka, kepentingannya untuk membuat cerita lebih serius kelompok teroris lokal terhubung dengan jaringan luar negeri atau global,” kata Harits.
Keempat WN Turki adalah A Basyit, A Bozoghlan, A Bayram dan A Zubaidan. Sekitar pukul 10.35 WIB tadi mereka tiba di Mako Brimob Kelapa Dua Depok untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Editor : Amaif