Setelah Austria Kini Giliran Swedia Akan Gelar Aksi Anti Islam

SWEDIA (Jurnalislam.com) – Gerakan sayap kanan Jerman, Patriotik Eropa Menentang Islamisasi Barat, atau PEGIDA, berencana mengadakan pawai pertama di Swedia.

Sekitar 200 pendukung gerakan sayap kanan diharapkan ikut ambil bagian dalam demonstrasi pada hari Senin besok (09/02/2015) di kota terbesar ketiga di Swedia, Malmo, media lokal melaporkan pada hari Jumat (06/02/2015).

Pengumuman tentang acara tersebut dibuat oleh pada halaman Facebook Swedia mereka yang saat ini memiliki 8.800 pengikut. Pengumuman itu menjadi tanda meningkatnya ketegangan di negara tersebut. Di Swedia, kelompok sayap kanan, yaitu partai anti-imigran, Swedia Demokrat, mendapatkan lebih dari dua kali lipat dukungan dalam pemilu tahun lalu dibandingkan dengan pemilu 2010.

Kantor berita Swedia TT melaporkan bahwa penyelenggara PEGIDA telah mengantisipasi counter-demonstrasi yang akan berlangsung secara bersamaan pada hari Senin, tanpa menentukan jumlah peserta yang mereka harapkan.

Demonstrasi dilakukan setelah terjadi serangkaian serangan pembakaran terhadap masjid di Swedia pada bulan Desember tahun lalu, dan diikuti oleh protes mengutuk mereka.

Sekitar 170 orang ikut ambil bagian dalam unjuk rasa PEGIDA di ibukota Norwegia, Oslo, pada 15 Januari dan sekitar 200 orang ikut ambil bagian di ibukota Denmark, Kopenhagen pada 19 Januari, menurut media lokal Swedia.

Ratusan orang juga mengambil bagian dalam unjuk rasa kontra-demonstrasi menentang pawai PEGIDA tersebut.

 

Deddy | World Bulletin | Jurniscom

Syair Syaikh Al-Muhaisini untuk Syaikh An-Nadzari

YAMAN (Jurnalislam.com) – Kesedihan mendalam dialami Ulama sekaligus komandan jihad di Suriah, Syaikh Abdullah Al-Muhaisini atas gugurnya anggota Dewan Syariah Al-Qaidah Yaman, Syaikh Harits An-Nadzari. Beliau mengungkapkan kesedihannya itu melalui bait-bait Syair.

Sebagaimana diungkapkan dalam akun Twitternya, Syaikh Al-Muhaisini menyanjung sosok Syaikh yang juga sahabatnya itu. Beliau menegaskan bahwa Syaikh An-Nadzari telah memenuhi janji Rabbnya, memperjuangkan Syariat Islam.

An-Nadzari, lanjutnya, adalah ulama dan mujahid yang jujur dan membuktikan perkataannya dengan perbuatan-perbuatan nyata. Ia bersama mujahidin di Yaman lainnya musuh sebenarnya bagi Amerika Serikat.

Al-Muhaisini juga menyerang milisi Syiah Houtsi yang hanya menggembor-gemborkan slogan “kematian bagi Amerika dan kematian bagi Israel. Akan tetapi, hakikatnya mereka adalah pelayan-pelayan AS.

Berikut bait-bait Syair Syaikh Al-Muhaisini mengungkapkan kesedihan atas gugurnya Syaikh Hartis An-Nadzari:

 

Bisikan hati terus menerus membisiki
Menarik nafas panjang saat peristiwa menghancurkan

Kabar kematian datang tapi tak kupercaya
Saat Al-Haris dikatakan syahid

Penunggang kuda kami pun turun dengan jumawa
Meninggalkan kami singanya yang kusut

Ilmu-ilmu dijaga oleh pemiliknya
Pedang peperangan adalah yang ketiga

Ke arah yang lebih tinggi beliau terus berjalan
Tidak ada satu janji pun beliau batalkan

