Buta Karena Glukoma, Abdul Manan Bangkit Menjadi Penghafal Al-Qur’an di Usia 48 Tahun

Buta Karena Glukoma, Abdul Manan Bangkit Menjadi Penghafal Al-Qur’an di Usia 48 Tahun

“Saya hanya mengandalkan Mp4, saya dengarkan sebanyak-banyaknya, sambil mencoba menirukan. Ini saya lakukan pada tengah malam setiap hari, seusai bangun dari tidur. Bacaan itu terus-menerus saya ulang,” tuturnya.

SURABAYA (Jurnalislam.com) – Perasaan Abdul Manan hancur ketika penyakit Glukoma merenggut penglihatannya beberapa tahun lalu. Rumah tangga pria 48 tahun inipun nyaris hancur karena Abdul Manan merasa tak pantas lagi memimpin keluarganya.

“Bahkan rumah tangga saya di ujung tanduk. Bukan karena istri saya yang tidak menerima, namun saya merasa tidak pantas jadi suami. Saya tidak bisa bekerja lagi,” katanya saat didaulat menjadi inspirator dalam acara Majelis Pecinta Al-Qur’an yang digelar Griya Al-Qur’an di Gedung DBL Arena Surabaya, Selasa (11/9/2018).

Abdul Manan terpilih menjadi inspirator dalam acara itu atas perjuangannya menghafal kalam-kalam ilahi di usianya yang mendekati setengah abad. Bukan usia produktif bagi seseorang untuk mampu menghafal Al-Qur’an. Tapi dengan tekad yang bulat, tidak ada yang mustahi, dan Abdul Manan telah berhasil melakukannya.

Di awal-awal setelah Allah Subhanahu wa ta’ala menakdirkannya menjadi tuna netra, seorang teman menyarankan Abdul Manan untuk mencoba menghafalkan Al-Qur’an. Namun Manan pesimis. Di usaianya yang tak lagi muda, mana mungkin ribuan ayat-ayat suci itu mampu dihafalkannya. Ia hanya mengiyakan anjuran sahabatnya itu.

“Wong saya melihat aja tidak bisa hafal, apalagi saat saya buta,” ujarnya saat itu.

Namun setelah dua tahun berjalan, Manan mulai mempertimbangkan kembali anjuran sahabatnya, ia merasa harus harus bangkit dan membuktikan bahwa ia bukan tuna netra biasa. Abdul Mananpun mencoba menghafalkan Al- Qur’an secara diam-diam, tanpa diketahui istri dan anaknya.

“Mereka baru tahu saat saya sudah hafal 30 juz Al Qur’an. Mereka kaget bukan main,” kata dia mengisahkan.

Abdul Manan, tuna netra penghafal Al-Qur’an di usia 48 tahun

Kebulatan tekad dan doa Abdul Manan untuk menghafal Al-Qur’an didengar. Tak butuh waktu lama, pria asal Probolinggo Jawa Timur ini hanya membutuhkan waktu 8 bulan untuk menghafal 30 Juz Al-Qur’an. Masya Allah…

Abdul Manan mulai menghafal di usia 39. Sudah 9 tahun ini, pria 48 tahun ini menekuni Al-Qur’an. Setiap satu minggu, ia mengaku selalu menambah hafalan 1 Juz, begitu seterusnya, hingga 30 Juz itu mampu ia hafalkan dalam waktu 8 bulan saja dengan hanya mengandalkan pendengarannya.

“Saya menghafal Al-Qur’an setelah dua tahun tidak bisa melihat, tepatnya pada tahun 2009 dan saya tidak bisa melihat mulai 2007, saat itu saya mulai menghafal dengan menggunakan Mp4 yang dibantu oleh istri saya,” tutur Manan.

Di hadapan ribuan peserta Majelis Pecinta Al-Qur’an, Abdul Manan menceritakan metode menghafalnya. Setiap hari Abdul Manan mendengarkan lantunan Al-Qur’an melalui audio mp4 dan mencoba menirukannya waktu tengah malam.

“Saya hanya mengandalkan Mp4, saya dengarkan sebanyak-banyaknya, sambil mencoba menirukan. Ini saya lakukan pada tengah malam setiap hari, seusai bangun dari tidur. Bacaan itu terus-menerus saya ulang,” tuturnya.

Menurut Ketua Panitia Majelis Pecinta Al-Qur’an, Wirawan Dwi, kisah Abdul Manan akan menginspirasi umat Islam yang ingin menghafal Al-Qur’an.

“Insya Allah mereka akan menjadi inspirator peserta yang hadir untuk menjalani tahun selanjutnya dengan lebih mantap dengan naungan Al Qur’an,” tegas Wirawan.*

Siaran Pers Griya Al-Qur’an Surabaya

 

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.