JURNALISLAM.COM – Dengan nama Allah yang Maha Pemurah yang paling penyayang. Ini adalah Ringkasan kecil yang dibuat setelah mempelajari futuh (penaklukan) mulai dari Afrika Utara (Maqreb) dan Andalus, untuk menceritakan keberanian dan keberanian para pendahulu kita "para sahabat dan tabi’in" yang tanpa mereka tidak akan ada Islam dan tanpa mereka umat masih akan tinggal di kegelapan. Tulisan sederhana ini saya dedikasikan untuk mereka, merekalah para singa-singa jihad, pembawa obor monoteisme di sepanjang zaman kegelapan manusia, para lelaki yang menumpahkan darah di wilayah-wilayah baru yang didokumentasikan dalam sejarah, merekalah para pahlawan super yang nyata. Saya meminta kepada Allah Subhanahu wa ta'ala agar saudara-saudara Muslim saya mendapatkan keuntungan dengan tulisan ini dan memberi saya AJR dan pahala. Ini adalah ringkasan dan dengan demikian tidak ada alasan apapun bagi Muslim untuk tidak membacanya. Tulisan ini ada di depan Anda. Satu abad penaklukan diringkas menjadi hanya beberapa halaman.
Suku-suku Maqreb
Penduduk Maqrib adalah suku menakutkan yang berkeliaran di padang pasir. Mereka disebut Amazigh (Berber).
Berber adalah Keturunan dari Bur ibna Mazigh ibna Kan’an ibna Ham ibna NUH, yang kemudian berkembang menjadi Burnus dan Madghis.
Berber digolongkan menjadi Butr atau Baranis, Butr menjadi madqhis.
Para BARANIS adalah keturunan Burnus ibn Bur: suku utama keturunannya adalah: Orba, Sanhaja, Kutana, Orige, ‘Adisa, Izdaja dan Masmuda; suku yang lebih kecil adalah, Latta, Hasfura dan Jazula.
Sanhaja merupakan sepertiga dari populasi Berber. Butr berasal dari Madqhis bin Bur (al-Abtar): "yang diamputasi," dan terdiri dari: Darisa, Liwata, OData dan Nafus. Darisa kemudian dibagi menjadi dua sub klan: Zinata dan Miknata. Zinata terdiri dari: Jirawa, Miqhrawa, Banu Yathrin, Banu Zayan dan Bani Mareen. Suku-suku Zinata ini yang memiliki perjuangan dakwah dan pemerintahan yang mulia dari dalam Maqreb setelah Islam diubah dari jalurnya.
Awal mula penaklukan
Penaklukan Afrika-utara dilakukan oleh Umar RadiAllahanhu setelah memulai Jihad di Mesir
untuk misi Islam yang lebih jauh. Adapun Jihad di Al-Andalus dilakukan oleh Umayyah untuk menaklukkan Andalusia dan mengancam Kekaisaran Bizantium dari sisi Barat. Amr ibna as. mengirim "Uqba bin Nafic Al Fihri untuk menduduki Zuwiela dan Burqa, kemudian Amr sendiri berbaris dengan pasukannya keluar dari Mesir menuju Tarabulus (Tripoli) dan dari sana menulis surat kepada Umar RadiAllahanhu pada tahun 23 Hijriah meminta izin untuk melakukan ekspedisi ke Maqrib, namun ia tidak diberikan izin melainkan diperintahkan kembali ke Mesir, meninggalkan Uqba untuk melakukan dakwah yang menyebabkan Islamisasi Berber besar-besaran. Uqba bin nafi’ adalah sepupu dari Amr bin ‘As. Kedua ayah mereka adalah saudara sekandung. Dia adalah seorang Tabi’ dan pembangun kota Qayrawan. Uqba tewas saat berperang melawan kekuatan murtad Berber yang menyergap ia dan pasukannya jauh di padang pasir. Sesungguhnya Uqba bisa lolos namun dia tidak melakukannya dan ia memilih syahid, kemudian mengirim beberapa amirnya untuk memberitahu bahwa Amir (Uqba) telah menjadi martir.