Terimalah wahai Rabb dan anugrah Ilah kepada kami sepertinya
Dengan pertolonganMU engkau beri motivasi kepadanya

Umat kami yang memelihara serigala
Dan Anjing yang terengah-engah dalam menjaga

Dia terus lari berkeliaran di kampung-kampung
Memporak-porandakan setiap yang sia-sia

Tidak ada yang merubah begitu pula yang melindung selain engkau
Dan kepadanya engkau mewarisi

Ini Aspirasi ANNAS ke Komisi VIII DPR-RI

ASPIRASI ALIANSI NASIONAL ANTI SYI’AH (ANNAS) KE KOMISI VIII DPR-RI
(04 FEBRUARI 2015) RUU PERLINDUNGAN UMAT BERAGAMA (RUU PUB)

1. Dasar penyusunan RUU PUB menurut menteri Agama RI adalah untuk melindungi kebebasan memeluk Agama dan kebebasan menjalankan Agama yang dipeluk dan diyakininya. Hal tersebut merupakan pengejawantahan dari UUD 1945. Disatu sisi kebebasan memeluk Agama mudah untuk difahami dan tidak berada dalam ruang perdebatan. Namun disisi lain kebebasan untuk menjalankan Agama yang diyakini tidak jarang menimbulkan masalah karena kebebasan dengan tanpa memperhatikan kebebasan pihak lain berpotensi menimbulkan gesekan bahkan benturan. Oleh karena itu sebagai landasan filosofinya adalah  cara pandang dan sikap hidup yang tertib dan damai serta tidak mengganggu pihak lain. Dengan kata lain Undang-Undang di samping harus menjamin pelaksanaan keagamaan yang tertib dan damai juga harus mampu mencegah konflik antar umat beragama serta menghukum pelaku yang menciptakan ketidaktertiban, ketidakdamaian dan konflik di masyarakat.
2. Perlindungan umat beragama tidak boleh semata-mata berpijak kepada paradigm “melindungi minoritas” dengan dalih Hak Asasi Manusia. Tapi juga mutlak mesti menghargai dan “melindungi mayoritas” dari kebebasan atau kesewenangan “minoritas” yang dapat menyinggung, melukai, menodai, dan mengusik nilai-nilai serta prinsip dasar Agama umat mayoritas. Hak Asasi Manusia yang digaungkan secara membabi buta untuk melindungi umat minoritas selalu saja selama ini dengan mengabaikan Hak Asasi
Manusia yang juga dimiliki oleh umat mayoritas. Karenanya asas keadilan dan proporsionalitas diharapkan menjadi paradigma dasar dari RUU PUB yang akan disusun. Paradigma lain adalah, bahwasanya asas Ketuhanan Yang Maha Esa seharusnya mendahului dan lebih diutamakan dari asas Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Agama dan kepatuhan kepada Allah SWT harus diutamakan dan mengalahkan otoritas yang
dimiliki manusia. Hak Asasi Manusia harus didasarkan pada hak dan kewajiban yang telah ditentukan oleh Allah SWT. Bukan sebaliknya Agama yang dikorbankan karena harus tunduk kepada otoritas manusia dengan dalih Hak Asasi Manusia.
3. Sebenarnya ketentuan perundang-undangan kita sudah mengatur yang substansinya adalah perlindungan umat beragama seperti pada UU No 1/PNPS/1965 tentang Pencegahan, Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama, Kitab Undang Undang Hukum Pidana khususnya Pasal 156 a, SK Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No 9 dan 8 tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Dalam Memelihara Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadat, yang seluruhnya jika dipatuhi dengan baik sudah cukup melindungi. Karenanya RUU PUB yang dirancang harus lebih baik dari aturan yang telah ada. Dalam bentuk penguatan status hukum yang sudah ada dan bagus tersebut, bukan malah mencabut atau mempretelinya. Apalagi jika sekedar memenuhi pesanan lembaga internasional yang syarat dengan berbagai kepentingan dan tidak memahami kehidupan keberagamaan di Indonesia. Penyempurnaan menjadi tidak benar jika dimaksudkan untuk melegalisasi faham-faham sesat (dan menyesatkan) apalagi melindunginya. Atau mengubah faham yang berdasarkan kebudayaan semata, dan atau berupaya agar aliran kepercayaan menjadi suatu Agama.
4. Penodaan Agama disamping yang dirumuskan dengan “..melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan yang menyerupai kegiatan-kegiatan agama itu, penafsiran dan kegiatan mana menyimpang dari pokok-pokok ajaran dari agama itu” (Pasal 1 UU No 1/PNPS/1965) atau “pada pokoknya bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau penodaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia” (Pasal 156a KUHP) juga harus memiliki kejelasan detail khusus bagi agama Islam yaitu “bersifat penghinaan, perendahan martabat, atau menghujat Nabi, istri dan keluarganya, serta sahabat-sahabatnya”. Di sisi lain UU PUB harus memberi kewenangan kepada Pemerintah untuk melarang, membekukan, serta membubarkan organisasi yang mengembangkan faham atau ajaran yang dinilai sesat atau menodai suatu agama.

