AQAP Bobol Penjara Yaman Bebaskan 300 Tahanan dan Tokoh Senior Al Qaeda

YAMAN (Jurnalislam.com) – Mujahidin Al-Qaeda menyerbu sebuah penjara di tenggara Yaman dan membebaskan beberapa ratus tahanan, termasuk salah satu pemimpin mereka, kata seorang pejabat keamanan.

Khalid Batarfi, seorang tokoh senior al-Qaeda yang telah ditahan selama lebih dari empat tahun, termasuk di antara lebih dari 300 tahanan yang melarikan diri dari penjara di provinsi Hadramout itu, Kamis (02/04/2015), kantor berita AFP melaporkan pernyataan pejabat tersebut.

Dua penjaga penjara dan lima tahanan tewas dalam bentrokan didalam penjara, menurut pejabat itu.

Batarfi adalah salah satu komandan tinggi al-Qaeda di daerah Semenanjung Arab, yang dikenal akan peran utamanya dalam sebuah pertempuran tahun 2011-2012 dengan pasukan pemerintah Yaman dimana pejuang berhasil merebut sejumlah besar wilayah di selatan dan timur.

Mujahidin Al-Qaeda juga bentrok pada hari Kamis dengan pasukan yang menjaga kompleks pemerintah daerah di ibukota provinsi Mukalla, sebuah cabang bank sentral dan markas polisi, kata pejabat itu.

Yaman semakin jatuh ke dalam konflik perang  sejak koalisi yang dipimpin Saudi meluncurkan serangan udara seminggu yang lalu terhadap posisi-posisi  yang dikuasai pemberontak Houthi dan sekutu mereka di seluruh negeri.

Para pengamat telah memperingatkan bahwa Al-Qaeda Semenanjung Arab yang berbasis di Yaman, bisa mengeksploitasi perlawanannya untuk memperkuat wilayanya di negara itu.  Al-Qaeda Semenanjung Arab yang berbasis di Yaman diklasifikasikan oleh Amerika Serikat sebagai cabang al Qaeda yang paling mematikan.

 

Deddy  | Aljazeera | Jurniscom

Ustadz Athian Ali : "Setiap Orang Beragama Itu Harus Radikal"

BANDUNG (Jurnalislam.com) – Ketua Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) Ustadz Athian Ali M, Dai, MA mengatakan setiap orang beragama itu harus radikal. Artinya, memahami agama dengan sungguh-sungguh.

Pernyataan itu beliau sampaikan menanggapi tindakan BNPT membredel beberapa situs media Islam atas tuduhan bermuatan unsur-unsur radikal.

"Setiap orang yang beragam itu harus radikal, jika dia tidak radikal maka dia tidak beragama dengan benar," kata Ustadz Athian kepada Jurniscom di Bandung, Rabu (1/4/2015).

Radikal itu, menurut beliau, artinya pemahaman agama yang  betul-betul mengakar, "Jangan seperti orang BNPT itu yang mungkin gak tau paham agama apa tidak," ujarnya.

Beliau menjelaskan bahwa seseorang harus menjalankan apa yang menjadi keyakinannya dengan bersungguh-sungguh sesuai dengan tuntunan agama. "Bersungguh-sungguh dalam menjalankan agama itu radikal," sambungnya.

Lebih lanjut, Ustadz Athian menilai pembredelan situs media Islam dengan dalih pemberantasan terorisme dan radikalisme telah dijadikan kedok BNPT untuk menyudutkan Islam dan umat Islam.

"Ini tidak akan selesai dengan terus menyudutkan Islam dan umat Islam. Tindakan ini sudah menghalalkan segala macam cara, termasuk tindakan BNPT membredel media Islam, ini sudah menghalalkan segala macam cara. Itu justru yang radikal menurut definisi mereka (BNPT-red)," pungkasnya.

