Bom Tak Meledak Israel Masih Mengancam Warga Gaza, Anak-Anak Jadi Korban

Bom Tak Meledak Israel Masih Mengancam Warga Gaza, Anak-Anak Jadi Korban

GAZA (jurnalislam.com)– Lebih dari sebulan setelah gencatan senjata diumumkan, jalanan Gaza masih menyimpan luka perang. Kota yang dahulu hidup kini menjelma menjadi puing-puing bisu, rumah-rumah tanpa atap, gang-gang penuh reruntuhan, dan kehidupan yang tersisa hanya berupa bayangan masa lalu.

Namun di antara reruntuhan itu, bahaya masih mengintai bom-bom tak meledak peninggalan serangan Israel tersebar di mana-mana, menunggu tanpa suara.

Di lingkungan selatan Rimal, Mohammed al-Shafi’i (8 tahun) sedang bermain di antara tumpukan beton ketika sebuah bom sisa serangan meledak di sampingnya. Ledakan itu menghancurkan kaki dan tangannya.

“Saya sedang mengisi botol air ketika suara ledakan memecah udara. Saya menemukannya terbaring berlumuran darah. Beberapa jam sebelumnya dia tertawa, membuat mobil dari potongan logam… sekarang dia mungkin tidak akan pernah berjalan lagi,” tutur ibunya, Amal al-Shafei, kepada The New Arab (TNA), pada Rabu (12/11).

Dengan suara lirih, Mohammed mengenang,

“Saya membuat mobil dari logam… lalu semuanya meledak. Tanah menelan saya. Saya tidak bisa berlari atau bermain lagi. Kadang saya merasa benda-benda logam itu mengawasi saya, seperti kematian sedang menunggu.”

Nasib serupa dialami Ahmed al-Razi (11 tahun) di lingkungan Zeitoun, Gaza utara. Saat mencoba membuat mainan dari selongsong roket kosong, sebuah benda logam kecil yang ia kira mainan meledak di tangannya, merenggut satu mata dan tangan kanannya.

“Ahmed anak yang ceria. Sekarang bahkan kerikil membuatnya takut. Matanya kehilangan cahaya hari itu, begitu pula masa kecilnya,” kata ibunya, Samia al-Razi.

Ahmed sendiri berkata lirih,

“Saya pikir itu mainan. Saya membukanya, lalu semuanya gelap. Saya tidak bisa bermain, tidak bisa berlari… bahkan sepak bola pun berbahaya sekarang.”

𝗚𝗮𝘇𝗮 𝗝𝗮𝗱𝗶 𝗟𝗮𝗱𝗮𝗻𝗴 𝗕𝗼𝗺 𝗧𝗮𝗸 𝗠𝗲𝗹𝗲𝗱𝗮𝗸

Tragedi anak-anak ini hanyalah sebagian dari bahaya besar yang masih menghantui warga Gaza.
Menurut Pusat Hak Asasi Gaza (GRC), puluhan ribu persenjataan yang belum meledak bom, rudal, dan peluru artileri tersebar di seluruh wilayah.

Kantor Media Pemerintah Gaza memperkirakan sekitar 20.000 amunisi aktif masih terkubur di bawah reruntuhan, dengan total berat mencapai 71.000 ton di antara lebih dari 65 juta ton puing.

“Hal ini menjadikan Gaza salah satu tempat paling berbahaya di dunia,” ujar Ismail Thawabta, kepala kantor media pemerintah, kepada TNA. Ia memperingatkan bahwa wilayah itu dapat menghadapi “bencana kemanusiaan terbesar dalam sejarah modern jika ancaman ini tidak segera ditangani.”

Lembaga PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mencatat lebih dari 61 juta ton puing kini menutupi wilayah Gaza, menghambat upaya pencarian korban dan rekonstruksi.

𝗢𝗽𝗲𝗿𝗮𝘀𝗶 𝗣𝗲𝗻𝗷𝗶𝗻𝗮𝗸𝗮𝗻 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗕𝗲𝗿𝗶𝘀𝗶𝗸𝗼

Menurut Mahmoud Bassal, juru bicara pertahanan sipil Gaza, sisa bahan peledak banyak ditemukan di dalam rumah warga, di jalan, hingga di lahan pertanian.

“Setiap operasi penyelamatan atau pembersihan adalah pekerjaan yang mengancam nyawa,” ujarnya.

Ledakan demi ledakan masih terjadi. Di Al-Zaytoun, tiga warga tewas ketika granat sisa perang meledak saat mereka membersihkan puing rumahnya. Di kamp pengungsi Al-Nuseirat, empat pekerja luka parah, sementara di Al-Qarar, Khan Younis, satu ledakan lain kembali mengguncang area pemukiman.

Seorang ahli penjinak ranjau lokal, Mohammed, menggambarkan situasi itu dengan getir:

“Kami bekerja di gang sempit, di dekat rumah yang runtuh, dengan anak-anak di sekitar. Setiap langkah bisa memicu bom. Kami kekurangan peralatan, bahan bakar, dan suku cadang. Anak-anak melihat puing-puing sebagai taman bermain, padahal di bawahnya kematian bersembunyi.”

Sejak agresi besar-besaran Israel dimulai pada 7 Oktober 2023, perang yang diakui banyak pihak sebagai genosida itu telah menewaskan lebih dari 69.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

Gencatan senjata yang diumumkan sebulan lalu tidak menghentikan penderitaan rakyat Gaza. Bom yang belum meledak kini menjadi senjata bisu melanjutkan pembunuhan bahkan setelah perang berhenti. (Bahry)

Sumber: TNA

Bagikan