ANTISIPASI PERKEMBANGAN FAHAM SYI’AH
5. faham Syi’ah dengan ideologi imamah yang menjadi rukun iman, al wilayah yang menjadi rukun Islam jelas bertentangan dengan ajaran Islam. Belum lagi soal melegalisasi perzinahan yang diharamkan Islam atas nama “muth’ah” (kawin kontrak, hanya mengakui khalifah Ali Ra dan menafikan bahkan mengkufurkan dan melaknat Abubakar Ra, Umar Ra, dan Ustman Ra, menghina istri-istri Nabi SAW, meragukan kesempurnaan Al-Qur’an, memiliki hadits-hadits tersendiri, ajaran “taqiyah” (munafik) atau Imam Mahdi yang nanti di hari kiamat akan menyiksa Abubakar, Umar dan Aisyah. Kesesatan ajaran dan pemahaman Syi’ah tersebut diatas. Yang telah mengantarkan MUI Pusat membuat buku perlunya umat Islam “Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah di Indonesia”.
6. Syi’ah di Indonesia sering kali dikesankan oleh para tokohnya sebagai “ajaran Islam” yang menitik beratkan kepada masalah mistik dan sufistik. Padahal, Syi’ah adalah lahir dari rahim konflik politik dan berideologi politik serta berjuang untuk mendapatkan kekuasaan politik. Ideologi Syi’ah adalah makar terhadap kekuasaan di dunia Islam. Penipuannya melalui gaung pendekatan mazhab (taqrib), dialog sunni-syi’ah, atau ritual syi’ah yang seolah-olah sama dengan kebanyakan umat Islam di Indonesia, anti Wahabi, serta berpura-pura di front terdepan anti Israel dan Amerika (padahal di belakang bekerjasama dengan Zionis). Syiahisasi berjalan masif melalui berbagai lapangan di Indonesia baik melalui pendidikan, budaya, ekonomi maupun politik. Ironisnya, Kementrian Agama RI pun terperdaya sehingga memberi izin organisasi Syiah dapat bermuktamar di gedung “HM Rasyidi” Kementrian Agama beberapa bulan yang lalu. Sungguh menyakitkan, karena hal sama tidak pernah diberikan kepada organisasi-organisasi Islam yang ada di Indonesia.
7. Perkembangan faham dan gerakan Syi’ah di Indonesia berpotensi menimbukan konflik di masa depan. Sampai saat ini saja sudah terjadi konflik, gesekan, atau ketegangan di berbagai daerah di Indonesia seperti yang terjadi di Sampang, Bondowoso, Jember, Bangil, Pasuruan, Probolinggo, Lombok Barat, Puger Kulon, Pekalongan, Bekasi, Jakarta, Bandung, Surabaya, Makasar, Yogyakarta. Pemerintah harusnya tidak menutup mata akan hal ini. Peristiwa konflik Sunni-Syi’ah di Suriah, Irak, Lebanon, atau di Yaman, harus sudah cukup meyakinkan pemerintah bagi kemungkinan terbuka konflik yang lebih besar di Indonesia jika tidak diantisipasi sejak dini. Karenanya di Mesir tokoh Syi’ah diusir, di Yordania Syi’ah diberangus, di Tunisia dan Aljazair Syi’ah ditolak, di Sudan disamping menutup atase kebudayaan kedutaan Iran serta mengusir diplomatnya, bahkan dinegara tetangga Malaysia dan Brunei sudah sangat tegas melarang Syi’ah.