Ally | Jurnalislam

 

Berita Terkait :

Tidak Ada Syiah Tanpa Revolusi, Ustadz Athian Ali : Kelompok Ini yang Seharusnya Diawasi BNPT

Pesan Ustadz Athian Ali Untuk Media Islam : Tetap Istiqomah!

Nasehat Ustadz Arifin Ilham Untuk Kepala BNPT

Surat Untuk Ayahanda Irjen. Pol. Drs. H. Saud Usman Nasution, Kepala BNPT

Ayahanda tercinta Irjen. Haji Saud Usman Nasution, Nanda wajib mengingatkan Ayahanda yang telah memblokir Media Da’wah. Maafkan jika Ayah marah dengan Nanda. Ayahanda, hidup kita tidak lama di dunia, SANGAT SEBENTAR, apalagi jabatan yang kita emban. Segala sikap dan keputusan kita mengandung konsekuensi dunia akhirat.

Bacalah Kalam Allah dengan iman, barangsiapa memberi keputusan atau kebiasaan yang baik, lalu banyak yang mengikutinya maka sebanyak itu ganjaran mengalir Allah berikan kepadanya. Tetapi sebaliknya, barangsiapa membuat keputusan atau kebiasaan buruk, lalu banyak yang mengikutinya maka sebanyak itu dosa yang ditimpakan kepadanya. (QS. An-Nisa: 85)

Betapa besar NILAI AMAL dan PAHALA bila keputusan itu baik, sebanyak manfaat, sebanyak yang mengikutnya, sebanyak itu pahala mengalir yang Ayah raih. Tetapi kalau keputusan itu buruk apalagi sampai menutup JALAN DA’WAH, sungguh keputusan itu terlalu berani, terlalu riskan, Ayahanda.

Nanda wajib menyampaikan akibat-akibat bagi mereka yang menghalangi da’wah:

  1. Mendapat laknat Allah seperti Abu Lahab, “Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang dia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.” (QS. Lahab: 1-4)
  2. Akan mendapat azab yang sangat pedih di akhirat kelak
  3. Akan mendapat azab Allah saat di dunia
  4. Termasuk orang zalim yang sangat merugi

Allah berfirman, “Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim, (yaitu) orang-orang yang menghalangi (manusia) dari jalan Allah dan menghendaki (supaya) jalan itu bengkok. Dan mereka itulah orang-orang yang tidak percaya akan adanya hari akhirat. Orang-orang itu tidak mampu menghalang-halangi Allah untuk (mengazab mereka) di bumi ini, dan sekali-kali tidak adalah bagi mereka penolong selain Allah. Siksaan itu dilipat gandakan kepada mereka. Mereka selalu tidak dapat mendengar (kebenaran) dan mereka selalu tidak dapat melihat(nya). Mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, dan lenyaplah dari mereka apa yang selalu mereka ada-adakan. Pasti mereka itu di akhirat menjadi orang-orang yang paling merugi.” (QS. Huud: 18 – 22)

  1. Menjadi musuh Allah dunia akhirat. Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya Allah berfirman: “Siapa saja yang telah memusuhi juru da’wah-Ku maka sungguhnya aku telah menyatakan perang kepadanya.” (HR. Bukhari)
  2. Menutup jalan da’wah membuat yang lemah iman semakin jahil, yang benci Islam semakin berjaya. Padahal Rasul yang mulia mengajarkan kita doa mohon perlindungan Allah dari “syamaatatil a’daai” membuat pembenci agama yang mulia ini bertepuk tangan.
  3. Menumbuhkan kecurigaan, fitnah bahkan kebencian umat kepada Ayahanda dan BNPT. Mengapa tanpa teguran peringatan sebelumnya, mengapa hanya Media Islam yang dicap radikal kalau yang lain tidak dicap radikal, dan sebagainya. Sungguh kecurigaan akan menjadi fitnah, dan fitnah menimbulkan kebencian, dan kebencian menjadi permusuhan. Bahkan sampai meninggalpun bukan saling mendoakan, naudzubillah min dzalika.

