Mujahidin Taliban Serang Markas Polisi Afghanistan

AFGHANISTAN (jurnalislam.com) – Dua orang mujahidin Taliban bersenjata mengenakan seragam polisi menyerang markas polisi di utara kota utama Afghanistan, Mazar-i-Sharif, pada hari Minggu (12/10/2014), menewaskan 2 orang dan melukai sedikitnya 18 lainnya menurut pejabat setempat.

"Ini adalah insiden pertama di provinsi Balkh," kata Abdul Razaq Qaderi, kepala polisi Balkh. "Polisi bereaksi dengan cepat dan membunuh mereka berdua."

Taliban dengan cepat mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid mengatakan pembom itu menimbulkan "kerugian besar" pada polisi di Mazar-i-Sharif.

Dua polisi tewas dalam serangan, juru bicara polisi mengatakan, sementara lebih 18 terluka menurut kepala kesehatan masyarakat di provinsi Balkh.

Serangan itu menyusul serangan serupa sehari sebelumnya di provinsi Helmand selatan, di mana seorang polisi tewas dan lainnya terluka oleh seorang pembom istisyhad di markas polisi di Lashkar Gar.

Di tempat lain di Afghanistan, enam orang termasuk tiga tentara tewas ketika pembom meledakkan mobilnya yang sarat dengan bahan peledak di dekat sebuah konvoi di provinsi Wardak tengah, kata kantor gubernur dalam sebuah pernyataan.

Delapan orang lainnya juga terluka dalam serangan, yang terjadi di distrik Sayedabad . [ded412/ News Desk]

Pernyataan Sekelompok Ulama dan Tokoh-Tokoh Yordania Tentang Aliansi Internasional

Sekelompok ulama dan tokoh di Yordania mengeluarkan pernyataan yang mereka tandatangani, menolak serangan internasional yang dipimpin oleh Amerika di kawasan ini dan menganggapnya sebagai serangan terhadap Islam dan hak rakyat untuk hidup merdeka dan mulia dengan kedok memerangi tanzhim daulah (IS). Dalam pernyataan ini juga mereka mengharamkan bantuan terhadap serangan ini dengan bentuk apa pun. Mereka menegaskan untuk berdiri di samping rakyat Suriah dan Irak di tengah penderitaan mereka. Mereka memberi catatan bahwa orang-orang yang ikut tanda tangan berasal dari latar belakang intelektual yang berbeda-beda.

 

Pernyataan Yang Dikeluarkan Oleh Sekelompok Ulama, Da’i, Dan Tokoh-Tokoh Di Yordania Tentang Aliansi Internasional

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ ۖ

Hai orang-orang yang beriman hendaklah kalian menjadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. (QS Al-Maidah: 8)

 

Dalam rangka membenarkan kebenaran dan menunaikan amanah ilmu dan dakwah maka inilah pernyataan untuk menjelaskan sikap syar’i terhadap Aliansi Internasional yang dipimpin oleh Amerika di kawasan ini:

Sungguh negara-negara Barat telah menyaksikan dengan mata kepalanya kejahatan rezim Suriah dan milisi-milisinya yang ditugaskan untuk melakukan pembunuhan, penyiksaan, pemerkosaan, pembakaran, perampokan, penyekapan di dalam penjara-penjara bawah tanah, pengusiran, pemboman, penghancuran, penenggelaman orang-orang yang hijrah meninggalkan Suriah ke laut. Mereka betul-betul telah menyaksikan semua itu dan mereka diam seribu bahasa, bahkan mereka memberikan dukungan secara langsung dan tidak langsung selama tiga setengah tahun ini. Mereka juga telah menyaksikan dengan mata kepala hal-hal yang sama seperti itu terjadi pada Ahlussunnah di Irak setelah mereka menancapkan hukum sektarian di sana.

Setelah semua ini terjadi, datanglah negara-negara Barat untuk campur tangan di kawasan tersebut. Awalnya mereka mengklaim serangan terhadap tanzhim daulah (IS)  dengan benar-benar melupakan pokok masalah yaitu kejahatan rezim penguasa terhadap umat Islam yang tidak bersenjata. Kemudian, ternyata serangan ini hanya menambahkan kehancuran dan penderitaan kepada rakyat Suriah dan Irak. Mereka mengebom beberapa faksi Sunni. Sementara yang lain diposisikan pada daftar teroris sebagai langkah awal untuk memeranginya. Bahkan, mereka membunuh puluhan warga sipil tidak bersenjata dan menghancurkan rumah mereka untuk memastikan dua rezim Suriah dan Irak tetap melanjutkan penjajahan terhadap wilayah-wilayah yang rapuh dan tetap mempraktekkan kekejaman di dalamnya. Bahkan, dua rezim ini menyambut serangan Amerika dan sekutunya dan menganggap bahwa mereka berada dalam satu parit dengan Amerika dan sekutunya melawan “terorisme”.

Timbul masalah tentang perang melawan “terorisme” dengan pengertian versi Amerika yang prakteknya adalah memerangi Ahlussunnah yang berperang secara umum dan tidak terkait dengan tentara-tentara Amerika. New York Times, koran ternama di Amerika mengeluarkan berita di halaman depan pada hari Rabu, 24 September 2014 dengan judul “Serangan Udara Amerika dan Sekutunya Mengenai Milisi Sunni”!

Bahkan, bersamaan dengan itu muncul pernyataan Presiden AS bahwa dia tidak akan mentolerir umat Islam yang mendakwahkan kebencian terhadap agama lain! Pernyataan ini mengandung isyarat bahwa tujuan utama serangan yang keluar untuk menghadapi kelompok-kelompok bersenjata adalah untuk memerangi identitas Islam sesuai dengan kebijakan politik Amerika dan para pengekornya di kawasan ini dan memerangi siapa pun yang ingin membebaskan negerinya dari ketergantungan terhadap Barat yang memperbudak umat Islam. Serangan ini telah menghancurkan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam kehidupan mereka seperti instalasi pengolahan gandum, minyak, dan gas yang mengancam bencana kemanusiaan bagi masyarakat di kedua negeri.

