PALESTINA (Jurnalislam.com) – Program Pangan Dunia (The World Food Programme-WFP) memutuskan untuk menangguhkan atau mengurangi bantuan bagi warga Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza yang diblokade karena kekurangan dana, kata seorang pejabat.
Sekitar 27.000 warga Palestina tidak lagi menerima bantuan melalui program PBB sejak 1 Januari di Tepi Barat yang dijajah, kata Stephen Kearney, direktur organisasi untuk wilayah Palestina.
165.000 lainnya, termasuk 110.000 di Gaza, hanya menerima 80 persen dari jumlah biasanya, katanya pada hari Ahad (13/1/2019).
Pemotongan diputuskan setelah pengurangan sumbangan bertahap selama hampir empat tahun terakhir, dimana pemotongan oleh AS memiliki efek terbesar.
Pada 2018, WFP membantu 250.000 orang di Gaza dan 110.000 di Tepi Barat.
Di desa Yatta dekat Hebron di Tepi Barat selatan, Maha Al-Nawajah mengatakan dia membeli kebutuhan lebih sedikit dari biasanya.
“Pada bulan Desember, mereka tidak memperpanjang kartu saya,” kata ibu berusia 52 tahun itu, merujuk pada kartu WFP yang memungkinkannya membeli bahan makanan untuk 12 anggota keluarga besarnya.
Dia mengatakan anggota keluarganya menganggur.
“Putra-putra saya tidak memiliki izin untuk masuk ke Israel dan suami saya mendapat izin hanya sesekali” dan dapat memperoleh sejumlah uang selama masa-masa itu, katanya.
Baca juga:
-
Israel Akan Hapus Lembaga Bantuan Kemanusian untuk Palestina di PBB
-
AS Batalkan Dana Bantuan $200 Juta ke Palestina
-
Kelompok Bantuan Kemanusian Gaza: Qatar Kontributor Terbesar untuk Penduduk Palestina
-
Catatan Ringkas Akhir Tahun: Palestina Sepanjang 2018
Tepi Barat memiliki tingkat pengangguran 18 persen dan beberapa warga Palestina berupaya untuk bekerja di Israel dengan harapan mendapatkan gaji yang lebih tinggi.
Tetapi untuk bekerja di Israel diperlukan izin dan Israel sangat selektif dalam menentukan siapa yang diberikan izin.
WFP meluncurkan banding pendanaan pada 19 Desember dan menerima kontribusi tambahan dari Uni Eropa dan Swiss, tetapi jumlahnya tetap sedikit, kata Kearney.
Dikatakan pada saat itu bahwa mereka membutuhkan $ 57 juta dan akan mencari kontribusi dari donor baru untuk mengisi kekurangan, katanya.
Kearney mengatakan ada juga kekhawatiran bahwa pemotongan akan mempengaruhi ekonomi lokal karena penduduk menggunakan kartu untuk membeli barang di toko-toko lokal.
Di Jalur Gaza, sekitar 80 persen dari dua juta penduduk mengandalkan bantuan internasional.
Gaza telah berada di bawah blokade Israel-Mesir selama lebih dari satu dekade. Israel telah meluncurkan tiga serangan militer di wilayah itu sejak 2008.
Presiden AS Donald Trump telah memotong sekitar $ 500 juta bantuan bagi Palestina.