Bukankah kita bersaudara seiman, bisa duduk bersama, makan minum bersama dan saling menasehati. “Sesungguhnya orang-orang mu’min bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat: 10)

Semoga Ayahanda tercinta berkenan dan segera membuka kembali Jalan Da’wah mulia ini. Kalau memang banyak kekurangan dan kesalahan ikhwah Media Da’wah, AJAKLAH BERMUSYAWARAH untuk memperbaikinya, in syaa Allah semua berkenan dan berkah dengan silaturrahim, berkah BNPT, berkah da’wah, berkah juga untuk negeri yang kita cintai ini. Dan Nanda pun senang jika Ayah mengundang Nanda bermusyawarah.

Ikhwah fillah yang diblokir bersabarlah, in syaa Allah tidak lama, berdoalah dan doakanlah semua dan tentu pula muhasabah diri. Tantangan da’wah adalah keniscayaan, dan selalu berbuah hikmah besar, sahabatku. Maafkan Arifin ini yang merindukan keberkahan harakah da’wah dan kedamaian negeri ini.

Alangkah indahnya bila presidennya benar-benar memikirkan keadaan rakyatnya, tentara polisi melindungi rakyatnya, media da’wahnya lancar, rakyatnya menjadi ta’at, dan negerinya bertabur berkah, in syaa Allah, aamiin.

Jihad Adalah Sesuatu yang Mutlak Bagi Umat Islam

JAKARTA (Jurnalislam.com) – Pengamat kontra terorisme Harits Abu Ulya menegaskan bahwa jihad tidak bisa dihilangkan dari kehidupan kaum Muslimin.

"Apa salahnya dengan jihad? Indonesia dulu mengenal resolusi jihad, Belanda keluar dari sini juga karena jihad. Gak ada salahnya", tegas direktur The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) itu dalam acara Gestur TvOne, Rabu malam (1/4/2015).

Beliau juga menyatakan bahwa jihad adalah persoalan yang sudah fix dalam kehidupan kaum muslimin. "Mau diotak-atik dari hari sekarang sampe hari kiamat pun jihad tak akan pernah bisa dihapus. Ini persoalan yang sudah fix dalam kehidupan kaum muslimin," jelasnya.

Akan tetapi, menurut Harits cara mengamalkannya itu harus diatur agar tidak dioperasionalkan secara sembarangan. "Banyak para ulama yang kredibel dan masih hanif untuk bisa menjelaskannya," lanjutnya.

Senada dengan itu, ketua Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) Ustadz Athian Ali, M. Dai, MA menegaskan bahwa jihad  adalah sesuatu yang mutlak dilakukan seorang muslim untuk bisa masuk surga. 

"Tanpa jihad, tidak mungkin seseorang bisa masuk surga," tegasnya kepada Jurniscom, Rabu (1/4/2015)

Jihad itu, lanjut beliau, artinya berusaha dengan bersungguh-sungguh dalam memanfaatkan semua potensi yang ada untuk mencapai tujuan yang diridhoi oleh Allah SWT.

"Menuntut ilmu jihad, mencari harta jihad, mengurus negara, kalau semua itu di jalan Allah itu jihad," paparnya.

Ally | Jurniscom

Harits Abu Ulya dalam acara Gestur TvOne

 Ustadz Athian Ali, M. Dai, MA

Mujahidin Suriah Kuasai Gerbang Perbatasan Yordania

DARAA (Jurnalislam.com) – Mujahidin Suriah telah mengambil kendali perbatasan penyeberangan Nasib yang terletak di sepanjang perbatasan Suriah dengan Yordania, kelompok pejuang mengumumkan Rabu (01/04/2015).

Menurut pernyataan, para mujahidin  merebut gerbang perbatasan kota Nasib di selatan provinsi Daraa yang terletak di sisi Suriah perbatasan setelah pertempuran berlangsung sengit.