Dengan kondisi seperti ini, Barat sangat ingin memasukkan dalam Aliansi tentara dari negeri-negeri sunni untuk menutupi kenyataan bahwa perang ini adalah perang terhadap Islam dan hak rakyat untuk hidup merdeka dan mulia. Bahkan tentara-tentara ini membawa kerusakan di manapun perang itu berlangsung.

Atas dasar ini, kami berpendapat bahwa serangan yang di pimpin oleh Amerika hakikatnya adalah serangan terhadap Islam dan untuk menutupi kedoknya dan sebagai alasan pembenaran, Amerika menyebutnya sebagai perang melawan tanzhim daulah (IS). Kami menyatakan penolakan terhadap keterlibatan dunia internasional dan haram hukumnya bersekutu di dalamnya serta memberikan bantuan dengan bentuk apa pun. Kami mendukung sikap lembaga-lembaga syar’i yang menolak serangan ini.

Kami sangat ingin negeri ini kembali menjadi aman. Kami berharap jangan sampai ada setetes darah umat Islam yang ditumpahkan (dibunuh) dengan cara apa pun. Tetapi ini tidak mungkin terwujud dengan dukungan Barat dalam peperangan yang keadaannya telah kami jelaskan.

Kami tegaskan bahwa dengan semua penjelasan ini tidak berarti kami mengakui jalan yang ditempuh oleh tanzhim daulah (IS). Sesungguhnya yang menghalangi kami untuk menjelaskan secara rinci tentang sikap kami terhadap tanzhim daulah (IS) di kesempatan ini karena khawatir mereka mengeksploitasi kata-kata dalam pernyataan kami dengan tujuan untuk menambah data pembenaran perang mereka terhadap Islam dengan alasan tanzhim itu.

Kami mengakui hak umat Islam untuk membela diri dari kezhaliman pihak mana pun, walaupun pihak tersebut dari umat Islam. Akan tetapi pembelaan diri ini wajib bersumber dari internal barisan umat Islam dengan menjaga batasan-batasan syar’i dalam menghadapi penyerang yang muslim, bukan bersumber dari rezim internasional yang terbukti dengan jelas bahwa dia tidak campur tangan kecuali untuk menambah penderitaan pada umat Islam!

Kami mengajak semua orang yang bersegera pada sikap ghuluw (berlebihan), memvonis khianat, dan penumpahan darah umat Islam atas dasar zhan (dugaan) dan syubhat (kesamaran) untuk merenungkan keadaan fraksi-fraksi yang dia vonis khianat dan dia berburuk sangka padanya. Lihatlah hari ini mereka menolak untuk bergabung dalam serangan internasional terhadap Islam, sehingga Amerika berusaha mencari elemen-elemen lain yang bisa dilatih sebagai penggantinya. Apakah ini tidak menjadi penyebab untuk introspeksi diri dan bertaubat kepada Allah dari dosa menuduh umat Islam dengan sesuatu yang tidak mereka lakukan dan menahan tangan dari membunuh mereka?

Sebagai penutup, kami tegaskan bahwa serangan ini tidak mendatangkan manfaat kecuali pada Barat dan rezim Iran dengan proyeknya serta eksistensi Zionis yang sedang menyiapkan lingkungan yang aman dari negeri yang telah hancur. Kami ingatkan bahwa Barat yang mengklaim penyelamat umat manusia tidak akan pernah bergerak untuk menyelamatkan umat Islam di Burma, Gaza, dan Afrika Tengah. Mereka tidak akan pernah bergerak untuk menghentikan pelanggaran Zionis terhadap Masjid Al-Aqsa. Kami tegaskan bahwa kami berdiri di sisi saudara-saudara kami di Syam dan Irak di antara penderitaan mereka yang pada hakikatnya adalah penderitaan untuk Islam dan para pemeluknya.

Kami memohon kepada Allah ‘azza wa jalla agar memberikan kasih sayangnya pada umat Islam, menolong mereka untuk mengalahkan musuh-musuh mereka, dan menyelamatkan mereka dari rencana jahat musuh dengan karunia dan kemuliaan-Nya.

 

Yang bertanda tangan dalam pernyataan ini:

1. Dr. Shalah Abdul Fattah Al-Khalidi – Doktor di bidang Tafsir dan Ulumul Qur’an.

2. Syaikh Ibrahim Ahmad Al-‘As’asa’.

3. Dr. Marwan Ibrahim Al-Qayyisi – Dulu sebagai dosen Aqidah dan Dirasah Islamiyah di Universitas Al-Yarmuk.

4. Dr. Ahmad Isa Al-Balasamah – Ketua Ahli Farmasi Yordania.

5. Dr. Jamal bin Muhammad Al-Basya – Doktor di bidang As-Siyasah Asy-Syar’iyah (politik Islam) dan anggota Ikatan Ulama Ahlussunnah.