Abdullah Ibna Abi Sarh, penguasa baru Mesir diberi izin untuk pergi lebih jauh ke wilayah yang sedang berseteru oleh Utsman Radiallahuanhu dan ia melanjutkan untuk berperang di sana. Tiba-tiba pemimpin Romawi Patriark Gregorius muncul dengan 100.000 tentara dari Qurta Janna, tapi ia dan pasukannya menghadapi kekalahan yang memalukan dan menghancurkan sehingga rampasan bagi tentara Muslim berjumlah 3000 Dinar. Pejuang tangguh Muslim, seperti Abdullah bin Zubair yang menyusup garis-garis pertahanan musuh dari kiri dan kanan hingga mencapai komandan Gregorius dan setelah membunuh dia mengangkat kepalanya yang terpenggal pada tiang sambil menangis Allahu Akbar! Roma yang tak bermoral berhasil dikalahkan. Demikianlah perjuangan pertempuran "TULAYBITA."
Setelah Berber dikalahkan, pemimpin baru mereka Patriark Hubahiba berjanji bahwa ia akan membayar pajak Tahunan Islam (Jizya). Tentara Muslim kemudian kembali pulang setelah mengamankan wilayah yang telah menyatakan kesetiaan itu.
Di tahun 38 Hijriah Amr bin ‘As kembali diangkat sebagai Wali Mesir. Pada tahun 41 Hijriah, "Amr memulai kampanye untuk merebut kembali wilayah yang dikuasai Berber. Dia berbaris dengan tentaranya, merebut kembali Barqa dan Tripoli hanya melalui pertempuran kecil antara mereka dan tentara Bizantium. Pada tahun 43 Hijriah, Amr ibna ‘As wafat (semoga Allah mengampuninya dan bahagia dengan dia). Setelah itu wilayah dikuasai seorang pria dari Sahabat "Uqba ibnu" Amir Al-Juhani (meninggal pada tahun 58 Hijriah di Mesir). Beliau adalah pemanah yang tak tertandingi, pemilik suara yang indah danseorang qari Quran. Ia adalah salah satu dari Mujahidin yang masuk Misr (Mesir). Uqba menyatakan Mu "awiya ibna Hudayj Al-Kindi sebagai Amir dari tentara Afriqya (Afrika utara- kadang-kadang Tunis disebut sebagai begitu).
Kekaisaran Bizantium Empire mengirim Patriark Olympus untuk memimpin pasukannya di Afriqya sehingga menyebabkan patriark Hubahiba menjadi marah. Alasan Hubahiba diturunkan adalah karena pembayaran Jizya nya atas nama Kekaisaran sehingga melukai harga diri Caesar Constantine.
Hubahiba maarah atas pengusiran dirinya dari Damascas. Ia meminta Mu’awiya ra (semoga Allah bersamanya dan memaafkannya) untuk menggunakan kesempatan ini menghadapi lawannya. Pasukannya berantakan dan dia meminta Muawiyah untuk mengirim tentara. Muawiya setuju dan mengirim Muawiya ibnu hudayj al-Kindi dengan pasukan sebesar 100.000 Mujahidin tetapi segera saat tentara menetap di Alexandria, Hubahiba meninggal.
Dalam tentara besar ini terdapat pejuang besar Muslim seperti Abdullah bin Zubair, Abdullah bin Amr dan Abdelmalik bin Marwan dan banyak lagi. Ekspedisi yang diluncurkan pada tahun 45H ini mencapai kesuksesan. Abdullah bin Zubair memimpin pertempuran. Beberapa kota di Tunis ditaklukkan di antaranya adalah: Susa dan Benzart, keduanya terletak Tunisia.