8. Perkembangan pesat Syi’ah yang masif, ofensif, dan agresif di Indonesia melalui dua lembaga utama Ahlul Bait Indonesia (ABI) dan Ikatan jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) serta berbagai yayasan, majelis ta’lim, dan lembaga lainnya, tidak dapat dipisahkan dari peran utama Kedutaan Besar Iran di Jakarta. Melalui Atase Kebudayaan Kedubes Iran gerakan Syi’ah diarahkan, di koordinasikan, dan dibiayai. Kerjasama Iran-Indonesia bukan  hanya di bidang politik dan ekonomi, akan tetapi telah melebar ke bidang kebudayaan, pendidikan, dan agama. Disinilah titik rawan itu bermula. Lembaga pendidikan yang berafiliasi ke gerakan Syi’ah ditunjang dan dibiayai. Beasiswa disebar ke berbagai perguruan tinggi. Pembentukan Iranian Corner di beberapa kampus. Ratusan atau ribuan orang dikirim dan di didik di berbagai perguruan tinggi di Qom Teheran. Mereka Inilah kader-kader yang diharapkan akan menjadi “Pengawal Revolusi Syi’ah Iran” di Indonesia di masa mendatang. Karenanya demi keselamatan Indonesia maka ANNAS mendesak agar pertama, stop atau hentikan kerjasama Indonesia-Iran di bidang pendidikan, kebudayaan, dan agama. kedua, Segera menutup Atase Kebudayaan Kedutaan Besar Iran di Jakarta. Langkah ini sangat strategis untuk membangun martabat dan memperkuat ketahanan bangsa dari ancaman dan ekspansi ideologi transnasional, Syi’ah Iran.
9. Ekspansi Syi’ah yang dilakukan melalui gerakan intelektual pemikiran bebas dan kritis,
gerakan keagamaan ritual relijius, dan gerakan ideologi progresif membangun pemerintahan Imamah nampaknya masih difahami keliru oleh sebagian kalangan seolah-olah hanya semata diskursus tentang madzhab dalam Islam, padahal kenyataannya jauh lebih dalam dari itu, yakni mengancam keselamatan umat, bangsa, dan negara. Demikian juga Pemerintah Republik Indonesia nampaknya terlalu sederhana melihat Syi’ah dan perkembangannya. Oleh karena itu melalui penyampaian aspirasi ini kiranya Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia dapat lebih responsif terhadap apa yang sedang dirasakan oleh umat Islam ini khususnya tentang penyimpangan dan ancaman dari gerakan Syi’ah di Indonesia. DPR RI kiranya dapat memulai melakukan dengar pendapat dengan MUI, Kementrian Agama, Ormas-Ormas Islam, bahkan dengan Kedutaan Besar Iran untuk melakukan langkah-langkah antisipatif dari ancaman gerakan Syi’ah di Indonesia.
10. Selanjutnya DPR-RI sebagai lembaga perwakilan rakyat kiranya dapat berperan dalam mendesak Pemerintah untuk berhati-hati dan tidak melanjutkan kerjasama kebudayaan, pendidikan, dan keagamaan dengan Pemerintah Iran, menutup Atase Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Iran, serta secara tegas melarang pengembangan faham sesat Syi’ah. Potensi konflik yang akan terjadi dapat meruntuhkan bangunan utuh NKRI.

