Refleksi Haedar Nashir di HUT ke 79 RI : Jangan Sampai Indonesia Raya Kehilangan Nyawa

YOGYAKARTA (jurnalislam.com)– Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengajak segenap warga bangsa untuk sama-sama melakukan refleksi dalam momentum HUT ke 79 RI.

Haedar mengatakan, merayakan kemerdekaan tentu mengandung rasa gembira sebagai ekspresi kesyukuran atas karunia Tuhan yang sangat berharga. Namun kegembiraan mesti disertai penghayatan akan makna merdeka dan nilai-nilai dasar yang menjadi nyawa Indonesia. Agar kegembiraan itu tidak bersifat lahiriah semata, apalagi berubah menjadi pestapora.

“Apakah Pancasila saat ini benar-benar dijadikan ruh, jiwa, atau nyawa dalam penyelenggaran dan kebijakan membangun Negara Republik Indonesia? Apakah seluruh warga dan pemimpin Indonesia senantiasa berpikir, bersikap, dan bertindak di atas landasan nilai utama Pancasila. Pancasila tidak menjadi jargon dan kata-kata belaka,” jelas Haedar pada Jumat (16/8) di Yogyakarta.

Haedar mengatakan Pancasila niscaya menjadi praktik hidup berbangsa dan bernegara yang luhur dan utama. Wujudkan dan praktikkan Pancasila dalam kehidupan politik, ekonomi, pendidikan, sosial budaya, dan kebijakan-kebijakan publik secara nyata.

“Kekuasaan dalam pemerintahan negara di eksekutif, legislatif, yudikatif, dan lembaga-lembaga bentukan pemerintahan lainnya haruslah berdiri tegak di atas nilai dasar Pancasila dan konstitusi Indonesia. Agama dan kebudayaan menjadi nilai luhur yang membentuk dasar moral dan etika berindonesia,” jelas Haedar.

Haedar menekankan, ketika saat ini bangsa Indonesia merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-79, maka hayati dan praktikkan nilai-nilai dasar yang menjadi nyawa Negara Republik Indonesia itu. Jangan berhenti di kulit luar dan kesemerakkan lahiriah semata.

“Bangunlah jiwa Indonesia agar lahir Indonesia Raya yang bernyawa. Yakni Indonesia yang benar-benar merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur sebagai tujuan dan cita-cita nasional yang digoreskan para pendiri negara. Bawalah negara dan bangsa tercinta ini pada cita-cita luhurnya yang mulia,” imbuh Haedar.

Rakyat Indonesia menderita ratusan tahun akibat kezaliman penjajah yang menikmati bumi dan kekayaan negeri ini. Di antara pejuang bangsa itu bahkan banyak yang tidak berpredikat Pahlawan Nasional, bahkan gugur tanpa nama.

“Karenanya, jangan biarkan Indonesia saat ini nestapa apalagi mati suri karena raganya terlepas dari jiwanya. Korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, politik uang, politik transaksional, politik dinasti, utang negara, salah urus dan penyimpangan dalam pengelolaan sumberdaya alam wujud dari penghianatan atas jiwa kemerdekaan Indonesia,” tegas Haedar.

Haedar juga menegaskan bahwa kemerosotan moral, etika, dan segala tindakan buruk dalam berbangsa-bernegara merupakan bentuk perusakan jiwa Indonesia.
“Kunci Indonesia Raya agar tetap bernyawa dan tidak salah arah dalam memperjuangkannya berada di pundak para pemimpin bangsa,” jelas Haedar.

Haedar berpesan agar para pemimpin Indonesia berjiwa, berpikiran, bersikap, dan bertindak sejalan Pancasila, agama, kebudayaan, dan sejarah Indonesia nan sarat makna. Menjadi para pemimpin negarawan yang mengedepankan kepentingan Indonesia di atas kepentingan diri, kroni, dinasti, dan golongan sendiri.

