Berita Terkini

PM Irak Umumkan Kemenangan Total atas IS di Irak

NINEVEH (Jurnalislam.com) – Perdana Menteri Irak Haidar al-Abadi tiba di Mosul pada hari Ahad (9/7/2017) untuk merayakan kemenangan atas kelompok Islamic State (IS).

Televisi negara mengatakan Abadi tiba di kota “untuk mengucapkan selamat kepada pejuang heroik dan rakyat Irak atas kemenangan besar tersebut”, lansir Anadolu Agency.

Perdana menteri Irak itu diperkirakan akan mengumumkan pembebasan kota utara tersebut dari IS selama kunjungannya.

Mosul ditangkap oleh IS di sepanjang wilayah yang luas di utara dan barat Irak pada tahun 2014.

Sebelumnya hari Ahad, pasukan Irak yang memerangi milisi IS mencapai tepian sungai Tigris di Kota Tua Mosul.

Sejak Oktober, pasukan Irak, yang didukung oleh koalisi udara pimpinan agresor AS, telah berusaha mengusir IS dari Mosul, kubu terakhir kelompok tersebut di Irak utara.

Terkait Plagiarisme Afi, Kak Seto : Dia Harus Dapat Pendekatan Psikolog

JAKARTA (Jurnalislam.com) – Terkait kasus plagiarism yang dilakukan Afi Nihaya Faradisa, Psikolog Seto Mulyadi yang karib disapa Kak Seto menilai apa yang dilakukan Afi seperti menjiplak karena ingin membuat dirinya semakin popular.

“Begitu melihat jiplakannya, saya melihat itu adalah ‘kreativitas’ yang bersumber, mungkin, dari keisengan atau hal yang sifatnya akan membuat dia populer,” kata Kak Seto dilansir Republika.co.id Ahad (9/7/2017).

Karenanya, kan Seto meminta warganet, tidak perlu lagi terlalu mempermasalahkan curahan hati Afi Nifaya Faradisa melalui video live Facebook. Namun, dia menyatakan perlu ada pendekatan psikologis terhadap remaja asal Banyuwangi, Jawa Timur, tersebut.

“Jadi engga usah terlalu dipermasalahkan, tapi justru harus ada pendekatan baik dari orang tua, psikolog, dan mungkin kalau memang memerlukan bantuan untuk mendapatkan treatment psikologis, mungkin bisa kami lakukan dari Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI),” tambahnya.

Kak Seto mengatakan pendekatan psikologi untuk mengetahui alasan dan motivasi dari tindakan dan perkataan yang dilontarkan Afi yang berakibat menimbulkan komentar di masyarakat.

Kak Seto mengatakan orang tua perlu melakukan pendekatan intensif untuk mengingatkan anak agar tidak melakukan hal yang salah atau di luar batas kewajaran. “Ada satu kehausan yang berlebihan saat perhatian publik mulai beralih,” ujar dia.

Afi Nihaya Faradisa mulai menjadi perhatian publik saat tulisan berjudul ‘Warisan’ menjadi viral di media sosial. Tulisan tersebut yang membuatnya dikenal publik hingga diberi kesempatan bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta.

Namun, Afi dituduh melakukan plagiarisme pada hampir seluruh ulasan yang diunggahnya melaui akun media sosial, termasuk tulisan ‘Warisan’ yang ternyata karya Mita Handayani.

Pada Sabtu (8/7) kemarin, Afi kembali menjadi viral setelah melakukan live video. Kali ini, video tersebut berisi curhatan hati Afi yang menggambarkan suasana hati yang terpuruk.

Selanjutnya, warganet menyandingkan video Afi dengan seorang remaja asal Kanada bernama Amanda Todd yang melakukan bunuh diri karena menjadi korban bully pada 2012.

Banyak yang merisak Afi karena tuduhan plagiat. Namun, ada juga yang berpendapat agar semua orang yang menjadikan dia mencicipi ketenaran sesaat dengan menariknya ke pusaran politik beberapa waktu lalu bertanggung jawab dengan kondisi Afi.

MUI Desak Polisi Segera Ungkap Pelaku Pembacokan Pakar IT ITB

JAKARTA (Jurnalislam.com) – Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mengecam penyerangan terhadap pakar IT ITB Hermansyah. Ia pun meminta pihak kepolisian agar segera mengungkap siapa pelaku penyerangan terhadap ahli telematika yang pernah mengatakan bahwa chat Habib Rizieq adalah palsu alias rekayasa.

“MUI mendesak pihak kepolisian untuk secepatnya dapat mengungkap pelaku dan menyeret mereka ke depan pengadilan untuk mendapatkan hukuman yang se bera-beratnya dan seadil-adilnya,” kata Anwar Abbas dalam rilis yang diterima Jurnalislam .com, Ahad (9/7/2017).

