Pukul Mundur Pasukan Asad, Mujahidin Suriah Rebut Kembali Desa Durin

LATTAKIA (Jurnalislam.com) – Laporan kontributor Bumisyam, Shakirullah, langsung dari Suriah Kamis (12/3/2015), Alhamdulillah atas karunia Allah, pada Rabu (11/3/2015) malam Mujahidin Suriah di Jabal Durin, Lattakia, berhasil merebut  kembali desa Durin dan memukul mundur pasukan rezim Syiah Nushairiyah dari wilayah tersebut. 

Dilaporkan, pasukan musuh yang terdiri dari tentara rezim Nushairi dan Milisi Syiah itu telah mencoba mengambil kembali Jabal Durin dari tangan para pejuang Islam dan hendak memutus jalur, kemudian mereka mengepung posisi pertahanan Mujahidin di Salma dan Jabal Akrod.

“Pertempuran telah dimulai sejak sepekan yang lalu ketika musuh memasuki desa Durin, tapi kemudian pada Rabu malam atas pertolongan Allah, Mujahidin berhasil mengalahkan musuh dan merebut kembali desa tersebut,” lapor Shakirullah.

Dalam pertempuran ini puluhan pasukan rezim beserta sekutu mereka Milisi Syiah tewas dan lainnya luka-luka. Setelah menguasai desa tersebut, Mujahidin melanjutkan operasi dengan memasuki pegunungan untuk mengejar tentara musuh yang melarikan diri. Baku tembak tak terhindarkan.
Mujahidin menargetkan akan terus maju sehingga bisa mencapai dan mengambil alih Gunung Nabi Yunus, sebagai puncak tertinggi di wilayah pesisir barat Suriah. Gunung ini mempunyai posisi dan nilai strategis bagi Mujahidin ke depannya. Apalagi gunung ini selalu dipakai oleh rezim dalam menebarkan teror kepada warga yang tinggal di sekitar itu dan digunakan untuk melintas, khususnya sejak Februari yang lalu.

Dari puncak gunung ini Rezim Nushairi pimpinan Basyar Asad sering mengirim bom barel ke wilayah-wilayah yang telah dibebaskan di Lattakia seperti ke Salma, Bedama dan Najiyah yang dihuni kaum Muslimin. Akibat bom barel ini banyak umat Islam yang gugur, di samping hancurnya sejumlah rumah dan bangunan lainnya di kawasan itu.

Mujahidin yang terlibat dalam pertempuran di Jabal Durin ini, terdiri dari beberapa kelompok Jihad seperti Jabhah Al-Nushrah, Jundu Asy-Syam (Pimpinan Amir Muslim Shisani), Syam ul-Islam, Ahrar Asy-Syam dan Anshar ul-Islam (Kelompok Jihad dari Irak yang ikut membantu Jihad di Suriah) serta beberapa faksi kecil lainnya.

Sebelumnya pada Selasa (10/3), Mujahidin juga berhasil merebut Puncak Julthoh dan desa Syaikh Muhammad. Operasi ini juga telah menewaskan banyak pasukan rezim beserta sekutu mereka dari milisi Syiah. Atas keberhasilan ini Mujahidin semakin memperoleh kemajuan yang berarti di front Pesisir barat Suriah-Lattakia. Segala puji hanya milik Allah atas segala pertolongan-Nya.

Saat ini Mujahidin telah memperkuat posisi ribath (menjaga wilayah Islam dari serangan musuh) dan pertahanan mereka di desa Durin, guna mencegah kembalinya pasukan rezim. Selain itu, Mujahidin menjadikan Jabal Durin sebagai titik baru untuk memulai operasi pembebasan Gunung Nabi Yunus.

Dalam pertempuran di Durin Rabu malam lalu, dua Mujahidin dari Jabhah Al-Nushrah gugur. Mereka adalah Abu Sundus Al-Maghribi dan Abu Suraqah Al-Ansari, semoga Allah menerima mereka sebagai Syuhada dan menolong Mujahidin semuanya di setiap front dan medan Jihad.