6. Syaikh Usamah Fathi Abu Bakar – anggota Ikatan Ulama Ahlussunnah.

7. Dr. Iyad Abdul Hafizh Qunaibi – muballigh dan dosen di universitas dalam bidang farmasi.

8. Dr. Muhammad bin Yusuf Al-Jaurani – Doktor di bidang Tafsir dan Ulumul Qur’an dan anggota Ikatan Ulama Ahlussunnah.

9. Dr. Muhammad Mahmud Ath-Tharayarah – Doktor di bidang Fiqih Islam dan Ushul Fiqih.

10. Ust. Wa’il Ali Al-Butairi – penulis dan wartawan.

11. Dr. Ahmad Sulaiman Ar-Raqab – Dosen Tafsir dan Ulumul Qur’an.

12. Dr. Iyad Abdul Hamid Namar – Dosen Fiqih dan Ushul Fiqih.

13. Dr. Abdus Salam ‘Athwah Al-Fanadi – Dosen Hadits dan Ulumul Hadits.

14. Syaikh Ahmad Dhaifullah Al-Hunaithi – Khatib dan Imam.

15. Dr. Majid Amin Al-‘Amari – Doktor di bidang Fiqih dan Ushul Fiqih.

16. Syaikh Husain Salim Hamdan Bani Shakher.

17. Syaikh Ahmad Muhammad Barhum – Magister Hadits dan Ulumul Hadits dan anggota Persatuan Ulama Umat Islam.

18. Haitsam Abdul Ghafur Ar-Rifa’i – Magister Hadits.

19. Syaikh Jamal Mahmud Abu Khadijah – Khatib dan Imam.

20. Syaikh Abdullah Muhammad ‘Ied – Khatib dan Imam.

21. Nashir ‘Audah Sulaiman Ad-Da’jah – Magister di bidang Tafsir dan Ulumul Qur’an.

22. Dr. Ma’mun Falah Al-Khalil – Doktor di bidang Hadits dan anggota Lembaga Umum Asosiasi Hadits.

23. Dr. Imaduddin bin Mahmud – Doktor di bidang Tafsir Al-Qur’an.

24. ‘Ubadah ‘Iqab ‘Awad – Doktor di bidang Tafsir dan Ulumul Qur’an di Universitas Al-Yarmuk.

Serangan Istisyhad AQAP Tewaskan 63 Syiah Houthi dan Rebut Kendaraan Militer Yaman

YAMAN (jurnalislam.com) – Arabic media melaporkan kematian sedikitnya 63 orang akibat dua serangan istisyhad di Sana’a dan provinsi Hadramout timur di Yaman, Kamis (09/10/2014). Serangan itu terjadi hanya beberapa jam setelah terjadinya perkembangan terbaru dalam krisis politik yang sedang berlangsung di negara itu, ketika Perdana Menteri yang ditunjuk, Ahmad Awad bin Mubarak menolak pencalonannya oleh Presiden Yaman Abd Rabbo Mansour Hadi di bawah tekanan dari para pemberontak SyiahHouthi.

Serangan istisyhad di Sana’a berlangsung hari kamis saat pendukung pemberontak Syiah Houthi, yang merebut ibukota Yaman sejak  22 September 2014, sedang bersiap-siap untuk demonstrasi di Tahrir Square. Seorang pembom istisyhad meledakkan bom-nya di sebuah pos pemeriksaan di pintu masuk timur laut ke Tahrir Square, di depan Yaman Bank.

Para pejabat medis mengatakan kepada pers Arab bahwa setidaknya 43 orang tewas dalam serangan itu, dan bahwa jumlah korban diperkirakan akan meningkat karena tingkat keparahan luka yang diderita oleh para korban serangan. Setidaknya 75 orang dilaporkan terluka akibat ledakan. Bagian tubuh dan genangan darah tersebar di seluruh alun-alun saat responden pertama tiba di tempat kejadian.

Sumber media Arab menyatakan bahwa demonstrasi pro-Houthi yang ditargetkan oleh AQAP pada awalnya dijadwalkan untuk berlangsung di Lapangan Sab’een di Sana’a, tapi dipindahkan ke Tahrir Square setelah penolakan bin Mubarak dari pencalonannya. Serangan itu sebagai operasi istisyhad terbesar di Sana’a sejak pemboman parade militer oleh  AQAP pada bulan Mei 2012 yang menewaskan hampir 100 tentara Yaman.

Baca juga: 

Serangan kedua, yang terjadi “hampir bersamaan” dengan yang pertama, terjadi di sebuah pos pemeriksaan militer di pinggiran ibukota provinsi Hadhramaut, Mukallah. Sebuah sumber militer di daerah itu menyatakan bahwa pelaku bom istisyhad AQAP meledakkan sebuah bom mobil di pos pemeriksaan dekat kota Buroom di pintu masuk barat ke Mukallah, dan menewaskan 10 tentara.

Sumber-sumber medis mengatakan bahwa setelah serangan itu, empat tentara Yaman lainnya ditemukan tewas di lokasi ledakan dan enam orang lainnya meninggal akibat luka-luka mereka, meningkatkan angka korban menjadi 20 tentara. Mujahidin AQAP juga dilaporkan membakar beberapa kendaraan militer dan sebuah bangunan kecil di pos pemeriksaan. Sumber lain melaporkan bahwa para militer AQAP berhasil merebut dua kendaraan militer dan tank saat serangan.

Serangan hari ini adalah serangan terbaru AQAP yang sedang berlangsung di seluruh negeri. AQAP memanfaatkan kekosongan politik dan keamanan akibat pemberontakan Syiah Houthi, yang menantang kewenangan pemerintah Sana’a. Meskipun AQAP belum mengklaim serangan tersebut, kelompok ini telah melakukan serangan serupa terhadap Syiah Houthi dan target militer di masa lalu.

AQAP telah menyatakan perang terbuka melawan Syiah Houthi dan rutin menuduh pemerintah Yaman melakukan kolusi dengan Syiah Houthi. Pada 8 Oktober, AQAP melakukan serangkaian serangan di provinsi Baydah terhadap militer Yaman. AQAP mengklaim bahwa militer itu dalam proses menyerahkan sebuah Pasukan Khusus di kota untuk kelompok Syiah Houthi. Memanfaatkan kekacauan politik dan keamanan saat ini di negara itu, AQAP telah meningkatkan operasinya terhadap militer Yaman dan Syiah Houthi. [ded412/the long war journal]

Korban Tewas Akibat Protes di Turki Meningkat Menjadi 21 Orang

MARDIN (jurnalislam.com) – Dua mayat telah ditemukan pada hari Rabu (08/10/2014) di kota tenggara Turki, Mardin, pejabat keamanan Turki mengatakan, korban tewas menjadi 21 orang, saat demonstrasi pro-Kurdi berlangsung terus sepanjang hari di seluruh Turki.

Bentrokan antara demonstran dan pasukan keamanan Turki pecah di sejumlah kota-kota besar Turki. Banyak demonstran menunjukkan dukungan mereka untuk Partai Pekerja Kurdistan PKK  (berhaluan komunis) – yang dilarang di Turki.