Karenanya, menurut MUI, polisi harus bertindak professional dan cepat agar peristiwa ini tidak menjadi bola liar.

baca juga : Ini Kata Alumni ITB Saat Tahu Anggotanya Dibacok Orang Tak Dikenal

“Karena sang korban sesuai dengan keilmuan dan keahlian yg dimilikinya dalam bidang telematika telah mampu mengemukakan sisi dan perspektif lain dari beberapa kasus yang ada dan terjadi di negeri ini sehingga terkesan yang bersangkutan memang menjadi target untuk dan akan dihabisi,” pungkasnya.

Seperti diketahui, pakar IT ITB Hermansyah dibacok orang tidak dikenal di Tol Jagorawi dalam perjalanan menuju Depok. Hermansyah merupakan ahli IT yang mengatakan bahwa chat Habib Rizieq merupakan palsu dan penuh rekayasa.

Ini Reaksi Ikatan Alumni ITB Atas Pembacokan Pakar IT Hermansyah

DEPOK (Jurnalislam.com) – Ketua Ikatan Alumni ITB Jakarta, Abdi Munif mengecam pembacokan terhadap pakar IT ITB Hermansyah yang merupakan alumni Fisika Teknik ITB tahun 1989.

“Kami mengutuk tindakan biadab dan pengecut yang dilakukan oleh orang/sekelompok orang tidak bertanggung jawab,” kata Abdi Munif di RS Hermina Depok dalam siaran pers yang diterima redaksi Jurnalislam.com, Ahad (9/7/2017).

Pihak alumni ITB, mendesak aparat kepolisian untuk mengusut kasus ini secara profesional dan transparan serta segera menangkap pelakunya.

“Penyerangan terhadap aktifis demokrasi, jika tidak dituntaskan dengan cepat dan jelas akan menjadikan suatu bentuk teror baru bagi demokrasi,” katanya.

Ia pun meinta Komnas HAM untuk turun tangan mengawasi kasus ini. Seperti diketahui, Hermansyah merupakan pakar IT ITB yang mengatakan bahwa chat Habib Rizieq merupakan palsu dan penuh rekayasa.

‘Penutupan Kasus Anak Presiden Bukti Polisi Tidak Netral’

SOLO (Jurnalislam.com) – Sekjen The Islamic Study and Action Center (ISAC) Endro Sudarsono menilai klaim Wakapolri atas ditutupnya kasus dugaan ujaran kebencian anak Presiden Joko Widodo Kaesang Pangarep merupakan hal yang janggal dan membuktikan bahwa polisi tidak netral.

“Inilah kemudian mendapat kritikan bukan hanya kepada Polri tapi juga pada staf kepresidenan, dia seolah-olah memposisikan sebagai pembela terlapor, ini mengakibatkan pendapat bahwa aparat itu tidak netral, minimal tidak memperlakukan sama, warga negara di mata hukum,” katanya kepada Jurnalislam.com baru-baru ini.

Endor menambahkan, seharusnya jika ada laporan, polisi dapat segera memeriksa terlapor dan pelapor. Bukan malah mengklaim kasus ditutup.

“Seharusnya kasus harus tetap berjalan, di periksa di BAP, penyitaan barang bukti, barulah nanti silahkan di simpulkan setelah gelar perkara.”pungkasnya.

Seperti diketahui, Kaesang mengunggah video blog (Vlog) dan diakhiri dengan kalimat “Dasar Ndeso” dan dianggap menyudutkan kelompok masyarakat tertentu sehingga menuai banyak kecaman dari Netizen khususnya warga Desa.

Ustadz Felix Siauw Ditolak di Semarang, Ini Kata Ustadz Iim Ba’asyir

SOLO (Jurnalislam.com) – Sebanyak lima ormas di Semarang melakukan penolakan terhadap kedatangan Ustadz Felix Siauw hair Jumat (7/7/2017). Mereka menuding bahwa ustadz Felix Siauw sebagai corong Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) , anti NKRI, dan anti Pancasila.

Sedianya, Ustadz Felix dijadwalkan berceramah di Masjid At-Taufiq Banyumanik 8 juli 2017, serta Halal Bihalal di Universitas Sultan Agung Semarang 9 Juli 2017, namun acara tersebut akhirnya batal.

Menganggapi hal tersebut, Juru Bicara Jamaah Anshorusy Syariah(JAS) Ustadz Abdul Rochim Ba’asyir mengatakan bahwa sampai sekarang HTI masih eksis dan belum bubar karena tidak ada keputusan hukum terkait pembubaran HTI.