Seorang aktivis lokal yang berbasis di Daraa, Ibrahim Hariri, mengatakan kepada The Anadolu Agency bahwa bendera "revolusi Suriah" milik pasukan oposisi juga bisa dilihat di gerbang perbatasan.

Hariri menambahkan bahwa pertempuran antara pasukan rezim Bashar al-Assad dan mujahidin Suriah masih berlangsung di daerah perbatasan.

Tidak ada konfirmasi mengenai perkembangan dari sisi Yordania. Namun, pada hari sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Yordania Hussein al-Majali mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa perbatasan penyeberangan Maseeb Jabir dengan Suriah telah ditutup sementara untuk lalu lintas komersial dan penumpang.

"Ini adalah tindakan pencegahan untuk melindungi wisatawan mengingat kekerasan sedang terjadi di sisi lain perbatasan," kata al-Majali.

Maseeb Jabir adalah nama dari perbatasan di sisi Yordania, sementara persimpangan yang sama di sisi Suriah disebut sebagai Nasib Border Crossing.

Jordan memiliki dua penyeberangan perbatasan dengan tetangga Suriah, salah satunya, terminal Daraa al-Ramtha, yang telah berada di bawah kendali pasukan oposisi Suriah sejak satu tahun terakhir.

Suriah berada dalam pertempuran konstan sejak rezim Assad melancarkan tindakan keras pada rakyatnya sendiri dalam menanggapi protes anti-pemerintah Maret 2011, memicu konflik yang telah berubah menjadi perang global.

 

Deddy | Anadolu Agency | Jurniscom

Koalisi Arab Akan Angkat Pemimpin Milter Baru Yaman, Untuk Pimpin Tentara Yaman Perangi Houthi

DOHA (Jurnalislam.com) –  Seorang juru bicara koalisi yang dipimpin Arab Saudi mengatakan pada hari Rabu (01/04/2015), bahwa mereka sedang melakukan upaya untuk mencari komando militer baru sebagai komandan di Yaman untuk menyerang kembali tentara pemberontak Syiah Houthi sebagai bagian dari misi yang sedang berlangsung terhadap kelompok mereka.

"Ketika pemberontak Houthi melakukan kudeta terhadap legitimasi di Yaman, mereka bertekad untuk membubarkan tentara Yaman," Ahmed al-Asiri mengatakan pada konferensi pers di ibukota Saudi, Riyadh.

"Kami sekarang sedang mencari kepemimpinan yang pro-legitimasi untuk me-reorganisasi tentara Yaman," tambahnya.

Juru bicara itu mengimbau pasukan tentara di Yaman untuk mendukung kepemimpinan sah negara itu dan menghindar berurusan dengan pemberontak Houthi.

Yaman tetap dalam konflik sejak September lalu, ketika Syiah Houthi menyerbu ibukota Sanaa, dan sejak itu berusaha untuk memperluas pengaruh mereka ke bagian lain negara tersebut.

Selama seminggu terakhir, Arab Saudi dan beberapa sekutu Arab menyerang posisi Houthi di Yaman.

Riyadh Saudi mengatakan misi mereka ini adalah dalam menanggapi seruan Presiden Abd Rabbuh Mansour Hadi untuk "menyelamatkan rakyat Yaman dari milisi Syiah Houthi."

Beberapa negara Teluk mengatakan Syiah Iran  yang mendukung pemberontakan Houthi di Yaman.

