Boko Haram dan Kepentingan AS di Nigeria

Tampaknya tidak ada yang mampu menghentikan Boko Haram. Minggu ini saja kami telah mendengar kabar bahwa dari tujuh desa yang diserbu oleh Boko Haram, terdapat lebih dari 100 orang tewas.

Namun, karena 300 siswi Chibok masih dinyatakan hilang, insiden terpisah ini hanya menarik sedikit perhatian. Dengan mengingat fakta bahwa 5.000 orang telah tewas dan dengan keinginan menyatukan umat manusia, negara-negara Barat belum memotong bantuan mereka bagi perjuangan tentara Nigeria melawan organisasi primitif ini untuk menemukan gadis-gadis yang hilang.

Negara Barat Memainkan Peran Bak Penyelamat

Prancis mengambil langkah penting dengan mengundang semua negara regional termasuk Nigeria, Chad, Benin dan Niger untuk berpartisipasi dalam Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) dalam rangka kerjasama untuk mengalahkan Boko Haram. Seperti yang diinginkan Nigeria, KTT tersebut menghasilkan keputusan bahwa Dewan Keamanan PBB, Prancis, Inggris, Amerika Serikat dan seluruh negara yang terdaftar dalam PBB mendaftarhitamkan dan memberi sanksi bagi kelompok Boko Haram.

Pada kenyataannya keputusan ini cukup mengejutkan, karena Dewan Keamanan PBB biasanya hanya membuat keputusan semacam itu jika ancaman keamanan yang ada dianggap bersifat regional atau internasional. Boko Haram sampai saat ini hanya melakukan serangan di Nigeria, ditambah adanya desas-desus bahwa mereka juga telah melakukan serangan di Niger dan Kamerun.

DK PBB mengambil keputusan bahwa Boko Haram berubah dari ancaman lokal menjadi ancaman regional. Ada kemungkinan bahwa keputusan ini dibuat untuk membenarkan operasi Barat di wilayah tersebut. Orang mungkin berpendapat bahwa jika Boko Haram mampu melakukan tiga serangan terpisah di Nigeria dalam satu hari, mereka tentu saja dapat melakukan hal yang sama di Niger dan Kamerun. Namun sebaliknya, dapat pula ditafsirkan bahwa perburuan siswi yang diculik tersebut bisa meluas tidak hanya terbatas pada lokasi Boko Haram, dan bisa menjadi upaya untuk melakukan operasi yang lebih luas di seluruh wilayah dengan agenda tersembunyi.

Inggris, yang telah mengirimkan pesawat pencari untuk mendukung operasi adalah salah satu negara yang menjanjikan bantuan. Israel juga telah menjanjikan bantuan intelijen. Namun, bantuan terbesar yang dijanjikan adalah dari Amerika Serikat. AS telah menyebarkan berita melalui media sosial. Presiden Obama dan istrinya telah mengeluarkan sejumlah kampanye dan protes di seluruh AS agar para gadis dibebaskan. LSM Nigeria yang berbasis di AS telah mulai bepergian keliling benua Afrika untuk meningkatkan kesadaran akan kekejaman yang dilakukan oleh Boko Haram.

AS baru-baru ini membahas pengiriman 80 ahli militernya ke perbatasan Chad untuk melawan Boko Haram. Meskipun pejabat AS menentang operasi besar-besaran saat ini, pengiriman unit ini akan dianggap sebuah ekspedisi. AS pernah mengirimkan unit semacam itu ke Uganda di masa lalu, namun posisi geopolitik dan strategis Uganda memang sangat berbeda dengan Nigeria. Karena tidak ada yang mengancam kepentingan AS di Uganda, wilayah tersebut tidak membutuhkan tentara yang besar. Lalu apa yang menjadi daya tarik AS di Nigeria?

Berlomba Demi Ekonomi Nigeria

Nigeria adalah eksportir minyak terbesar Afrika dan memiliki masa cadangan gas alam tak tersentuh. Negara ini memiliki populasi 170 juta dan merupakan pasar konsumen terbesar di benua itu. Meskipun ada ketidakstabilan politik, ekonomi Nigeria terus bertumbuh, melampaui tingkat pertumbuhan Afrika Selatan. Meskipun pertumbuhan juga tercatat di Kenya, Tanzania dan Ghana, tetap tidak bisa sebanding dengan Nigeria. Dengan demikian para investor telah menetapkan untuk mengalihkan perhatian mereka ke Nigeria.