Kontributor : Shakirullah (Suriah) | Editor : Ally | Jurniscom

Innalillahi, 60 Pengungsi Palestina Tenggelam di Lepas Pantai Italia

ROMA (Jurnalislam.com) –  Dubes Palestina di Italia, Mey Kailah mengatakan, “Kapal yang tenggelam pada tanggal 5 Maret lalu yang mengangkut para pengungsi Arab termasuk di dalamnya pengungsi Palestina dari Gaza, juga dari kamp Libanon, kamp Yarmuk di Suriah juga para pengungsi Suriah dan Libanon telah ditemukan.

Kailah menyebutkan kepada radio Palestina, Kamis (12/03/2015) kapal yang tenggelam mengangkut sekitar 180 pengungsi, termasuk 60 pengungsi Palestina.

Kailah menambahkan bahwa ia telah melakukan kontak dengan pihak berwenang Italia untuk menyelamatkan dan mengidentifikasi korban, baik itu orang-orang yang meninggal atau hilang.

Sebanyak 60 orang bisa diselamatkan, dan sekitar 60 lainnya meninggal, dan sepertiga lainnya hilang di lepas pantai Italia, saat mereka mengarungi lautan dari Libia menuju Eropa.

Mey Kailah juga menyampaikan bahwa UU Italia melarang untuk menyebarkan informasi para eksodus.

 

Deddy | PNN | Jurniscom

 

 

Perang Terhadap Boko Haram, Konflik Suriah dan Sandiwara Aliansi Salibis

JAMAAH Ahlus Sunnah lil Dakwah wal Jihad di Nigeria atau yang lebih dikenal dengan nama “Boko Haram” sedang menjadi sorotan media dan dunia Internasional. Itu dimulai sejak mereka menyerbu sebuah sekolah keputrian Nasrani di Chibok, Negara bagian Borno-Timur Laut Nigeria dan menculik 200 orang dari mereka pada 14 April 2014 lalu.

Kelompok ini melancarkan serangkaian serangan di berbagai tempat di Timur Laut Nigeria, khususnya Negara bagian Borno sepanjang 2014 hingga awal 2015. Dan yang terbaru adalah operasi Jihad mereka terhadap negara-negara yang berbatasan dengan Nigeria, diawali dari Kamerun, kemudian Niger dan yang terakhir adalah Chad.

Rentetan peristiwa-peristiwa ini mendorong negara-negara Sahel di Afrika Barat menggelar operasi militer gabungan untuk menumpas “Boko Haram”. Dan di tengah-tengah kampanye operasi militer ini, “Boko Haram” menyatakan Bai’at-nya kepada Jamaah Daulah Islam pimpinan Abu Bakr al-Baghdady, sehingga semakin memanaskan babak baru dari penumpasan “Terorisme, Ekstremisme dan Radikalisme” Nigeria.

Jamaah Ahlus Sunnah lil Dakwah wal Jihad di Nigeria, didirikan oleh Seorang Dai dan Mubaligh Islam bernama Syaikh Muhammad Yusuf—Rahimahullah—pada 2002 di Kota Maidiguri, ibukota dari negara bagian Borno. Bermula dari sebuah gerakan Dakwah, kemudian berkembang menjadi gerakan Jihad setelah mencuatnya berbagai kasus kejahatan yang dilakukan oleh aparat dan rezim Salibis Nigeria terhadap Kaum Muslimin di negara itu.

Nigeria sebagai negara terpadat di benua Afrika memiliki populasi yang hampir seimbang antara penganut Muslim dan Nasrani di negeri ini. Kaum Muslimin mendominasi di wilayah Utara dan Barat Daya, sedangkan kelompok Nasrani dominan di bagian Selatan dan tengah Nigeria.

Nigeria sebelumnya merupakan sebuah wilayah dari ke-Khilafahan Islam terkuat di Afrika Barat, yaitu Khilafah Sokoto. Karena itulah  Nigeria menjadi Negara dengan penduduk Muslim terbanyak di antara negara-negara Afrika lainnya.

Menarik memang, bagaimana dunia Internasional, khususnya Amerika dan Prancis, begitu tertarik untuk menggerakkan negara-negara di sekeliling Nigeria agar bersatu memukul gerakan “Boko Haram” dan menghabisinya. Sebagaimana mereka (Amerika dan Prancis) pada Januari 2013 juga telah menggerakkan negara-negara di sekeliling Mali untuk menghantam dan melenyapkan keberadaan kelompok-kelompok “Teroris” yang menguasai Azawad–Utara Mali ketika itu.