 

Deddy | Anadolu Agency | Jurniscom

Pernyataan Resmi MUI Terkait Pemblokiran Situs Media Islam

SIARAN PERS

KOMISI INFORMASI DAN KOMUNIKASI MUI

Bismillah al-Rahman al-Rahim

Mengamati perkembangan situasi yang bergejolak di masyarakat belakangan ini terkait tindakan Pemerintah memblokir sejumlah situs media Islam, dengan ini Komisi Komunikasi dan Informasi Majelis Ulama Indonesia (Kominfo MUI) memberikan pernyataan resmi kepada masyarakat melalui siaran pers ini, sebagai berikut:

  1. Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai, pemblokiran situs-situs media Islam harus tetap mengacu pada kebebasan berpendapat sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
  2. Dalam era informasi sekarang, Pemerintah harus berhati-hati dalam menyimpulkan dan menetapkan suatu keputusan yang berdampak luas bagi masyarakat, apalagi yang terkait dengan situs-situs keagamaan karena menyangkut kepentingan umat beragama yang luas.
  3. Pemblokiran situs-situs media Islam ternyata telah menimbulkan reaksi yang begitu masif dan serentak dari umat Islam, sebagaimana kita lihat di media massa. Hal itu dapat kita pahami karena umat Islam sangat mengkhawatirkan akan munculnya kembali gerakan phobia pada Islam.
  4. Apabila ternyata pemblokiran terhadap situs-situs media Islam tersebut telah salah dilakukan oleh Pemerintah, maka sudah seharusnya Pemerintah melakukan rehabilitasi nama baik situs-situs media tersebut. Nama baik situs-situs media Islam tersebut telah ternodai karena terlanjur dikait-kaitkan dengan gerakan kekerasan, radikalisme, dan terorisme.
  5. Pada masa yang akan datang, pemblokiran situs-situs media Islam hendaknya dilakukan secara hati-hati dengan melibatkan MUI, Kementerian Agama, dan ormas-ormas Islam, sehingga keputusannya benar-benar kredibel, tidak mendatangkan kerugian bagi media yang bersangkutan, dan tidak menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat.
  6. Setelah ini, MUI masih akan terus melakukan pendalaman dan pengkajian kembali atas kasus pemblokiran situs-situs media Islam ini dengan mengundang pihak-pihak terkait, mulai dari Kementerian Komunikasi dan Informasi, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), serta para pengelola situs-situs media yang diblokir.
  7. Akhirnya, MUI hendak mengingatkan bahwa tugas Pemerintah adalah memberikan bimbingan dan melakukan pembinaan terhadap situs-situs media massa yang mulai tumbuh dan berkembang di Tanah Air, agar mereka dapat turut serta memberikan andil dalam pendidikan yang baik kepada masyarakat.

Demikian keterangan yang dapat kami sampaikan kepada masyarakat dengan diiringi harapan semoga peristiwa pemblokiran terhadap situs-situs media Islam tidak terjadi lagi di masa-masa yang akan datang, sehingga Indonesia akan tetap dikenal sebagai negeri di mana kebebasan berpendapat sangat dihormati, dan Islam menjadi agama yang rahmatan lil ‘alamin.

Jakarta, 31 Maret 2015/10 Jumadis Tsani 1436

Ketua MUI Bidang Informasi dan Komunikasi

Dr. Sinansari Ecip

Tidak Ada Syiah Tanpa Revolusi, Ustadz Athian Ali : Kelompok Ini yang Seharusnya Diawasi BNPT

BANDUNG (Jurnalislam.com) – Ketua Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) Pusat Ustadz Athian Ali M. Da'i, MA menyayangkan sikap BNPT menutup sejumlah situs media Islam yang dituduh sebagai situs radikal. Akan tetapi, BNPT melupakan Syiah. Sebuah kelompok dinilai Ustadz Athian berpotensi menggulingkan pemerintah.

"Kita menganggap kelompok Syiah ini adalah kelompok radikal yang berpotensi untuk melakukan revolusi, karena tidak ada Syiah tanpa revolusi," tegasnya saat kepada Jurniscom, rabu (1/4/2015.

Alasannya, menurut Ustadz Athian, salah satu rukun iman Syiah adalah Imamah dan salah satu rukun Islam adalah wilayah. "Dan (revolusi-red) itu sudah mereka lakukan di Irak, di Libanon, di Suriah, yang terahir di Yaman," katanya sembari menambahkan hal tersebut sangat mungkin terjadi di Indonesia.