KEMEROSOTAN MORAL BANGSA
Berkenaan dengan kemerosotan moral bangsa yang diindikasikan dengan pragmatism politik, korupsi, pemimpin yang tidak bertanggungjawab, mudah berkhianat, munafik, gemar menjual aset negara, atau lainnya bertitik tolak dari kelemahan keyakinan bahwa semua perbuatan itu kelak akan dipertanggungjawabkan di hari akhir nanti. Agama yang dianut belum mampu mencegah kemerosotan nilai-nilai moral. Bahkan ada kecenderungan masalah-masalah keagamaan justru diabaikan. Semua perbuatandi ranah bangsa hanya semata transaksional dalam hubungan sesama manusia saja. Sebenarnya landasannya adalah sekularisme. Oleh karena itu dua hal yang perlu di perhatikan bersama, pertama bagaimana memaksimalkan agar nilai-nilai agama dijadikan dasar pijakan dalam perilaku berbangsa dan bernegara, dan kedua bagaimana agama itu menjadi fungsional bukan hanya ritual dan bersifat individual, harus berfungsi “as a tool of social and political engineering”.

Bandung, 14 Rabiuts Tsani 1436 H/4 Februari 2014 H, Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS),

K.H. Athian Ali M. Da’i, Lc., MA | Ketua ANNAS
Tardjono Abu Muas | Sekretaris
Habib Ahmad Zain Alkaff | Ketua Majelis Syuro ANNAS
K.H. Atip Latiful Hayat, SH. LLM. Ph.D | Ketua Dewan Pakar ANNAS

Puluhan Pasukan Bentukan AS dan Pasukan AS Tewas di Distrik Naziyan

NANGARHAR (Jurnalislam.com) – Al-Emarah News memberitan bahwa pada hari Kamis (05/02/2015) beberapa lusin tentara musuh tewas dan terluka dalam dua hari terakhir, pada bentrokan di Afghanistan timur, provinsi Nangarhar. Mujahidin juga menembak jatuh sebuah helikopter Chinook milik penjajah AS di provinsi Nangarhar.

Bentrokan dimulai dua malam sebelumnya di distrik Naziyan setelah pasukan boneka lokal yang didukung oleh pasukan udara penjajah AS mulai menyerang.
Para pejuang Mujahidin membalas sehingga memicu pertempuran berdarah, yang menyebabkan terbunuhnya puluhan pasukan boneka AS di distrik Naziyan, Al-Emarah News melaporkan. Pejuang Mujahidin juga berhasil menjatuhkan sebuah helikopter Chinook yang bergabung dalam dalam operasi ini.

Mujahidin memusatkan perhatian pada kekuatan musuh yang terpaksa menahan sekitar 300 penduduk desa dan mengurung mereka dalam lokasi yang sepi, laporan tersebut menambahkan. Warga ditawan oleh musuh untuk digunakan sebagai pelindung terhadap serangan Mujahidin.

Sejumlah pasukan musuh diturunkan dari helikopter untuk bergabung dengan pasukan sebelumnya yang telah dipaksa musuh mundur oleh Mujahidin dengan kerugian besar.

Namun Mujahiddin tetap memenangkan pertempuran. Puluhan kekuatan musuh tewas dan terluka selama dua hari terakhir, sementara helikopter Chinook ditembak jatuh dan dua tank lapis baja juga hancur setelah ditembaki roket oleh Mujahidin.

Musuh memanfaatkan kegelapan dan kabur meninggalkan 300 tahanan desa termasuk perempuan dan anak-anak yang dibebaskan oleh pejuang Mujahidin setelah menguasai daerah itu.

Enam warga desa dan dua pejuang Mujahidin syahid dalam serangan udara. Empat  orang lainnya cedera.

Pada hari Rabu, pejuang Mujahidin menyerang kendaraan militer musuh di distrik Lalpura, membunuh polisi boneka yang berada di dalam kendaraan.

Kamis pagi seorang tentara boneka dilaporkan tewas setelah ditembak mati oleh sniper Mujahidin di distrik Ghani Khel.

Laporan berita lainnya dari provinsi Nangarhar menyebutkan bahwa dua pos musuh di distrik Khogyani diserang Mujahidin semalam. Tidak ada laporan korban tewas atau cedera.