Di sini ada benang merah yang sama jika kita kaitkan. Benang merah itu adalah kelompok Jihad. Ketika kelompok Jihad menguasai sepetak tanah dan di atasnya mereka menegakkan hukum Allah, maka di sanalah negara-negara Salibis aparat Dajjal merasa gemetar dan geram melihatnya. Mereka segera menggelar berbagai konferensi dan pertemuan-pertemuan darurat Internasional untuk menanggulanginya. Mereka menjadikan hukum hudud yang mulia semisal potong tangan sebagai bukti kejahatan! Mereka gembar-gemborkan satu orang yang dibunuh dari pihak Nasrani sebagai bukti kejahatan sektarian!

Dan selanjutnya tentu saja semua media barat juga akan mengeluarkan kicauan dan gonggongan yang sama seperti dilakukan oleh rezim Salibis, karena merekalah “tentara”nya di bidang media dan alat informasinya Aliansi Salibis.

Di saat yang sama, mereka telah menyaksikan bagaimana Aparat Salibis Nigeria membunuhi Kaum Muslimin di Borno pada Juli 2009, sehingga lebih dari 1000 kaum Muslimin di sana berkalang maut. Di antara mereka yang gugur adalah Syaikh Muhammad Yusuf—Rahimahumullah.

Pembantaian ini disaksikan oleh dunia di siang hari, dimana Aparat Salib Nigeria mengeksekusi kaum Muslimin dengan keji. Tragedi ini bahkan diperlihatkan dalam sebuah video yang pernah dirilis oleh Al-Jazeera. Nampak di sana seorang Muslim yang lumpuh pun turut dieksekusi.

Setahun setelahnya, pada Januari dan Maret 2010, kembali terjadi pembantaian terhadap kaum Muslimin dikota Jos, ibukota dari Negara bagian Plateau di Nigeria Tengah. Pembantaian ini dilakukan oleh milisi Salibis dan kaum Nasrani di sana. Tak kurang  1000 Muslim gugur. Tak hanya membantai, sejumlah masjid dan rumah pun dihancurkan.

Semua peristiwa pembantaian ini disaksikan warga dunia, khususnya Barat beserta antek-anteknya. Dan belum lama ini kita juga menyaksikan pembantaian yang sama terhadap kaum Muslimin, tepatnya pada akhir 2013 hingga hari ini. Umat Islam di Afrika Tengah dibantai oleh milisi Salibis bernama Anti-Balaka. Pembantaian yang telah menewaskan lebih dari 2000 kaum Muslimin di negara itu.

Barat hanya diam walau mereka mengetahui ada pembersihan etnis (Muslim) di sana, Pasukan “perdamaian” yang dikirim hanyalah kedok dan menjadi tameng pelindung bagi milisi Salibis tersebut dalam melancarkan aksinya. Kita bisa melihat pada berbagai liputan media, bagaimana tentara Prancis diam saja menyaksikan pembantaian di depan matanya.

Ke mana semua media-media barat dan pro barat dalam peristiwa-peristiwa tragis yang menimpa umat Islam ini? Mana Konferensi dan pertemuan tingkat Internasional untuk menanggulangi berbagai tragedi tersebut? Jangan pernah berharap. Tidak ada dan tidak akan pernah ada.

Barat serta PBB yang mereka cengkram hari ini, tak kan pernah peduli ketika yang menjadi korban adalah kaum Muslimin, walaupun telah terbunuh seribu, sejuta atau bahkan seratus juta sekalipun. Tetapi kalau ada satu saja dari pihak mereka terbunuh dan jadi korban, maka dunia seluruhnya terguncang dan harus mengutuk serta memikirkan dengan seksama peristiwa tersebut.

Mari kita ambil contoh dan bandingkan antara kasus penembakan di Chapel Hill yang menewaskan tiga mahasiswa Muslim Amerika dan penembakan di Denmark pada acara liberalisme yang dihadiri oleh sang penghina Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, si durjana Lars Virk.