Haedar mengutip pidato Mr Soepomo yang mengingatkan: “Kepala Negara dan badan-badan Pemerintahan lain harus bersifat pemimpin yang sejati, penunjuk jalan ke arah cita-cita luhur, yang diidam-idamkan oleh rakyat. Negara harus bersifat badan penyelenggara, badan pencipta hukum yang timbul dari hati sanubari rakyat seluruhnya.”.

“Para pemimpin Indonesia harus sudah selesai dengan dirinya, dengan mengutamakan sikap memberi dan bukan meminta apalagi mencuri dari Indonesia,”tegas Haedar.

Haedar mengutip pernyataan John F Kennedy, Presiden Amerika Serikat. “Jangan tanyakan apa yang negara ini berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yang telah kamu berikan kepada negaramu.”

“Jangan sampai Indonesia Raya kehilangan nyawa karena warga dan elite bangsanya bertindak sekehendaknya. Menjadi elite dan warga pemburu kuasa, tahta, dan gemerlap dunia. Para pemimpin Indonesia termasuk para ilmuwannya, niscaya menjadi penjaga integritas kenegarawan berbasis nilai-nilai luhur Pancasila, Agama, dan kebudayaan bangsa,” tutur Haedar.

Terakhir, Haedar berpesan kepada para elite untuk menjaga kebenaran, moral, etika, pengetahuan, dan kemajuan bangsa. Mereka konsisten mengutamakan kepentingan negara dan bangsa dengan berkorban sepenuh jiwa-raga.

“Para elite negeri jangan sibuk membangun legasi dan kepentingan diri yang merusak nilai-nilai luhur dan membebani masa depan Indonesia. Jadilah elite dan warga penyebar kebaikan berbasis iman dan taqwa agar Tuhan memberkahi Indonesia. Keberhasilan Indonesia di bidang ekonomi, politik, dan kemajuan fisik sedigdaya apapun tidak akan bertahan lama jika negara dan bangsa kehilangan nilai-nilai luhur nan utama. Menjadi Indonesia tanpa nyawa!,” pungkas Haedar.

Antara Hijab dan Bendera: Kisah Pasukan Paskibraka dan Perjuangan Pahlawan Wanita Indonesia

Oleh: Bahry Bahruddin, ST

Setiap 17 Agustus, momen bersejarah kemerdekaan Indonesia dirayakan dengan penuh khidmat di Istana Negara. Namun, tahun ini, upacara pengibaran bendera Merah Putih akan digelar untuk pertama kalinya di Ibu Kota Nusantara (IKN), lokasi baru yang menandai era baru bagi Indonesia. Pasukan Paskibraka, sebagai penjaga kehormatan, memiliki tanggung jawab mulia untuk melaksanakan tugas ini. Namun, mereka dihadapkan pada sebuah aturan yang mengejutkan: melepaskan hijab saat upacara.

Aturan ini ditetapkan oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) melalui Surat Keputusan Kepala BPIP Nomor 35 Tahun 2024 tentang Standar Pakaian, Atribut, dan Sikap Tampang Pasukan Pengibar Bendera Pusaka, yang diterbitkan oleh Kepala BPIP, Yudian Wahyudi, di Jakarta pada 1 Juli 2024.

Surat keputusan tersebut melampirkan dua gambar standar pakaian untuk Paskibraka Putra dan Paskibraka Putri. Pada gambar pakaian Paskibraka Putri, tidak ada gambar yang memperlihatkan pakaian dengan jilbab. Keputusan ini menimbulkan kontroversi dan kritik, terutama karena dianggap bertentangan dengan hak-hak individu untuk mengenakan hijab sebagai bagian dari identitas keagamaan mereka.

Keputusan ini tampaknya bertolak belakang dengan nilai-nilai yang diperjuangkan oleh pahlawan wanita Indonesia seperti Syaikhah Hajjah Rangkayo Rahmah El Yunusiyyah, Hajjah Rangkayo Rasuna Said, Siti Walidah, Opu Daeng Risaju, dan para mujahidah lainnya.