“Ada upaya dari pemerintahan untuk melakukan framing di akar rumput (masyarakat-red), bahwa HTI ini seakan-akan sudah dibubarkan, ini masyarakat pahamnya HTI sudah dibubarkan, tapi pemerintah tau, tidak bisa membubarkan HTI begitu saja.”terangnya pada Jurnalislam.com, Jumat (7/7/2017).

Ustadz Iim sapaannya, juga menjelaskan bahwa pemerintah tidak bisa begitu saja membubarkan HTI. Ia mengatakan, setiap ormas yang sudah legal dilindungi oleh undang-undang, sehingga ketika pemerintah ingin membubarkannya harus melalui proses hukum yang berlaku.

“ Karena sampai hari ini yang saya pahami tatanan pembubaran tidak seperti ini, itu harus melalui mekanisme pengadilan, karena HTI sudah mendaftarkan diri, jadi sudah diakui pemerintah sebagai ormas, tidak bisa seperti ini, harus ada prosedur hukum yang ditempuh, tidak bisa tiba-tiba HTI bubar,karena hak berserikat, hak berorganiasi di negara ini dijamin,” tambahnya.

Putra ustadz kharismatik Ustadz Abu Bakar Ba’asyir ini juga berharap kepada ormas-ormas yang selama ini melakukan penolakan terhadap dakwah Ustadz Felix Siauw,l ebih jeli dalam melihat konteks permasalahan.

“Selain kita doakan semoga Allah beri hidayah pada mereka, kita juga berharap mereka lebih jeli dan kritis dalam melihat suatu permasalahan, lebih mau memahami apa hakikatnya yang sedang terjadi di sekitarnya. Karena kalau tidak, orang-orang seperti ini hanya akan dimanfaatkan, dan dia akan ditarik kesana-sini sesuai dengan kepentingannya.”pungkasnya

Rencana Kasusnya Ditutup, Proses Hukum Kaesang Dinilai Penuh Kejanggalan

SOLO (Jurnalislam.com) – Sekjen The Islamic Study and Action Center (ISAC) Endro Sudarsono menilai klaim Polisi terkait ditutupnya kasus dugaan ujaran kebencian oleh putra bungsu Presiden Joko Widodo Kaesang Pangarep merupakan kejanggalan dalam proses hukum.

Sekjend ISAC ini mengatakan, harusnya sebuah kasus yang sudah dikeluarkan surat Laporan Polisi (LP) sudah bisa di proses secara hukum dan ditindak pidana.

“Ditutupnya kasus Kaesang kita punya catatan, lazimnya kasus itu ketika muncul laporan itu, hampir 90% bisa diproses hukum secara pidana, kalau tidak bisa maka itu tidak muncul LP, tapi muncul aduan, yang itu harus diselidiki polisi dalam waktu yang cukup banyak, namun tetap masih bisa di proses. Nah ini sudah muncul LP nomor sekian dari Polres Bekasi, kemudian ada panggilan, maka harusnya hari ini di BAP.” katanya pada Jurnalislam.com di Tipes,solo, Jum’at malam (7/7/2017).

Endro menambahkan, seharusnya Kaesang dan pelapor sama-sama diperiksa dahulu oleh polisi. Namun yang terjadi malah kasusnya sudah ditutup sepihak oleh Wakapolri sehingga menambah keyakinannya bahwa ada sesuatu yang ditutupi oleh aparat dalam menangani kasus yang melibatkan putra kepala negara ini.

“Ini terlapor belum diperiksa, pelapor belum diperiksa sudah dihentikan sepihak bukan oleh Polres Bekasi, tetapi oleh suara langsung komjend Syarifudin, Ini menurut cacatan kami ini tidak lazim dan tidak wajar, mestinya ini prosesnya berjalan normal dulu. barulah bisa saja polisi tidak mengharamkan, oh ternyata itu bukan pidana, selesai,SP3, tapi ini belum diproses sudah dihentikan,” katanya.

Seperti diketahui, Kaesang mengunggah video blog (Vlog) dan diakhiri dengan kalimat “Dasar Ndeso” dan dianggap menyudutkan kelompok masyarakat tertentu sehingga menuai banyak kecaman dari Netizen khususnya warga Desa.

Halal Bihalal KONAS Soroti Kasus Kriminalisasi Ulama dan Aktivis Islam

SOLO (Jurnalislam.com) – Komunitas Nahi Mungkar Soloraya (KONAS) menggelar silaturahim bulan Syawal dalam acara Halal-Bihalal di Tipes, Serengan, Solo, Jum’at (7/7/2017).

Acara yang dihadiri oleh pelbagai elemen umat Islam, perwakilan ormas hingga tokoh-tokoh Islam Soloraya ini membahas tentang kondisi umat islam saat ini yang banyak mengalami kezaliman dan kriminalisasi ulama.