Pos lain di distrik Hisarak juga diserang tadi malam. Seorang tentara ANA tewas dan lainnya terluka.

Seorang polisi terbunuh dan seorang lainnya  juga terluka akibat ledakan di pos pemeriksaan di kota Jalalabad, ibukota provinsi tersebut Rabu malam.

Sementara itu, dua tentara boneka dengan membawa senjata mereka menyerah kepada Mujahidin di distrik Bati Kot pada hari Kamis, sementara seorang polisi bergabung ke sisi Mujahidin di distrik Achin pada hari yang sama.

Di provinsi tetangga, Laghman, Mujahidin menyerang pos milik Arbakis di distrik Badpakh pada hari Kamis, menyebabkan milisi Arbaki terluka berat.

 

Deddy | Shahamat | Jurniscom

Tanggapi Klaim Mesir Faksi Perlawanan Palestina Gelar Konferensi Pers

GAZA (Jurnalislam.com) – Sejumlah sumber dari kalangan faksi-faksi perlawanan Palestina di Gaza, termasuk Brigade Al-Qossam akan menggelar konferensi pers jam 2 siang waktu setempat untuk menanggapi keputusan pengadilan Mesir bahwa Al-Qossam teroris.

Menurut jadwal, sejumlaj sayap militer gerakan perlawanan Gaza akan menggelar konferensi pers di lapangan Katibah Gaza untuk menandaskan penolakan mereka atas keputusan pengadilan tinggi Mesir yang menganggap gerakan Hamas sebagai organisasi teroris. Mereka juga akan menegaskan, tentang hak perlawanan untuk menolak segala bentuk penjajahan, terutama penjajahan Zionis. Perlawanan juga mengecam segala bentuk campur tangan pihak luar ke dalam urusan internal Arab maupun regional.

Sebelumnya, pengadilan Mesir secara tergesa-gesar menerbitkan surat keputusan pada pekan pertama dari bulan Februari kemarin yang menyebutkan, brigade Al-Qossam sebagai “organisasi Teroris” hal mana dianggap sejumlah pakar dan kalangan terlalu terburu-buru dan sangat berbahaya.

Sementara itu, kalangan Palestina mengecam dan menolak keputusan tersebut, walau belum ada pernyataan resmi dari sejumlah sayap militer gerakan perlawanan bersenjata Palestina.

 

Deddy | Infopalestina | Jurniscom

Syeikh Abu Muhammad Al Maqdisi Dibebaskan

YORDANIA (Jurnalislam.com)   – Pihak berwenang Yordania telah membebaskan ideolog Salafi jihadis, Essam al-Barqawi, yang lebih dikenal sebagai Syeikh Abu Muhammad al-Maqdisi, setelah ditahan lebih dari tiga bulan, pengacaranya mengatakan pada hari Kamis (05/02/2015).

"Al-Barqawi sudah dibebaskan hari ini setelah dia ditangkap atas tuduhan menggunakan internet untuk menghasut kelompok teroris," Moussa Al-Abdallat, pengacara Gerakan Salafi di Yordania, mengatakan kepada The Anadolu Agency.

"Setelah 100 hari penahanan, klien saya telah kembali ke rumah setelah dia dibebaskan karena kurangnya bukti," tambahnya.

Pihak berwenang Yordania belum mengomentari pernyataan pengacara.

Syeikh Al-Maqdisi, seorang ideolog berpengaruh bagi kelompok Salafi Jihadis dan mantan pembimbing spiritual al-Qaeda, ditangkap akhir Oktober 2014, hanya beberapa bulan setelah dia dibebaskan oleh pihak berwenang Yordania setelah bertahun-tahun dipenjara atas tuduhan yang berkaitan dengan teror.

Mohamed al-Shelbi, seorang pemimpin Salafi senior, mengatakan kepada The Anadolu Agency bahwa  Syeikh Al-Maqdisi kemungkinan besar ditangkap karena menerbitkan pesan mengkritik koalisi pimpinan AS terhadap Islamic State (IS).