Tak ada satu pun media barat dan pro-barat yang memberitakan kejadian di Chapel Hill secara bombastis apalagi menyebut pelakunya dengan sebuan Teroris Ekstrimis Salibis (Kristen), bahkan mereka sederhanakan masalahnya dengan menyebutnya sebagai “kericuhan di tempat parkir”. Sebaliknya peristiwa penembakan di Denmark yang  beritanya terus diekspos, diulang-ulang, dan bahkan sampai digelar long march perdamaian, sebagaimana di Paris sebelumnya. Dan pelakunya tentu saja disebut si “esktremis Islam”.

Jika peristiwa-peristiwa ini kita kembangkan lagi ke negeri Islam yang lain, maka fakta demikian adalah sesuatu yang “basi” sebenarnya, karena sikap ambigu barat dan para pengekor mereka telah  memainkan lagu lama ini sembari terus diulang-ulang.

Kita akan heran bagaimana mereka secara simultan dan dengan dahsyatnya mengekspos kejahatan-kejahatan Jamaah Daulah di Irak dan di Suriah. Meski Jamaah ini melakukan kesalahan bahkan kejahatan terhadap Kaum Muslimin dan Mujahidin, tetapi itu sangatlah kecil jika dibandingkan dengan kejahtan rezim Syiah Nushayriah (Partai Ba’ath) pimpinan Dinasti Iblis Basyar Asad di Suriah.

Mereka (Barat) buta atau pura-pura buta, melihat pembantaian keji yang dilakukan oleh Basyar Asad dan tentaranya yang dibantu sekutunya dari Iran, Hizbus-Syaithan Lebanon dan Milisi Syiah lainnya. Hampir 200.000 jiwa Kaum Muslimin menjadi korban pembantaian rezim Syiah Nushayriah pimpinan Asad ini. Barat hanya menanggapi dengan menggelar konferensi dan pertemuan-pertemuan untuk menjatuhkan sanksi, seakan dengan sanksi ini mereka telah berbuat untuk menekan rezim Asad agar menghentikan penggunaan senjata kimia dan bom barelnya. Kemudian dilanjutkan dengan sandiwara Hak Veto oleh Rusia, sebagaimana sandiwara Veto ala Amerika terhadap setiap putusan dagelan DK PBB yang akan menjatuhkan sanksi kepada penjajah Zionis!

Dunia hanyalah permainan mereka. Amerika, Rusia, Prancis, Inggris, Zionis, PBB dan yang semisalnya, adalah pemain belakang layar dari setiap episode pembantaian yang menimpa kaum Muslimin. Belum lagi sikap palsu barat terhadap Iran (kita akan bahas pada analisa yang lain, insya Allah).

Ketika Jamaah Daulah di Irak dan Suriah terjerembab karena kesalahan-kesalahan mereka dengan membunuhi Kaum Muslimin dan Mujahidin di Suriah, barat menyaksikan dan menunggu sambil seolah-olah peduli. Tetapi ketika yang mulai terusik adalah kepentingan mereka di Irak dan keamanan dalam negeri mereka, maka kampanye besar-besaran dimulai untuk menumpas kelompok “Radikal” Islam di Suriah dan Irak. Operasi militer yang tidak hanya menyasar Jamaah Daulah dan Jamaah Jihad lainnya, tetapi juga rumah-rumah kaum Muslimin.

Maka bertambahlah duka dan tangisan ini, bertambahlah jumlah darah yang tertumpah dan nyawa yang melayang. Satu pun dari negara-negara  Salibis dan Arab yang berkomplot tersebut tidak pernah menembakkan roket mereka atau mengirimkan pesawat mereka guna menghukum rezim Basyar Asad yang telah melakukan pembantaian besar-besaran terhadap rakyat (Muslim) Suriah. Padahal pembantaian itu helas berada  di depan mata dan hidung mereka. Dan padahal kejadian ini terus berlanjut setelah 4 tahun bergulir, lebih dari 200.000 nyawa kaum Muslimin di Suriah melayang. Mereka terus bersandiwara.

