AFGHANISTAN (Jurnalislam.com) – Imarah Islam Afghanistan (Taliban) menyerbu pusat distrik Omna dan Gayan di provinsi timur Paktika hari Selasa (24/7/2018) setelah beberapa hari pertempuran sengit. Pengambilalihan Taliban atas dua distrik tersebut terjadi ketika jenderal AS berusaha untuk memantapkan kemampuan militer Afghanistan.
“Setelah hampir dua hari pertempuran sengit, Taliban merebut kedua pusat distrik,” seorang anggota dewan provinsi Paktika mengatakan kepada Reuters. Sejumlah personel militer Afghanistan tewas, kata anggota dewan itu, lansir Long War Journal.
Taliban menegaskan bahwa mereka menguasai Gayan. Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan di situs resminya, Voice of Jihad, Taliban mengatakan bahwa pihaknya mencegah pasukan militer mencapai pusat distrik yang terkepung selama lima hari dan personil Afghanistan melarikan diri karena kurangnya bantuan.
17 Tahun Perang Gak Kelar-kelar, AS Akan Negosiasi Lansung dengan Taliban
“Dengan melarikan diri, distrik tersebut benar-benar berada di bawah kendali Mujahidin karena semua daerah lain di distrik itu sudah diambil alih oleh Mujahidin,” kata Taliban.
Distrik Omna dan Gayan telah diperebutkan selama setahun terakhir. Omna berpindah tangan antara Taliban dan pemerintah Afghanistan beberapa kali pada tahun 2017. Taliban menyerang Gayan pada September 2017 tetapi kehilangan kendali pusat distrik tak lama kemudian sekarang merebutnya kembali. Taliban menguasai sebagian besar wilayah di luar kedua pusat distrik.
Provinsi Paktika masih dalam perebutan. Dari 19 distrik, tiga dikuasai oleh Taliban, empat oleh pemerintah Afghanistan, dan 12 sisanya diperebutkan, menurut penelitian Long War Journal FDD yang sedang berlangsung.
Dikuasainya Gayan dan Omna terjadi hanya empat hari setelah Mayor Jenderal Angkatan Darat AS Andrew Poppas, wakil kepala staf operasi Resolute Support, memuji kehebatan militer Afghanistan sejak gencatan senjata sepihak pemerintah berakhir lebih dari tiga pekan lalu.
Pasukan militer Afghanistan, yang lebih banyak, lebih bersenjata, dan mendapat dukungan militer Amerika Serikat, tidak mampu melawan pasukan Taliban menyerang distrik Omna dan Gayan.
Para pejabat AS telah secara konsisten menyesatkan publik Amerika tentang situasi di lapangan di Afghanistan. Misalnya, pada pertengahan Mei, Juru Bicara Pentagon Dana White menggambarkan Taliban “putus asa” dan hanya mencapai “target lunak” selama operasinya. White juga mengatakan bahwa “Taliban tidak memiliki inisiatif,” namun faktanya Taliban sedang dalam proses menduduki beberapa distrik dan pangkalan militer, dan bahkan menguasai beberapa bagian Kota Farah, selama jangka waktu tersebut.
Taliban Tegaskan sebagai Wakil Rakyat Afghanistan yang Sah pada Forum Internasional
Poppas dan White tidak sendirian dalam meremehkan operasi ofensif Taliban dan berbohong tentang pasukan militer Afghanistan. Baru kemarin, Jenderal Joseph Votel, komandan Komando Sentral AS, mengatakan kepada wartawan bahwa “ada alasan untuk optimisme dan bukti bahwa strategi Asia Selatan kami berhasil” dan operasi militer mendorong Taliban untuk bernegosiasi.
Kenyataan yang sebenarnya adalah Taliban secara konsisten menyatakan tidak akan bernegosiasi dengan pemerintah Afghanistan, yang dianggapnya tidak sah dan tidak Islami.