Syeikh Al-Maqdisi, yang sebelumnya mengecam IS, mengatakan dalam pesannya bahwa koalisi internasional yang melancarkan perang melawan Islam dan kaum Muslim di Irak dan Suriah dengan dukungan dari "orang kafir" dan menyamakan koalisi tersebut dengan "Tentara Salib."

Pada tahun 2011, Syeikh Al-Maqdisi dihukum oleh Pengadilan Keamanan Negara Jordan, bersama dengan beberapa orang lain, karena merekrut pemuda Yordania untuk gerakan jihad yang berbasis di Afghanistan.

Dia kemudian dibebaskan dari penjara pada bulan Juni tahun lalu setelah menjalani hukuman penjara.

 

Deddy | Anadolu Agency | Jurniscom

Syeikh Harits al Nadhari Syahid Dalam Serangan Drone AS

YAMAN (Jurnalislam.com) – Al Qaeda semenanjung Arab (AQAP) mengatakan pada hari Kamis (05/02/2015) bahwa salah satu anggota terkemukanya syahid akibat serangan udara AS saat dalam perjalanan di provinsi selatan Shabwa pada 31 Januari 2015.

Tiga pejuang Al-Qaeda lainnya juga syahid dalam serangan itu, Al Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP) mengatakan dalam pernyataan yang diposting di Twitter.

Syeikh Harits al Nadhari seorang Ulama senior AQAP dan menjabat sebagai penasihat urusan hukum dan agama, kata pernyataan itu.

AQAP mengaku bertanggung jawab atas serangan mematikan bulan lalu pada surat kabar Charlie Hebdo Perancis di Paris dan dianggap sebagai salah satu cabang Faksi Jihad global yang paling mematikan.

Pada hari Senin, setidaknya tiga mujahidin Al-Qaeda syahid oleh serangan pesawat tak berawak (drone) AS di tenggara Yaman.

Agresor Amerika Serikat telah bekerja sama dengan pasukan pemerintah Yaman terus melacak dan membunuh anggota AQAP di gurun Yaman.

 

Deddy | World Bulletin | Jurniscom

MUI: Jangan Biarkan Syiah Tumbuh dan Besar di Indonesia

JAKARTA (Jurnalislam.com) – Aliansi Nasional Anti Syiah menyampaikan aspirasinya tentang bahaya Syiah kepada Komisi VIII DPR RI, Rabu (03/02). Para ulama yang tergabung di dalamnya mengingatkan jika Syiah tidak ditindak tegas, maka akan timbul konflik seperti yang terjadi di Sampang.

Pada kesempatan itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, KH Cholil Ridwan mengatakan bahwa lahirnya Syiah karena perebutan kekuasaan pada wilayah politik. Oleh karena itu, lanjutnya, DPR tidak boleh membiarkan Syiah tumbuh dan besar di Indonesia yang nantinya akan sangat berbahaya.

“Jika membicarakan Syiah berarti membicarakan politik. Saya pikir sangat tepat sekali kalau ANNAS datang kesini, karena ini rumah politik bagi rakyat Indonesia,” kata KH Cholil Ridwan.

Ketua ANNAS, KH Athian Ali Da’i menyatakan bahwa para ulama telah berusaha mengkondisikan umat, yang terus bersabar melihat penghinaan kelompok Syiah. Bahkan di Jawa Barat, beliau sampai harus meminta bantuan Polda setempat, untuk mengamankan para pelaku yang telah secara terbuka menghina sahabat dan istri Nabi.

“Karena saya yakin kita tidak punya kemampuan untuk terlalu lama menahan umat bersabar, ketika orang-orang yang dimuliakan Allah, orang-orang yang dimuliakan umat Islam itu dihina dan dicaci maki,” terangnya.

Sementara, Habib Achmad Zein Al-Kaff menegaskan agar DPR menindaklanjuti aspirasi umat Islam. Sebab jika tidak ada ketegasan dari para pejabat, maka akan timbul konflik antara umat Islam dan Syiah sebagaimana yang terjadi di Sampang.