Setelah ekspedisi tersebut, Muawiyah bin hudayj meluncurkan serangan melawan Sisilia tetapi tidak memimpin wilayah itu karena pemindahannya dari kantor oleh Khalifah yang memulihkan kembali Uqba bin Nafi’ untuk jangka waktu 7 tahun. Di era yang Uqba membangun qayrawan dan pembangunan kota ini memiliki kisah ajaib. Uqba digantikan di tahun 55h dan Wali baru dipilih oleh Muawiya radiallah anhu dengan nama Maslama bin Mukhalad Al-Khazraji an-Ansari, dari sahabat Rasulullah. Maqrib kemudian mengumumkan Wilayah kekuasaan sebanyak yang dikendalikan Muslim pada waktu itu, berkat para penakluk besar, semoga Allah membalas mereka. Selama tahun itu juga Maslama mengirim budaknya yang telah dibebaskan, yaitu Abu Muhajir Dinar sebagai Wali dari Afriqya atau Tunis, dan merupakan amir Muslim yang pertama yang memasuki Al-maqrib al Awsat (Maroko) dan menghadapi suku Orba. Abu Muhajir menghancurkan mereka sehingga mereka dan pemimpin mereka Kathila masuk Islam karena takut umat Islam.
Saya ingin menekankan sebuah titik penting di sini yang harus Anda pegang dalam ingatan. Merupakan hal yang biasa bagi Berber untuk murtad dari Islam setiap kali mereka merasa cukup kuat untuk melawan atau jika kekuatan utama Islam sedang berada di kejauhan. Mereka tidak tahu apa-apa tentang isi agama baru mereka ini (Islam) dan hanya menjadi Muslim karena takut akan pedang.
Abu Mujahid digantikan lagi dengan pahlawan kami Uqba ibnu Nafi ‘al Fihri di tahun 62H di era fasiq Yazeed bin Muawiyah.
Uqba memasuki kota yang ia bangun dan bertemu dengan Abu Mujahid dan Abu Mujahid menegur Uqba atas perintah Yazid. Uqba sangat keras melawan Berber karena mereka adalah orang-orang murtad seperti yang telah saya sebutkan, sehingga ia memandang mereka dengan mata kecurigaan terutama Kathilla bin Al aktham, pemimpin suku Orba.
Abu Muhajir selalu menegur Uqba karena berperilaku keras terhadap Berber tapi Uqba bersikeras dan menganggap itu adalah tindakan yang adil. Suatu hari Uqba menghampiri Kathilla dan memerintahkan Kathilla untuk menguliti beberapa domba untuk tentara Muslim. Kathilla bersikeras bahwa ia adalah seorang pria tua dan akan meminta budaknya menguliti tapi Uqba tidak menginginkan semua itu dan ia memerintahkan Kathilla untuk melakukan apa yang diperintahkan kepadanya jika dia tahu apa yang baik baginya. Akhirnya orang tua (Khatilla) menguliti domba dengan dipermalukan. Sambil menguliti domba ia melumuri janggutnya dengan darah domba. Beberapa orang Arab mengejek dia dan menertawakannya, serta bertanya kepadanya mengapa ia melakukan hal itu. Kathilla menjawab, "Aku mendengar bahwa darah baik untuk jenggot." Tapi di antara mereka yang mendengarkan terdapat orang yang bijaksana dan ia mengerti bahwa hal itu berarti bahwa orang yang mempermalukan dia akan membayar, dan dia membayarnya. Uqba meninggalkan Qayrawan untuk mengobarkan jihad dan menundukkan Maroko dengan kehendak Allah dengan 15000 tentara Mujahid. Pertempuran ini terjadi di tahun 62 hijirah dan dikawal oleh 29 sahabat Nabi salallahu alaihi wa salam !
Bersambung..
Deddy | Editor : Ali | Jurniscom
Sumber : www.almuwahideenmedia.wordpress.com