Tetapi, coba lihat, hanya beberapa saat saja setelah mereka saksikan adegan potong kepala oleh Jamaah Daulah, maka seluruh kekuatan mereka himpun guna membalasnya. Apa timbangan dari semua ini? Yang boleh tumpah hanya darahnya kaum Muslimin. Yang boleh melayang hanya nyawanya kaum Muslimin. Yang layak terusir dari rumah dan negerinya hanyalah orang Islam! Yang boleh dibantai, digulingkan dan diinjak hanyalah umat Islam.

Burma (Myanmar) belum selesai hingga hari ini, Bangladesh masih menyimpan lukanya, Mesir terus berdarah-darah, Somalia dan Kenya semakin sakit, Kashmir masih menangis dan Yaman memulai episode luka terbarunya, sedang Palestina masih tetap sekarat sebagaimana mulanya… 

Jika Kaum Muslimin belum sadar akan situasi kritis yang sedang menimpa mereka dan mereka belum juga kenal siapa kawan dan lawannya, maka mereka yang diam pada hari ini akan menjadi santapan musuh selanjutnya. Insya Allah akan kita lanjutkan pada bahasan kerjasama Amerika dan Iran untuk menggambar ulang Timur tengah.

Penulis adalah kontributor media-media Islam dalam perang Suriah

 

 

 

Pemukim Zionis Serbu Kompleks Al-Aqsa Coba Lakukan Ritual Talmud

YERUSALEM (Jurnalislam.com) – Puluhan pemukim Zionis Yahudi dan polisi Israel pada hari Rabu (11/03/2015) memaksa masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur, seorang pejabat Palestina mengatakan.

Direktur Kompleks Palestina Sheikh Omar al-Qiswani mengatakan, "Sekitar 25 pemukim dalam tiga kelompok – yang didukung oleh polisi Israel – memaksa masuk melalui Gerbang Al-Mugharbeh dan berkeliling kompleks suci".

Penjaga kompleks asal Palestina mengusir warga zionis yang menyamar sebagai turis asing dan mencoba untuk melakukan ritual Talmud di dekat Kubah Masjid Rock.

Ketegangan meningkat di kompleks masjid sejak dini pagi, ketika polisi Israel memberlakukan langkah-langkah keamanan yang ketat pada wanita Muslim yang ingin mengunjungi tempat suci.

Bagi umat Islam, Al-Aqsa merupakan tempat suci ketiga di dunia. Yahudi mengklaim daerah tersebut sebagai "Temple Mount," situs dari dua candi Yahudi di zaman kuno.

 

Deddy | World Bulletin | Jurniscom
 

Ribuan Orang Lakukan Aksi Protes Anti-Houthi di Sanaa, Yaman

SANAA (Jurnalislam.com) – Ribuan warga Yaman menggelar demonstrasi besar-besaran di ibukota Sanaa, pada hari Rabu (11/3/2015) mengecam "pelanggaran" yang dilakukan oleh pemberontak Syiah Houthi.

Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan menentang 'pelanggaran' Houthi dan penculikan aktivis oleh pemberontak Houthi, menurut reporter Anadolu Agency.

Mereka juga menyerukan pembebasan korban penculikan yang ditahan Houthi, termasuk anggota Partai Islah yang berafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin.

Para pemimpin Houthi tidak bisa dihubungi untuk memberikan komentar.

Yaman tetap dalam keadaan kacau sejak September lalu, sejak Houthi mengambil alih Sanaa, dan berusaha untuk memperluas kontrol mereka ke bagian lain Yaman.

Bulan lalu, Houthi mengeluarkan deklarasi konstitusional mereka untuk membubarkan parlemen dan membentuk dewan transisi beranggotakan 551 orang.

Pemberontak Houthi juga menempatkan Presiden Abd Rabbuh Mansour Hadi dan beberapa menteri pemerintah dalam tahanan rumah, namun Hadi berhasil melarikan diri dari Sana'a bulan lalu ke kota Aden di selatan.

Setibanya di Aden, Hadi memberhentikan semua keputusan Houthi yang baru dikeluarkan dan menganggapnya sebagai "nol" dan "tidak sah." Ia juga menulis kepada parlemen Yaman, membatalkan pengunduran dirinya yang telah diajukan sebelumnya.