Mereka adalah ikon perjuangan kemerdekaan yang dikenal dengan integritas dan dedikasi mereka, banyak di antaranya mengenakan hijab sebagai simbol identitas dan keyakinan mereka.

Syaikhah Hajjah Rangkayo Rahmah El Yunusiyyah adalah ulama dan pendidik yang mengajarkan pentingnya ketaatan agama, termasuk penggunaan hijab. Ia tercatat sebagai salah seorang pertama yang mengibarkan bendera Merah Putih di Sumatera Barat. Hajjah Rangkayo Rasuna Said, seorang aktivis kemerdekaan, berjuang untuk hak-hak perempuan dan kebebasan beragama.

Siti Walidah atau atau Nyai Ahmad Dahlan adalah seorang pendidik dan aktivis yang mendukung hak-hak wanita dan pendidikan. Menariknya lagi, dalam buku yang berjudul Muhammadiyah yang terbit di tahun 1934, terkuak bahwa Siti Walidah sudah memperkenalkan tutorial hijab sejak lama. Ia menggambarkan tahapan mengenai hijab melalui ilustrasi gambar.

Kala itu, ia memilih gambar perempuan berkebaya yang sedang mempraktekkan cara memakai hijab yang sesuai dengan syariat Islam. Salah satunya, harus menutup bagian dada. Sementara Opu Daeng Risaju dikenal sebagai pahlawan berhijab yang paling frontal melawan NICA.

Penggunaan hijab tidak bertentangan dengan Pancasila. Sila-sila dalam Pancasila, khususnya Sila Pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa), Sila Kedua (Kemanusiaan yang Adil dan Beradab), dan Sila Ketiga (Persatuan Indonesia), mendukung hak individu untuk menjalankan keyakinan agama mereka, termasuk mengenakan hijab. Prinsip-prinsip ini menghargai keberagaman dan kebebasan beragama sebagai bagian dari identitas bangsa.

Lebih lanjut, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga menjamin kebebasan beragama. Pasal 28E Ayat (1) menyatakan, “Setiap orang berhak untuk memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, serta berhak untuk mendapatkan perlakuan yang sama di hadapan hukum.” Ini menggarisbawahi bahwa kebebasan untuk mengenakan hijab sebagai bagian dari identitas keagamaan merupakan hak yang dilindungi oleh konstitusi.

*Namun, kebijakan terbaru yang melarang Paskibraka putri mengenakan hijab* pada saat upacara pengibaran bendera menimbulkan sejumlah pertanyaan. Beberapa pihak menganggap peraturan ini sebagai langkah mundur dalam menghargai hak-hak individu dan keberagaman.

Ada dugaan bahwa kebijakan ini mungkin diambil untuk menciptakan keseragaman dalam upacara kenegaraan, tetapi hal ini justru bisa dianggap sebagai pengabaian terhadap prinsip-prinsip Pancasila yang mendukung kebebasan beragama dan keberagaman.

Menarik untuk dicatat bahwa dahulu, penjajah Belanda juga pernah melarang penggunaan hijab bagi wanita pribumi. Kebijakan kolonial ini bertujuan untuk mengontrol dan mengasimilasi budaya lokal, termasuk memaksakan aturan yang membatasi kebebasan beragama dan ekspresi diri. Sejarah menunjukkan bahwa larangan hijab oleh penjajah Belanda adalah bagian dari upaya untuk menekan identitas budaya dan agama pribumi.

Ironisnya, kebijakan BPIP yang melarang penggunaan hijab pada Paskibraka putri seolah-olah mengulang kebijakan kolonial tersebut, mundur sebelum Indonesia merdeka dan mengikuti jejak kolonial Belanda dalam membatasi kebebasan individu.