Polisi menggunakan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan para demonstran pro-Kurdi di seluruh Turki. Demonstran mendirikan barikade, membakar bis, mobil dan menyerang polisi dengan lemparan api dan batu.

Pada hari Rabu, polisi Turki bentrok dengan sekelompok orang bertopeng yang membakar sebuah sekolah di distrik Yuksekova di provinsi Hakkari tenggara. Pasukan keamanan menggunakan gas air mata dan meriam air terhadap demonstran pelempar batu.

Di Ankara, sekelompok orang melakukan protes duduk dan memblokir lalu lintas. Ketika mereka melemparkan batu ke arah polisi, mereka dibubarkan dengan gas air mata.

Tiga orang terluka selama demonstrasi di provinsi Bingol dan tiga polisi juga terluka di provinsi Yalova. Seorang polisi dan seorang tentara terluka selama protes di Siirt.

Provinsi Bitlis memberlakukan jam malam di distrik Hizan di Turki timur dan menutup sekolah-sekolah selama satu hari, seperti di kota Diyarbakir. Sekolah ditutup selama dua hari di Batman dan provinsi Hakkari.

Universitas Van juga ditutup untuk satu hari sementara Universitas Hakkari ditutup selama tiga hari.

Para pejabat Turki mengatakan pemerintah Turki melawan para pendukung kelompok bersenjata PKK di Kobani yang membantu dengan bantuan militer dan keuangan. [ded412/AA]

Perbedaan Antara Tanzhim Al Qaeda dan Jamaah Daulah

JURNALISLAM.COM –  Al Qaeda berangkat dari pemahaman bahwa dia bagian dari umat. Dia berdiri dengan apa saja yang memungkinkan umat untuk berjihad melawan musuh-musuh mereka, baik musuh internal maupun eksternal.

Daulah berangkat dari pemahaman bahwa dia adalah umat dan dia membangun loyalitas dan permusuhan di dalamnya.

 

Al Qaeda berusaha menegakkan khilafah rasyidah di atas manhaj (metode) musyawarah.

Daulah berusaha menegakkan khilafah di atas prinsip penguasaan.

Masing-masing kedua belah pihak telah mengetengahkan masalah mereka dengan peluang ini dan menjelaskannya.

 

Al Qaeda berusaha untuk beramal bersama seluruh komponen umat Islam untuk meraih tujuan bersama.

Daulah menganggap setiap komponen umat Islam sebagai musuhnya, disebabkan ketakutannya karena penolakannya pada hukum atau mendahulukan syari’at yang lebih utama.

 

Al Qaeda berdiri di atas manhaj Al-Qur’an yang memberi petunjuk (ketika berinteraksi dengan orang-orang yang tidak sepaham dengannya) dan pedang yang memberi pertolongan (ketika berinteraksi dengan musuh-musuh agama).

Daulah berdiri di atas manhaj Al-Qur’an yang memberi petunjuk (ketika berinteraksi dengan rakyatnya) dan pedang yang memberi pertolongan (ketika berinteraksi dengan orang-orang yang menyelisihinya).

 

Al Qaeda berusaha membangkitkan umat dengan jihad dan meyakini kewajiban jihad walaupun seorang diri.

Daulah tidak memandang jihad kecuali dengan membaiatnya (di bawah bendera imam) seperti paham Jamiyah (salafi maz’um) dan yang lain dari kalangan orang-orang yang menyelisihi sunnah.

 

Al Qaeda berusaha menghalangi dan menahan Amerika dari dukungannya pada Israel dan pemerintahan-pemerintahan boneka.

Daulah memandang, seperti dikatakan oleh Al-Adnani, bahwa jika kalian tidak datang pada kami maka kami yang akan datang pada kalian.

Maksudnya: daulah memandang dirinya penuh dengan kemenangan.

 

Al Qaeda tidak menunjuk seorang komandan kecuali setelah memiliki pengalaman jihad yang panjang dan betul-betul berpegang pada syari’at.

Daulah menunjuk komandannya cukup dengan loyalitasnya pada daulah, standar syar’i ada di bawah kadar loyalitas.

 

Al Qaeda berbicara dengan orang-orang yang menyelisihinya dengan memberi nasihat seperti surat Syaikh Usamah dan nasihatnya kepada Hamas.

Daulah berbicara dengan orang-orang yang menyelisihinya dengan vonis kafir, seperti ucapan Adnani kepada Mursi, “Cara damai itu agama siapa?”

 

Al Qaeda berjihad melawan penjajah bersama semua orang yang baik dan fajir (banyak dosa) seperti jihad mereka di Afghanistan dan Suriah.

Daulah tidak memandang jihad kecuali dengan membaiatnya, seperti yang disampaikan oleh Adnani, “Maka belahlah kepalanya dengan peluru.”

 

Al Qaeda memandang wala’ wal bara’ terhadap umat Islam sesuai dengan kadar keshalihannya.

Daulah memandang semua sebagai musuh. Dia tidak berwala’ kecuali kepada orang yang berwala’ padanya dan memusuhi semua orang yang memusuhinya, meskipun dia termasuk ulama umat.

 

Al Qaedah dikawal oleh ratusan ulama dan tidak terhitung ulama yang bergabung dengannya dan Al Qaeda berusaha menjalin hubungan dengan semua.

Daulah tidak memandang seorang ulama pun kecuali jika sepakat dengannya dan tidak ada satu pun yang sepakat dengannya sehingga daulah menjatuhkan mereka semua.

 

Al Qaeda memandang vonis kafir kepada orang-orang yang berwala’ pada orang-orang kafir untuk memerangi umat Islam, akan tetapi hal itu tidak sempurna kecuali dengan mahkamah dan dalil-dalil yang kuat seperti yang disampaikan oleh Syaikh Usamah bin Ladin.

Sedangkan Daulah memvonis kafir berdasarkan prasangka dan syubhat (perkara-perkara yang samar).