Koordinator acara Halal Bihalal KONAS Ustadz Hasto berharap pertemuan KONAS semakin memperkuat ukhuwah antar elemen muslim Soloraya.

“Kita berharap pertemuan ini menjadi awal untuk kegiatan-kegiatan yang lebih besar ke depannya, yang kedua, menyamakan cara pandang dalam hal dakwah, sehingga kemudian kita tidak lagi terjadi kericuhan antar umat islam.”jelasnya..

Ustadz Hasto juga menjelaskan, bahwa apa yang dilakukan KONAS selama ini dalam beramar ma’ruf nahi munkar di kota Solo sudah baik, kendati demikian, masih ada yang perlu diperbaiki agar kasus yang menimpa para tokoh LUIS (Laskar Umat Islam Solo) tidak kembali terulang.

baca juga : LUIS Harap Kriminalisasi Tidak Terulang Kembali di Masa Depan

“ Untuk Amar Ma’ruf Nahi Mungkar KONAS sendiri akan meneruskan apa yang sudah dilakukan karena kita memandang cara dan sistem selama ini sudah tepat, Cuma memang ada beberapa catatan yang harus kita perbaiki, karena kita berharap yang ikut aksi Nahi Mungkar itu benar-benar orang yang memang sudah memahami lapangan dan mempunyai keimanan,”pungkasnya.

Dukung Pernikahan Sejenis, CEO Starbucks Didesak Minta Maaf

SOLO (Jurnalislam.com) – Sikap CEO Starbucks, Howard Schultz yang secara terang-terangan mendukung pernikahan sejenis, membuat umat islam di Indonesia menyerukan aksi #Boikot Starbucks.

Mulai dari Muhammadiyah, Menteri Agama hingga anggota DPR RI, pun ikut menyerukan sikap penolakan Dengan Pernikahan Sejenis, Lesbian, Gay, Biseksual dan transgender (LBGT). Mereka beralasan bahwa LGBT tidak sesuai dengan ajaran agama khususnya agama Islam maupun nilai-nilai Pancasila.

Sekjen The Islamic Study and Action Center (ISAC) Endro Sudarsono mendesak agar CEO Starbuck segera meminta maaf dan mencabut pernyataanya yang mendukung pernikahan sejenis secara terang-terangan.

“Ada baiknya pihak Starbucks segera meminta maaf dan mencabut atas dukungannya terhadap pernikahan sejenis,” kata Endro kepada Jurnalislam.com baru-baru ini.

ISAC, menurut Endro akan secara resmi menyurati Presiden Joko Widodo agar dapat menindiak tegas Starbuck yang nyata-nyata telah mengampanyekan hal yang bertentangan dengan ideologi bangsa.

“ISAC juga sedang siapkan surat untuk Starbucks dan Presiden RI agar aspirasi dari masyarakat segera ditindaklanjuti,” pungkasnya.

ISAC Imbau Masyarakat Boikot Perusahaan Pro Pernikahan Sejenis dan LGBT

SOLO (Jurnalislam.com) – Sikap CEO Starbucks, Howard Schultz yang secara terang-terangan mendukung pernikahan sejenis, membuat emen umat Islam Indonesia menyerukan aksi #Boikot Starbucks.

Mulai dari Muhammadiyah, Menteri Agama hingga anggota DPR RI, pun ikut menyerukan sikap penolakan terhadap Pernikahan Sejenis, Lesbian, Gay, Biseksual dan transgender (LBGT). Mereka beralasan bahwa LGBT tidak sesuai dengan ajaran agama khususnya agama Islam maupun nilai-nilai Pancasila.

Menanggapi hal tersebut, Sekjen The Islamic Study and Action Center (ISAC) Endro Sudarsono meninta masyarakat agar tidak menggunakan produk yang mengampanyekan dukungan terhadap adanya pernikahan sejenis dan LGBT di Indonesia.

“Maka jika kemudian ada pihak yang membolehkan, mendukung, memberi kesempatan atau memberi bantuan dalam bentuk apapun terhadap pernikahan sejenis maka pada dasarnya adalah menyetujui adanya kerusakan moral dan perilaku warga Indonesia” kata Endro kepada Jurnalislam.com, Kamis (6/7/2017).

Endro juga meminta kepada pemerintah, agar bertindak cepat dalam menangani permasalahan tersebut. Ia khawatir, jika aspirasi masyarakat tidak segera ditanggapi oleh pemerintah, maka masyarakat akan membuat aksi penolakan di berbagai daerah.

“Kemudian jika pemerintah tidak berbuat, lamban, ataupun melakukan pembiaran maka sangat dikawatirkan hadirnya masyarakat yang melakukan penentangan terhadap pernikahan sejenis semakin meluas dan beraneka cara,” pungkasnya.