"Jadi, mestinya kelompok ini yang seharusnya diawasi. Kelompok ini berpotensi melakukan revolusi, bukan terorisme lagi," ungkapnya. 

Seperti diketahui, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengajukan surat permintaan kepada Kementerian Kominfo untuk menutup 19 situs 'radikal' versi BNPT. BNPT mengklaim situs-situs yang semuanya adalah situs media Islam, telah diawasi sejak lama. 

Ally | Jurniscom

Terkait :

Pemblokiran Media Islam Untungkan Syiah, Aliran Sesat, Sepilis dan Komunis

Pesan Ustadz Athian Ali Untuk Media Islam : Tetap Istiqomah!

BANDUNG (Jurnalislam.com) – Terkait pembredelan sejumlah media Islam oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Ketua Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) Pusat Ustadz Athian Ali M. Da'i, MA berpesan agar media-media Islam tetap istiqomah dalam menyampaikan kebenaran.

"Saya menyarankan kepada media Islam tetaplah istiqomah untuk menyampaikan kebenaran agama (Islam-red) ini. Jangan sampai kita terpengaruh oleh langkah-langkah yang membuat kita akhirnya tidak bisa menyampaikan kebenaran agama ini," katanya kepada Jurniscom, Rabu (1/4/2015)

Beliau juga menyatakan dukungannya terhadap media-media Islam yang diblokir secara sepihak oleh BNPT untuk terus berjuang menuntut hak-haknya sebagai warga negara. 

"Saya berharap agar media Islam ini kembali bisa eksis untuk menyampaikan dakwah-dakwah Islam kepada umat, untuk meluruskan yang salah, membenarkan yang benar," harapnya.

Jika memang melakukan kesalahan atau kekhilafan dalam pemberitaan terkait pemahaman agama khususnya masalah jihad, menurut beliau itu bukan urusan BNPT.

"Bukan urrusan BNPT yang berhak menentukan salah atau tidak,  itu harus fatwa para ulama yang bisa menentukan. Mereka gak punya hak menafsirkan apa itu jihad, karena mereka gak ngerti. Saya jamin itu mereka gak ngerti," tegasnya.

Ally | Jurniscom

MUI : Pemblokiran Situs Jangan Berdasarkan Asumsi, Tapi Bukti

JAKARTA (Jurnalislam.com) –  Ketua Komisi Kerukunan Umat Beragama Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Slamet Effendy Yusuf mengatakan pemblokiran situs Islam oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) atas perintah Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) jangan hanya berdasarkan asumsi, tapi harus melalui bukti.

"Bukan masalah tepat atau tidak, kami menganjurkan (kepada Kemkominfo dan BNPT-red) agar cermat, termasuk melibatkan Muhammadiyah, melibatkan NU, melibatkan MUI dan menggelar satu persatu yang diblokir itu situs apa, mengapa ini diblokir, buktinya apa mereka mengajarkan radikalisme. Jadi, jangan berdasarkan asumsi-asumsi, harus melalui bukti-bukti," tegasnya, Selasa (31/3/2015).

Meski begitu, MUI menghimbau masyarakat tidak terlalu reaktif dalam hal ini. Tunggu sampai masalah ini menemukan titik temunya karena samapai ini proses negosiasi sedang diusahakan. Nantinya juga memang bila ada media terblokir yang dinilai benar berbahaya, beliau meminta pihak pengelola untuk berlapang.

"Minta maaf dan mencoba memperbaiki diri," pungkasnya.

Sebelumnya, 7 pemimpin redaksi media Islam yang diblokir menemui Kemkominfo, Selasa (31/3/2015). Mereka mempertanyakan alasan Kemkominfo dan BNPT mencatut situs media mereka dalam daftar pemblokiran. 

Sumber : Republika | Editor : Ally | Jurniscom

Berita Terkait :

Pernyataan Resmi MUI Terkait Pemblokiran Situs Media Islam