 

Al Qaeda tidak memandang boleh mengambil harta kecuali dengan jalan syar’i, walau bagaimana pun kebutuhannya.

Daulah memandang boleh mengambil harta untuk kemaslahatan tanzhim, seperti menguasai bank-bank Mosul, pajak-pajak, dan yang lain.

 

Sumber: http://justpaste.it/hh5f

Editor     : ded412

In Syaa Allah Hari Ini Gerhana Bulan, Mari Kita Shalat Gerhana

JURNALISLAM.COM – Pada malam ini, In syaa Allah pada hari ini Rabu, 14 Dzulhijjah 1435 H atau 8 Oktober 2014 M akan terjadi gerhana bulan total di sebagian besar wilayah Indonesia.

  • Kontak awal gerhana              : pukul 16:14’:48” WIB
  • Awal total gerhana                  : pukul 17:25’:09” WIB
  • Pertengahan gerhana             : pukul 17:54’:35” WIB
  • Akhir total gerhana                  : pukul 18:23’:59” WIB
  • Kontak akhir gerhana             :  pukul 19:34’:19” WIB

 

Mari jangan lewatkan salah satu Sunnah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam dengan melaksanakan Shalat Gerhana melihat fenomena ini, yang kurang lebih sebagai berikut ;

  • Mulai takbir                             : pukul 17.00 WIB
  • Shalat gerhana                        : ba’da shalat magrib, dilanjutkan khutbah dan shodaqoh

 

Gerhana matahari dan bulan merupakan fenomena alam yang tidak seperti biasanya, maka Allah Ta’ala mensyariatkan atas kita melalui lisan Nabi-Nya Shallallahu Alaihi Wasallam untuk melaksanakan shalat gerhana. Pada gerhana matahari biasanya disebut dengan shalat kusuf, sedangkan pada gerhana bulan dengan shalat khusuf. Namun terkadang kedua nama tersebut memiliki arti yang sama. Artinya kusuf bisa digunakan untuk gerhana matahari dan bulan, begitu juga khusuf.

Hukum Shalat Gerhana

Para ulama sepakat bahwa shalat gerhana, termasuk shalat gerhana matahari (kusuf) adalah sunnah muakad (sangat dianjurkan), baik untuk laki-laki maupun perempuan.

 Waktu Shalat Gerhana

Waktu untuk mengerjakan shalat gerhana adalah antara sejak mulainya gerhana hingga gerhana berakhir (matahari/bulan kembali ke kondisi semula)

Tata Cara Shalat Gerhana

Shalat gerhana, baik gerhana bulan maupun matahari, lebih utama dikerjakan secara berjamaah, meskipun menunaikannya secara berjamaah bukan termasuk syarat utama syahnya shalat tersebut. Ketika menjelang pelaksanaan shalat gerhana, hendaklah muadzin mengumandangkan lafazh "Ash shalaatu jaami'ah".

Jumhur ulama mengatakan bahwa shalat gerhana dilakukan sebanyak dua rakaat. Setiap rakaat harus dilakukan dua kali ruku'. Tidak ada perselisihan di antara ulama, shalat gerhana dikerjakan dua rakaat. Dan pendapat yang masyhur dari pelaksanaannya adalah pada setiap rakaatnya dua kali berdiri, dua kali bacaan, dua kali ruku', dan dua kali sujud. Ini adalah pendapat Imam Malik, Imam al-Syafi'i, dan Imam Ahmad rahimahumullah.

خَسَفَتِ الشَّمْسُ فِى حَيَاةِ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَخَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِلَى الْمَسْجِدِ فَقَامَ وَكَبَّرَ وَصَفَّ النَّاسُ وَرَاءَهُ فَاقْتَرَأَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قِرَاءَةً طَوِيلَةً ثُمَّ كَبَّرَ فَرَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلاً ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ. ثُمَّ قَامَ فَاقْتَرَأَ قِرَاءَةً طَوِيلَةً هِىَ أَدْنَى مِنَ الْقِرَاءَةِ الأُولَى ثُمَّ كَبَّرَ فَرَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلاً هُوَ أَدْنَى مِنَ الرُّكُوعِ الأَوَّلِ ثُمَّ قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ. ثُمَّ سَجَدَ – وَلَمْ يَذْكُرْ أَبُو الطَّاهِرِ ثُمَّ سَجَدَ – ثُمَّ فَعَلَ فِى الرَّكْعَةِ الأُخْرَى مِثْلَ ذَلِكَ حَتَّى اسْتَكْمَلَ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ وَأَرْبَعَ سَجَدَاتٍ وَانْجَلَتِ الشَّمْسُ قَبْلَ أَنْ يَنْصَرِفَ ثُمَّ قَامَ فَخَطَبَ النَّاسَ فَأَثْنَى عَلَى اللَّهِ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ ثُمَّ قَالَ إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لاَ يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهَا فَافْزَعُوا لِلصَّلاَةِ

Pada saat Nabi hidup, terjadi gerhana matahari. Rasulullah keluar ke masjid, berdiri dan membaca takbir. Orang-orang pun berdatangan dan berbaris di belakang beliau. Beliau membaca surat yang panjang. Selanjutnya beliau bertakbir dan ruku'. Beliau memanjangkan waktu ruku' hampir menyerupai waktu berdiri. Selanjutnya beliau mengangkat kepala dan membaca "Sami'allaahu liman hamidah, rabbanaa walakal hamdu". Lalu berdiri lagi dan membaca surat yang panjang, tapi lebih pendek daripada bacaan surat yang pertama. Kemudian beliau bertakbir dan ruku'. Waktu ruku' ini lebih pendek daripada ruku' pertama. Setelah itu beliau sujud. Pada rakaat berikutnya, beliau melakukan perbuatan yang sama hingga sempurnalah empat ruku' dan empat sujud. Setelah itu matahari muncul seperti biasanya, yaitu sebelum beliau pulang ke rumah. Beliau terus berdiri dan menyampaikan khutbah, memuji Allah dengan puji-pujian yang layak bagi-Nya. Tak lama kemudian, beliau bersabda, "Sesungguhnya matahari dan bulan merupakan dua tanda kekuasaan Allah Azza wa Jalla. Terjadinya gerhana matahari atau bulan itu bukanlah karena kematian seseorang atau kehidupannya. Oleh karena itu, jika kau menyaksikan gerhana bergegaslah untuk mengerjakan shalat." (HR. Muslim)