Sebagian besar kekuatan politik Yaman – bersama dengan beberapa negara Teluk tetangga – menggambarkan pengambilalihan kekuasaan Yaman pemberontak Syiah Houthi sebagai kudeta terhadap legitimasi konstitusional.

 

Deddy | Anadolu Agency | Jurniscom

FUI Bima Kecam Sikap Diam Pemerintah Soal Keberadaan Pura Tambora

BIMA (Jurnalislam.com) – Forum Umat Islam (FUI) Bima mengecam keras sikap diam pemerintah atas laporan pengaduan keberadaan Pura Tambora yang dinilai FUI telah menghinakan umat Islam karena keberadaannya di tengah mayoritas penduduk Muslim.

Ketua FUI Bima Ustadz Asikin bin Mansur mengatakan sikap diam pemerintah itu merupakan pelecehan terhadap umat Islam. "Sikap tersebut merupakan pelecehan kepada umat Islam, terutama Ulama yang seharusnya dimintai nasehat," tegas beliau dalam pernyataan tertulisnya pada tanggal 4 Maret 2015.

Beliau juga menilai sikap tersebut menunjukkan sikap yang tidak laya memimpin dou labo Dana Mbojo (rakyat Bima) yang telah dikaruniai oleh Allah dengan umat Islam yang mayoritas dengan nilai-nilai Islam yang kuat.

FUI juga menanggapi laporan Perjalanan Dinas Komisi IV DPRD Kabupaten Bima yang dikeluarkan tanggal 10 Februari 2015. "Laporan tersebut tidak menyentuh substansi penolakan Umat Islam dan Majelis Ulama se-pulau Sumbawa terhadap keberadaan Pura Tambora," lanjut ustadz Asikin.

Karenanya, FUI mendesak DPRD Kabupaten Bima untuk bekerja maksimal untuk menuntaskan penolakan umat Islam Sumbawa terhadap keberadaan Pura Tambora. Ustadz Asikin menyeru umat Islam untuk merapatkan barisan menolak keberadaan Pura Kahyangan Jagat Agung Tambora yang disebut-sebut sebagai Pura terbesar se-Asia Tenggara itu.

Reporter : Sirath | Editor : Ally | Jurniscom

 

Hamas Uji Coba Rudal Israel Ketar ketir

GAZA (Jurnalislam.com) – Media zionis memberikan perhatian terus-menerus terhadap uji coba senjata perlawanan Palestina, dalam rangkaian pengembangan kemampuan dan latihan dari waktu kewaktu. Pengamat zionis menyebut hal ini sebagai pesan yang saling bergantian antara perlawanan dan penjajah zionis.

Mahmud Muradi mengatakan, ada tujuan dari blow up media zionis terkait uji coba senjata ini, pertama masuk dalam ranah pertempuran, karena media zionis berperan untuk melayani pihak tertentu dalam pemilu mendatang.

Media zionis meski mengklaim sebagai media independen, namun prakteknye disiapkan untuk mendukung partai tertentu, dalam kondisi pemilu saat ini, Gaza menjadi hambatan bagi PM Benyamin Netanyahu yang gagal dalam agresi terakhir, di kalangan zionis, Benyamin Netanyahu tak meraih apapun dalam perang tersebut.

Harian Quds Press, mengutip pernyataan Mardawi, “Gaza menjadi titik lemah Netanyahu dalam kampanye pemilu. Uji coba rudal perlawanan yang dirilis media kiri maupun tengah zionis dan terowongan persiapan perang, makin melemahkan posisi Netanyahu seakan ia tak meraih apapun, sehingga bisa jadi partai Kadima akan mengalami kehancuran.

Uji coba senjata perlawanan ini tak akan mendapat perhatian media zionis sekiranya dilakukan di luar waktu kampanye zionis.

Mengenai media Palestina yang merilis dari kolega Israel tanpa merujuk ke sumber asli, Mardawi mengatakan, selagi tidak ada kerjasama dalam persoalan Palestina, maka hanya sebatas melayani kepentingan zionis saja.

Uji coba senjata seperti ini merupakan sarana untuk menyampaikan pesan.