“Melalui forum yang mulia ini kami menghimbau kepada anggota dewan, anggota dewan ini mewakili kita. Karenanya aspirasi dari umat ini tolong ditindaklanjuti, tolong dipikirkan akibat yang akan terjadi,” kata ulama NU Jawa Timur itu.

“Akan terjadi Sampang-Sampang (yang lain) lagi, selama aparat dan pejabat tidak mengambil sikap yang tegas terhadap Syiah,” tegasnya.

Ally | KiblatNet | Jurniscom

Alhamdulillah, Penjualan Al Quran Meledak Sejak Serangan Terhadap Charlie Hebdo

PERANCIS (Jurnalislam.com) – Sejak 7 Januari 2015, buku-buku tentang Islam dalam permintaan besar. François Maillot menjelaskan, Kepala perpustakaan Pengadaan La. Ini mencatat secara khusus bahwa Al-Quran diterjemahkan Malek Chebel memasuki Top 100 buku terlaris dari Amazon.

"Sejak serangan, penjualan Quran meledak. Para peminat buku yang ingin mengetahui pergi ke toko buku dan meminta Qur’an terjemahan yang baik kepada penjual buku," kata François Maillot, CEO dari La Procure, yaitu jaringan toko buku umum dan agama terbesar di Perancis.

Pengamatan tersebut dikonfirmasi oleh klasifikasi Amazon: Al-Quran (terjemahan Malek Chebel) memasuki Top 100 buku terlaris selama 26 hari sejak serangan.
Di La Procure, terjemahan yang paling populer dari kitab suci Islam adalah dari Denise Masson (Folio), Jacques Berque (Albin Michel) dan Malek Chebel (Buku Saku).

François Maillot menyebutkan dua buku lainnya yang banyak terjual dan merupakan buku yang baik untuk mengenal Islam, yaitu: “Brief history of Islam in the use of all,” karya Antoine Sfeir (Bayard) dan “Islam explained to the children and their parents,” karya Tahar Ben Jelloun (Threshold). Juga “The Koran and explained to the young,” karya Rachid Benzine (Threshold).

Perpustakaan La Procure juga menyarankan buku “Disease of Islam, the great Islamic scholar,” karya Abdelwahab Meddeb (Threshold), yaitu sebuah penelitian yang menganalisis sumber besar fundamentalisme. Sedangkan buku karya Rémi Brague, seorang Profesor filsafat Arab dan abad pertengahan, berjudul “From the Christian God and one or two others” (Flammarion) juga bisa dipertimbangkan karena menyediakan kunci penting untuk memahami perdebatan.

 

Deddy | Pageshalal.fr | Jurniscom

Pasukan Zionis Serbu Sekolah SMU Palestina

TEPI BARAT (Jurnalislam.com) – Pasukan penjajah zionis, Rabu (04/02/2015) menyerbu sekolah SMU Palestina di kawasan kota Sawiya, Nablus Selatan, Tepi Barat.

Kepala Sekolah Adnan Husain menyatakan kepada koresponden Pusat Informasi Palestina, tiga buah jip militer menyerbu sekolah, dan masuk saat para siswa berada dalam barisan mereka.

Husain menegaskan, pasukan zionis menembakan gas air mata ke halaman sekolah, yang membuat kericuhan di kalangan siswa, tak ada korban luka akibat tembakan tersebut.

Para guru kemudian mengevakuasi siswa yang berjumlah sekitar 400 orang, dan meliburkan langsung, khawatir keselamatan para siswa.

Sementara itu komandan militer zionis mengancam meningkatkan serbuan dan kekerasan termasuk menangkap siswa jika mereka terus melempari para pemukim yahudi dengan batu.

Sekolah tersebut kerapkali menjadi sasaran serbuan dan intimidasi zionis terhadap para siswa. Dalih yang mereka pakai, para siswa kerap kali melempari para pemukim yahudi dengan batu.

Husain mendesak kementerian pendidikan dan segenap LSM untuk melindungi para siswa, dan menguatkan proses belajar mengajar disana.

 

Deddy | Infopalestina | Jurniscom