Menyisihkan pengeluaran tambahan, Pemerintah Nigeria juga telah meningkatkan pengeluaran di bidang pertahanan sebesar 130 miliar Naira. Dengan 22 % dari anggaran negara dilimpahkan untuk militer, maka Nigeria juga akan menandatangani perjanjian persenjataan dengan Amerika Serikat, Israel, Inggris, Perancis dan China. Prancis sebelumnya benar-benar tidak tertarik untuk membuat penjualan ke Nigeria, tapi setelah kejadian di Pantai Gading, Nigeria menjadi mitra ekonomi bagi Perancis. Adapun Israel, mereka memiliki bagian penting dari pasar pertahanan Nigeria. Menteri Luar Negeri Israel Avigador Lieberman dalam kunjungannya ke Nigeria menandatangani 12 perjanjian pertahanan. Inggris, kecuali tahun 1960-1969 pasca kemerdekaan, telah menjadi pedagang senjata utama bagi Nigeria.

Apakah AS Bermain Sebagai Mesias ?

Jika kita melihat kembali pada sisi militer, AS sebenarnya masih belum menyelesaikan satu unit pun di Chad, namun mereka sudah memiliki pangkalan udara drone di Niger yang telah diketahui umum. Namun, AS memilih Chad daripada Niger. Hai ini menunjukkan rencana mereka untuk membuka front baru. Telah diketahui juga bahwa 150 tentara yang awalnya ditugaskan untuk Uganda belum juga dikirim untuk melawan Joseph Kony. Sebagian prajurit tersebut saat ini malah tersebar di Uganda, Rwanda, Kongo, Afrika Tengah dan Sudan Selatan untuk melatih tentara pribumi. Dengan cara ini, mereka dapat mengendalikan wilayah yang lebih luas di Afrika. Di satu sisi dapat dikatakan bahwa AS, Inggris, Perancis dan beberapa negara NATO lainnya sedang memperkuat cengkeraman mereka di wilayah-wilayah tersebut sambil meyaksikan kekerasan yang sedang berlangsung. Tidak akan berlebihan bila dikatakan bahwa dalam waktu dua puluh tahun ke dalam, kekuatan-kekuatan ini akan memiliki pengaruh besar atas pertahanan Afrika.

Angkatan Laut AS mempertahankan tentara mereka di Guinea untuk memerangi perdagangan narkoba serta pembajakan sebagai bagian dari proyek AFRICOM, yang juga mencakup pantai Kamerun, Nigeria dan Benin. Pada tahun 2010, AS ingin mendirikan basis di Lagos setelah Nigeria keluar dari perjanjian sebelumnya yang seharusnya berupaya membantu menghentikan ekspor bensin ilegal dari delta Niger. Setelah Nigeria setuju untuk memaafkan Komisi Delta Niger rencana untuk mendirikan sebuah basis AS dibatalkan. Namun, sekarang Presiden Nigeria Goodluck Jonathon sudah berubah kembali ke perjanjian, namun saat ini para kritikus yang menentang pembentukan sebuah pangkalan AS telah dibungkam, karena tentara AS dikatakan tidak datang hanya untuk bensin, namun datang untuk mendukung negara dalam perjuangan melawan terorisme terbesar sepanjang sejarah.

AS kini memberikan pelatihan bagi tentara Nigeria dekat perbatasan Chad sehingga mereka dapat menemukan gadis-gadis yang hilang. Namun, jelas bahwa pelatihan ini tidak diberikan dengan niat tulus. Bukankah semua masalah di Somalia disebabkan oleh US yang berada di belakang pendudukan Ethiopia? Bukankah AS yang melatih tentara Ethiopia untuk menghancurkan Persatuan Pengadilan Islam, yang mengadopsi karakter moderat? Pendudukan ini hanya menyebabkan ketidakstabilan di Somalia dan memunculkan radikalisme.

Di Nigeria, ada populasi Muslim besar yang tidak diperhatikan AS. Perang AS dengan Boko Haram akan sangat mempengaruhi populasi ini. Mereka sudah paling menderita akibat serangan Boko Haram. Dengan radikalisasi Nigeria yang mayoritasnya berjumlah 80 juta Muslim, kemungkinan kata-kata Franz Fanon yang berbunyi 'bumi yang celaka’ ketika terjadi tabrakan dengan sekutu Barat tidak boleh dilupakan.

Mungkin Nigeria sedang menuju perang saudara seperti yang terjadi di Kongo. Amerika Serikat dan Perancis mungkin sedang mempersiapkan untuk memperbaharui kebohongan mereka tentang niat mereka untuk menyelamatkan orang-orang dan membawa perdamaian dengan cara yang sama ketika mereka berbohong tentang intervensi mereka dalam perang sipil Uganda dan Rwanda, yang menyebabkan total 5 juta orang tewas. (jurnalislam/worldbuletin)

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.