Jika uji coba ini bisa mengungkap sebagian dari rahasia perlawanan, atau untuk mengetahui perkembangan baru kekuatan roket dan rudalnya, Bardawi mengatakan, saat ini untuk mengetahui jauh jarak cukup mudah, dengan memasang perangkat kecil pada roket untuk mengetahui dimana sampainya. Karenanya uji coba ini merupakan pertukaran pesan antara dua pihak, dan nampaknya perlawanan menghendaki media zionis untuk menyampaikan informasi ini kepada warga Israel.

Dari sisi militer, Mardawi mengatakan,”Uji coba ini merupakan pesan kepada penjajah zionis bahwa perlawanan memiliki kemampuan yang bisa mencegah zionis melakukan agresi kembali ke Gaza, meski ada system anti rudal dengan beragam jarak, dan perlawanan mampu melanjutkan serangan dalam jangka panjang.”

Perlawanan berhasil meyakinkan militer dan publik zionis bahwa jika terjadi perang di masa mendatang, roket dan rudal akan terus ditembakan.

Media zionis memberikan perhatian lebih terhadap uji coba rudal yang dilakukan perlawanan Palestina di Gaza.

Perlawanan Palestina melakukan uji coba senjata roket ke arah laut, hampir setiap hari media merilis uji coba senjata yang dilakukan Hamas di Gaza.

 

Deddy | Infopalestina | Jurniscom

Munarman Sebut Jalaludin Rahmat Suka Bohong

JAKARTA (Jurnalislam.com) – Pernyataan sepihak Jalaludin Rahmat yang mengatakan berkas pengaduan kasus penyerangan Majelis Az Zikra ditolak oleh Kejaksaan Negeri Cibinong mulai menuai tanggapan. Ketua An Nashr Institute Munarman, SH menyebut ketua Dewan Syuro Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) itu suka  berbohong.

"Itulah kebiasaannya Jalal yang suka bohong. Ironisnya kebohongan itu difasilitasi oleh media besar," katanya kepada wartawan, Rabu (11/3/2015).

Pernyataan Jalal itu diberitakan sepihak oleh Tempo.co pada hari Jumat (6/3/2015). Tempo hanya memuat pernyataan Jalaludin Rahmat tanpa mencantumkan satu pun keterangan resmi dari pihak Kejari Cibinong.

Dalam pemberitaan itu, Jalal mengatakan bahwa Kejari Cibinong sudah dua kali menolak berkas  pengaduan dan dikembalikan ke Polres Bogor. Hal itu yang membuat Munarman keheranan.

"Berkas sudah dua kali ditolak dan dikembalikan ke Polres Bogor," katanya kepada Tempo, Jumat (6/3/2015).

Sebelumnya, juru bicara Az Zikra Ustadz Ahmad Syuhada pun membantah isu tersebut. "Pelimpahan berkas sudah sampai Kejari Bogor, sekalipun ada isu dari Tempo.co bahwa Kajari menolak berkas kasus tersebut itu tidak benar dan kedustaan yang dibuat-buat oleh mereka," tegasnya saat menjamu sejumlah tokoh dan ulama Bogor di Masjid Az Zikra, Selasa (10/3/2015)

Ally | Jurniscom

Ustadz Ahmad Syuhada : Penolakan Pengaduan Kasus Az Zikra oleh Kejari Cibinong itu Dusta

BOGOR (Jurnalislam,com) – Juru bicara Majelis Az Zikra Ustadz Ahmad Syuhada membantah keras pernyataan Jalaludin Rahmat yang diberitakan Tempo.co pada hari Jumat (6/3/2015) yang mengatakan pengaduan kasus penyerangan Az Zikra ditolak oleh Kejaksaan Negeri Cibinong. Ustadz Syuhada dengan tegas menyebut pernyataan tersebut adalah dusta.

"Kami baru saja dari Polres Bogor untuk menemui para tersangka dan menemui Kapolres Bogor beserta unit-unitnya. Pelimpahan berkas sudah sampai Kejari Bogor, sekalipun ada isu dari Tempo.co bahwa Kajari menolak berkas kasus tersebut itu tidak benar dan kedustaan yang dibuat-buat oleh mereka," tegasnya saat menjamu sejumlah tokoh dan ulama Bogor di Masjid Az Zikra, Selasa (10/3/2015) kemarin.