Ibnu Abbas juga meriwayatkan hadits shalat gerhana sebagaimana dicantumkan Imam Al Bukhari dan Imam Muslim dalam kitab shahih beliau:

عنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ قَالَ انْخَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – ، فَصَلَّى رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – ، فَقَامَ قِيَامًا طَوِيلاً نَحْوًا مِنْ قِرَاءَةِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ ، ثُمَّ رَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلاً ، ثُمَّ رَفَعَ فَقَامَ قِيَامًا طَوِيلاً ، وَهْوَ دُونَ الْقِيَامِ الأَوَّلِ ، ثُمَّ رَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلاً ، وَهْوَ دُونَ الرُّكُوعِ الأَوَّلِ ، ثُمَّ سَجَدَ ، ثُمَّ قَامَ قِيَامًا طَوِيلاً وَهْوَ دُونَ الْقِيَامِ الأَوَّلِ ، ثُمَّ رَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلاً ، وَهْوَ دُونَ الرُّكُوعِ الأَوَّلِ ، ثُمَّ رَفَعَ فَقَامَ قِيَامًا طَوِيلاً ، وَهْوَ دُونَ الْقِيَامِ الأَوَّلِ ، ثُمَّ رَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلاً ، وَهْوَ دُونَ الرُّكُوعِ الأَوَّلِ ، ثُمَّ سَجَدَ ، ثُمَّ انْصَرَفَ وَقَدْ تَجَلَّتِ الشَّمْسُ ، فَقَالَ – صلى الله عليه وسلم – « إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، لاَ يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ

Dari Abdullah bin Abbas, bahwa pada suatu hari terjadi gerhana matahari. Lalu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berdiri untuk mengerjakan shalat. Beliau berdiri lama sekali, kira-kira sepanjang bacaan surat Al-Baqarah, kemudian beliau ruku' juga sangat lama. Lalu berdiri kembali dengan waktu yang sangat lama, tetapi lebih pendek dibandingkan dengan waktu berdiri yang pertama tadi. Kemudian beliau ruku' lagi yang lamanya lebih pendek daripada ruku' pertama. Lalu beliau sujud. Selanjutnya beliau berdiri lagi dan waktu berdirinya sangat lama hingga hampir menyamai rakaat pertama. Setelah itu beliau ruku' dan lamanya hampir sama dengan ruku' yang pertama. Lalu berdiri lagi, tetapi lebih pendek dibanding dengan berdiri yang pertama. Kemudian ruku' lagi yang lamanya lebih pendek daripada ruku' pertama, dan kemudian sujud. Setelah Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam mengerjakan shalat, matahari telah kembali normal seperti biasa. Beliau bersabda, "Sesungguhnya matahari dan bulan itu adalah dua tanda kekuasaan Allah. Terjadinya gerhana matahari dan bulan itu bukanlah karena kematian atau kehidupan seeorang. Maka jika engkau melihatnya, ingatlah dan berzikirlah kepada Allah" (HR. Bukhari dan Muslim)

 

Ibnu Abdil Barr mengatakan, "dua hadits di atas adalah hadits paling shahih mengenai shalat gerhana."

Ibnu Qayyim mengatakan, "Hadits yang shahih, sharih, dan dapat dipakai sebagai pegangan dalam masalah shalat gerhana adalah dengan mengulangi ruku' setiap rakaat, berdasarkan hadits Aisyah, Ibnu Abbas, Jabir, Ubay bin Ka'ab, Abdullah bin Amr bin Ash, dan Abu Musa Al Atsari. Semua meriwayatkan hadits dari Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bahwa ruku'nya diulang dua kali dalam tiap raka'at. Para perawi yang meriwayatkan berulangnya ruku' itu lebih banyak jumlahnya, lebih dapat dipercaya, dan lebih erat hubungannya dengan Rasulullah jika dibandingkan dengan perawi-perawi yang mengatakan tidak perlu melakukan ruku' secara berulang-ulang. Begitu pula pendapat mazhab Maliki, Syafi'i, dan Ahmad. Tetapi Abu Hanifah berpendapat bahwa shalat gerhana itu adalah dua rakaat dan mengerjakannya seperti shalat Hari Raya atau Shalat Jum'at.
 

Jadi dapat diringkas dari tata cara pelaksanaan shalat gerhana sebagai berikut:

  1. Bertakbir, membaca istiftah, Isti'adzah, al-Fatihah, kemudian membaca surat yang panjang, setara surat Al-Baqarah.
  2. Ruku' dengan ruku' yang panjang (lama).
  3. Bangkit dari ruku' dengan mengucapkan Sami'Allahu LIman Hamidah, Rabbanaa wa Lakal Hamd.
  4. Tidak langsung sujud, tetapi membaca kembali surat Al-Fatihah dan surat dari Al-Qur'an namun tidak sepanjang pada bacaan sebelumnya.
  5. Ruku' kembali dengan ruku' yang panjang tapi tidak sepanjang yang pertama.
  6. Bangkit dari ruku' dengan mengucapkan, Sami'Allahu LIman Hamidah, Rabbanaa wa Lakal Hamd.
  7. Sujud, lalu duduk di antara dua sujud, kemudian sujud kembali.
  8. Kemudian berdiri untuk rakaat kedua, dan caranya seperti pada rakaat pertama tadi.

Catatan:

* Disunnahkan pelaksanaan shalat gerhana di masjid, tidak ada azan atau iqomah sebelumnya, hanya panggilan “Al-Shalatul Jami'ah.”

Dari Aisyah Radhiyallahu 'Anha, "Bahwa telah terjadi gerhana matahari di zaman Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam lalu beliau mengutus seorang untuk menyeru “Al-Shalatul Jami'ah,” maka mereka berkumpul dan beliau maju bertakbir dan shalat dua rakaat dengan empat ruku' dan empat sujud." (HR. Muslim)

Diriwayatkan dari Abdullah bin 'Amr, ia mengatakan: "Ketika terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, diserukan “Al-Shalatul Jami'ah”. (HR. Al-Bukhari)

* Disunnahkan Imam untuk memberikan nasihat kepada manusia dengan berkhutbah setelah shalat, memperingatkan mereka agar tidak lalai dan memerintahkan mereka supaya memperbanyak doa, istighfar, dan amal shalih. Hal ini didasarkan pada hadits 'Aisyah Radhiyallahu 'Anha, "Ketika Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam sudah selesai dari shalat, beliau berdiri dan berkhutbah kepada jama'ah. Beliau memuji Allah dan menyanjungnya. Kemudian beliau mengatakan,

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا ثُمَّ قَالَ يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ وَاللَّهِ مَا مِنْ أَحَدٍ أَغْيَرُ مِنْ اللَّهِ أَنْ يَزْنِيَ عَبْدُهُ أَوْ تَزْنِيَ أَمَتُهُ يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ وَاللَّهِ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا وَلبَكَيْتُمْ كَثِيرًا

"Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kebesaran Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian seseorang dan tidak pula karena hidupnya seseorang. Maka jika kalian melihatnya bersegeralah berdoa kepada Allah, bertakbirlah, shalat dan bersedekahlah. Kemudian beliau bersabda: Wahai Umat Muhammad, demi allah, tidak ada seorangpun yang lebih pencemburu daripada Allah. (Dia cemburu) hamba sahaya laki-laki dan hamba sahaya perampuan-Nya berzina. Wahai umat Muhammad, demi Allah kalau saja kalian tahu apa yang aku ketahui niscaya kalian sedikti tertawa dan banyak menangis." (HR. Al-Bukhari)

Demikian, pembahasan shalat gerhana, baik hukum, waktu maupun tata caranya, Wallahu alam bishowab.

 

Sumber : Fiqih Sunnah karya Sayyid Sabiq , Ibnul Hajar dalam Fath al-Baari, Bab Shadaqah fi al-Kusuf.

Editor     : ded412

Tebar Qurban Bentengi Pemurtadan Bersama J.A.S Dan MPSI Magelang

MAGELANG (jurnalislam.com) – Masyarakat Peduli Syariah Islam (MPSI) dan Jamaah Ansharusy Syariah Magelang tahun ini kembali mengadakan program “Tebar Qurban Bentengi Pemurtadan”. Program yang dilakukan sejak tahun 1431H atau 2010 oleh MPSI Magelang pada idul adha tahun ini kembali membagikan daging qurban dari para muslimin ke daerah kantong-kantong kristenisasi di sekitar wilayah Magelang Jawa Tengah.

Alhamdulillah pada tahun ini panitia program mendapatkan 2 ekor sapi dan 4 ekor kambing dari para muslimin yang berpartisipasi mengikuti program tebar qurban tersebut.

Adapun panitia menjelaskan bahwa daging qurban yang mencapai 450 bungkus ini dibagikan ke daerah rawan kristenisasi dan rawan missionaris syiah di sekitar wilayah magelang. Diantara kondisi daerah pembagian daging qurban diantaranya Ds. Kasiran dan Ds. Blancir masyarakatnya 80% muslim dan 20% Kristen, Ds. Merapisari masyarakat muslimnya hanya 20% sedangkan kristennya 80%, serta di daerah Ds. Kenteng terdapat masyarakat syiah sekitar 10%. Perlu diketahui bahwa di Ds. Kasiran ini walau muslimnya mayoritas yakni sekitar 80% namun telah berdiri dua gereja di daerah tersebut.

Masyarakat sangat menyambut baik program tebar qurban ini. Mereka berharap dengan adanya program ini dapat meningkatan ukhuwah dan mudah-mudahan dapat memberikan motivasi kepada muslimin yang diberikan kelapangan rezeki untuk berqurban serta yang lebih penting dengan program tebar qurban ini dapat membentengi dan memberi kesadaran muslim untuk meningkatkan iman dan taqwa kita semua. Aamiin. [fudhail/ansharusyariah.com]

Hari Ulang Tahun Diktaktor Kadyrof Di Hadiahkan Bom Istisyhad Tewaskan Empat Polisi Rusia di Chechnya

Grozny (jurnalislam.com) – Seorang pembom istisyhad menewaskan empat polisi dan melukai empat lainnya pada hari Minggu (05/10/2014) saat perayaan hari raya kota Grozny, ibukota bermasalah di wilayah Kaukasus Utara Rusia Chechnya, kantor berita Rusia melaporkan.

Chechnya berada di periode yang relatif tenang di bawah kekuasaan diktaktor pemimpin yang didukung Moskow, Ramzan Kadyrov, dan bom istisyhad telah menjadi kejadian langka dalam beberapa tahun terakhir.

Serangan itu terjadi di pintu masuk ruang konser di mana perayaan direncanakan untuk merayakan hari raya kota Grozny, yang juga ulang tahun Kadyrov.

"Petugas polisi yang berjaga di detektor logam di pintu masuk gedung konser melihat seorang pemuda yang mencurigakan. Ketika polisi memutuskan untuk memeriksa, pria tersebut meledakkan dirinya," kata seorang perwira polisi setempat kepada kantor berita RIA.

Tidak ada laporan mengenai warga sipil yang tewas atau cedera, RIA mengatakan. [ded412/worldbulletin/ndtv]

Setelah Idul Adha Pembicaraan Putaran Terakhir Gencatan Senjata Gaza Dimulai di Kairo

GAZA (jurnalislam.com) – Sebuah babak baru pembicaraan gencatan senjata Gaza antara Palestina dan Israel akan dimulai di ibukota Mesir, Kairo, setelah hari raya Adha, faksi perlawanan Palestina Hamas mengatakan pada hari Minggu malam (05/10/2014).