Ustadz Syuhada juga mengatakan bahwa 34 orang pelaku telah mengaku mereka adalah penganut Syiah. "Yang murni Syiah ada 18 orang dan sisanya Syi'ah yang mengaku dengan lisannya masih dalam pembinaan. Terlepas dari Taqiyah mereka," jelasnya.

Sejumlah tokoh dan ulama Bogor pada Selasa (10/03/2015) bersilaturahim ke Majelis Az Zikra untuk memberikan dukungan pasca penyerangan yang terjadi beberapa waktu lalu. Diantara perwakilan ormas dan tokoh yang hadir diantaranya dari MUI Kabupaten Bogor, DDII Bogor, Majelis Mujahidin, PERSIS, HASMI, FIPS, Gerbang Ummat, Muhammadiyah, Al Irsyad, MIUMI, dan lain-lain.

Reporter : Ridwan | Editor | Ally | Jurniscom

Bantah Pernyataan Jalaludin Rahmat, Polres Bogor : ‘Tak Ada Penolakan Pengaduan atas Serangan Gerombolan Syiah ke Az Zikra’

BOGOR (Jurnalislam.com) – Kasubag Humas Polres Bogor AKP Ita Puspitalena terkejut ketika dikonfirmasi wartawan tentang berita Kejaksaan Negeri (Kejari) Cibinong menolak berkas pengaduan Majelis Az Zikra atas penyerangan kelompok Syiah ke pemukiman Az-Zikra 11 Februari lalu.

“Bagaimana mungkin bisa ditolak, kan itu baru pada tahap pemberkasan pertama di kejaksaan, sedang diperiksa oleh pihak kejaksaan,” katanya kepada wartawan, Selasa (10/3/2015).

“Jadi tak ada penolakan. Dari mana kalian dapat kabar itu,” sambungnya.

Sejumlah wartawan dari Jurnalis Islam Bersatu (JITU) yang mendatangi Polres Bogor untuk mengkonfirmasi berita tersebut lalu memperlihatkan pernyataan Ketua Dewan Syuro Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) Jalaludin Rahmat yang dimuat Tempo.co pada hari Jumat (6/3/2015). Dalam berita tersebut, Jalal mengatakan berkas pengaduan dari Majelis Az Zikra atas penyerangan terhadap pemukiman Az Zikra di Sentul telah ditolak Kejari Cibinong.

"Berkas sudah dua kali ditolak dan dikembalikan ke Polres Bogor," kata Jalal kepada Tempo, Jumat (6/3/2015).

Ita pun membantah pernyataan itu. Menurutnya, pengaduan baru pada tahap pemberkasan pertama. “Kita belum bicara P19 dan P21, jadi tak ada cerita penolakan,” tegas Ita.

“Kok bisa sih ngomong (bikin pernyataan, red) seperti itu ya. Kita kan harus nunggu dari kejaksaan, tidak bisa ujug-ujug (ngomong) ditolak, pemeriksaan kan sampai 60 hari, dan ini termasuk cepat, kita kerja keras dan marathon, dibantu oleh polsek,” ungkapnya.

Sementara itu sumber lainnya di Polres Bogor mengatakan, “Bagaimana mungkin kejaksaan menolak, jelas-jelas ada penyerangan, bukti visum orang dianiaya, dan lainnya.”

Sumber itu juga mempertanyakan berita yang diperlihatkan wartawan di Tempo.co yang menyebut ‘jemaah Masjid Az-Zikra melenggang bebas tanpa jeratan hukum apapun. “Bagaimana sih itu berita, kan pihak Az-Zikra yang diserang, masak dijerat hukum,” tukasnya.

Dari pihak Kejaksaan Negeri Cibinong sendiri belum diperoleh konfirmasi. Sebab, baik Kepala Kejari maupun pejabat humasnya sedang dinas luar saat tim JITU menyambangi kantornya yang berdekatan dengan Polres Bogor itu.

Sedangkan pemberitaan Tempo.co tersebut dinilai sepihak, karena hanya memuat pernyataan Jalaludin Rahmat tanpa mencantumkan satu pun keterangan resmi dari pihak Kejari Cibinong.

Ridwan | Ally | JITU | Jurniscom