Pemimpin Senior Hamas, Salah al-Bardwil, dikutip oleh kantor berita pro-Hamas, Al-Rai, mengatakan bahwa putaran terakhir perundingan antara Palestina dan Israel di Kairo telah menetapkan gencatan senjata Gaza, yang mengakhiri serangan Israel selama 51 hari di Jalur Gaza pada 26 Agustus.

"Kami telah menyepakati agenda pembicaraan tidak langsung dengan Israel," al-Bardawil mengatakan.

Dia menambahkan bahwa pembicaraan kali ini akan berkutat pada keinginan Palestina untuk mendirikan sebuah bandara di Gaza dan juga pembebasan para tahanan sesuai kesepakatan pertukaran Gilad Shalit.

Serangan Israel terakhir di Jalur Gaza menyebabkan 2.157 warga Gaza tewas dan lebih dari 11.000 lainnya terluka.

Kementerian Luar Negeri Mesir mengatakan sebelumnya bahwa baik Palestina dan Israel berkomitmen untuk menjaga gencatan senjata Gaza dan bahwa kedua belah pihak akan melanjutkan negosiasi tidak langsung mereka mengenai hal hal lain yang tertunda pada bulan Oktober. [ded412/AA]

 

Tiga Hikmah dan Isyarat Yang Terkandung Dalam Ibadah Haji

JURNALISLAM.COM – Dalam khutbah Idul Adha 1435 H yang dilaksanakan di Lapangan Cemani, Sukoharjo pada hari Sabtu (4/10/2014) kemarin, Ustadz Rasyid Ba’asyir selaku khotib menyampaikan materi tentang hikmah dan isyarat yang terkandung dalam rangkaian ibadah haji. Beliau menjelaskan bahwa ada 3 hal yang menjadi isyarat dan pelajaran-pelajaran penting dari disyariatkannya ibadah haji.

Isyarat pertama adalah Isyarat Tauhid. Wujud isyarat tauhid dalam ibadah haji terkandung dalam lafadz “labbaik Allahumma Labbaik, Labbaik Laa Syarikalaka Labbaik, Innal hamda wanni’mata wal mulk, laa syarikalak”. Lafadz tauhid ini inti dan isinya adalah kesiapan dan kesediaan setiap muslim dan mu’min untuk memenuhi semua perintah-perintah Allah SWT dengan lapang dada dan kerelaan hati.

Allah SWT mempunyai nama-nama dan sifat-sifat, dimana jika seorang muslim mengerti dan memahaminya dengan baik, niscaya dia tidak akan menyekutukan Allah SWT meskipun sekejap mata. Dan hanya untuk itu kita diciptakan di muka bumi. Seperti difirmankan Allah SWT dalam surat Adzariyat ayat 56 yang artinya “Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk mengabdi kepadaKu saja”. Maka tidak boleh ada seorangpun yang hidup di muka bumi, baik jin maupun manusia kecuali dia harus mau dan siap untuk mengatur dirinya dengan apa saja yang telah diatur oleh Allah SWT dan RasuluNya. Tidak halal bagi kita untuk hidup sekejap mata pun di muka bumi ini kecuali kehidupan itu harus sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Allah dan apa yang telah ditinggalkan (diajarkan-red) oleh Rasulullah, dalam perkara yang sekecil apapun juga apalagi dalam urusan yang besar.

Kedua, isyarat Qurban. Syariat Qurban itu asalnya adalah apa yang dilakukan oleh Nabiyullah Ibrahim AS sesuai perintah Allah atas Nabiyullah Ismail AS. Ketika Allah memerintahkan Nabiyullah Ibrahim AS untuk menyembelih Nabiyullah Ismail, lalu mereka berdua menjalankannya meskipun akal-akal mereka tidak paham apa yang dari perintah Allah untuk menyembelih anak Nabiyullah Ibrahim satu-satunya yang sangat dicintai. Namun mereka pasrah kepada perintah Allah 100% lalu menjalankan yang Allah perintahkan atas mereka, dan akhirnya Allah menggantikan sembelihan Nabi Ibrahim itu dengan seekor domba yang diturunkan Allah dari Surga.

Inti dari isyarat qurban ini adalah hendaknya seorang muslim dan mukmin siap untuk menerima Syariat Allah SWT apa adanya, berat maupun ringan, suka maupun tidak disukai, faham ataupun tidak fahami. Karena tidak mungkin ada sesuatupun dari aturan Syariat yang memerintahkan kepada sesuatu yang merusak atau yang membahayakan.

Kita harus pasrah dan menerima apa saja yang telah ditetapkan oleh Allah SWT dan RasulNya lalu menjalankannya dengan keikhlasan hati. Barang siapa yang menjalankan syariat Allah dengan ikhlas niscaya dia akan mendapatkan kebaikan dari syariat tersebut.

Dan isyarat yang ketiga dari ibadah haji adalah persatuan. Tidak halal bagi seorang muslim untuk berpecah belah dengan muslim yang lain. Selagi saudara Anda adalah seorang Muslim dan mukmin, maka jangan sampai anda menganggapnya diluar dari batasan Islam. Kecuali jika nyata dari dirinya kata-kata atau perbuatan yang tidak bisa ditakwil bahwasannya orang itu telah keluar dari batasan Islam. Namun siapapun juga yang menyatakan dirinya muslim, menyatakan dirinya mukmin, shalat seperti shalatnya kaum muslimin, berqurban seperti qurbannya kaum Muslimin, melaksanakan syariat-syariat secara umum seperti apa yang dilaksanakan kaum muslimin, maka mereka adalah saudara-saudara kita meskipun organisasi mereka berbeda, meskipun jamaah mereka berbeda. Maka kewajiban kita untuk berlapang dada dengan saudara-saudara kita kaum muslimin yang lain, kecuali diantara mereka yang terang-terangan menolak Syariat Islam.