Kritik terhadap peraturan BPIP ini juga menyasar pada aspek legalitasnya. Sebagai lembaga yang ditugaskan untuk pembinaan ideologi Pancasila, BPIP seharusnya memperhatikan keselarasan setiap kebijakan dengan UUD 1945. Adanya peraturan yang melarang hijab dalam konteks upacara kenegaraan, jika bertentangan dengan konstitusi, menimbulkan pertanyaan serius tentang apakah BPIP dapat membuat kebijakan yang melanggar hak-hak fundamental yang dijamin oleh UUD.

Hal ini memicu perdebatan tentang bagaimana regulasi dari lembaga seperti BPIP harus sejalan dengan prinsip-prinsip konstitusi dan hak asasi manusia.

Mengapa aturan ini diterapkan? Mungkin ada pertimbangan administratif atau simbolis yang ingin dicapai, namun hal ini seharusnya tidak mengabaikan hak-hak individu untuk mengekspresikan keyakinan mereka. Peraturan semacam ini bisa jadi mencerminkan ketidaksesuaian dalam menerjemahkan prinsip-prinsip dasar negara kita ke dalam praktik sehari-hari.

Di tengah-tengah kontroversi ini, penting untuk mengingat kembali semangat perjuangan para pahlawan wanita yang telah memberikan kontribusi besar dalam merebut kemerdekaan dan hak-hak kita. Mereka telah menunjukkan bahwa keberagaman dan kebebasan beragama adalah bagian integral dari identitas bangsa Indonesia yang kita cintai.

Cetak Generasi Tangguh dan Berakhlak, SMP Muhammadiyah PK Solo Gelar Awalussanah dan Seminar Parenting

SOLO (jurnalislam.com)- Cetak generasi tangguh dan berakhlak di tengah problematika kemajuan zaman, SMP Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Solo gelar awalussanah dan seminar parenting orang tua siswa kelas 7 pada Sabtu (3/7/2024) di ball room hotel Solia Zigna, Solo. Sebagai narasumber seminar parenting adalah M. Junianto, Dai Dakwah Islamiyah Jawa Tengah.

Kepala SMP Muhammadiyah PK Kottabarat Solo, Muhdiyatmoko, M.Pd. menyampaikan pentingnya awalussanah digelar sekolah untuk menjaga silaturahmi dan komunikasi yang baik antara orang tua dengan sekolah. “Sebuah tradisi yang baik adanya pertemuan rutin menyambung silaturahmi dan komunikasi yang baik. Sekolah tidak bisa melaksanakan program tanpa bantuan dan kerja sama orang tua,” jelasnya.

Dalam acara tersebut, Muhdiyatmoko juga menekankan pentingnya bersama-sama untuk menjaga akhlakul karimah para siswa. Hal itu karena kemajuan teknologi informasi seperti pedang bermata dua, satu sisi memberikan manfaat kemudahan belajar siswa, tetapi sisi lain memberikan kerugian merusak akhlak dan karakter siswa.
“Mari kita bersama-sama membekali diri keilmuan parenting untuk membangun akhlak anak-anak di tengah problematika kemajuan zaman agar mencetak generasi yang tangguh,” jelasnya.

Selaku narasumber, Ustaz Junianto, yang juga aktif di Dai DDII Jawa Tengah dan Konsultan Keluarga Sakinah, mengajak kepada ratusan orang tua siswa kelas 7 untuk memahami kedudukan anak dalam pandangan Islam. Ia menjelaskan bahwa anak adalah amanah bagi orang tuanya, generasi penerus, tabungan amal bagi orang tuanya di akhirat, penghibur serta perhiasan dunia bagi orang tuanya.
“Didiklah dan ajarkan anak dengan akidah yang lurus dan kuat. Selain itu, tanamkan tauhid dalam jiwa dari segala pengotoran akidah. Untuk itu maka orang tua juga harus memiliki kekuatan akidah yang kuat juga,” jelasnya.

Orang tua harus menyuruh, mengajar, dan mendidik anak untuk melakukan ibadah khusus shalat dan puasa. Didik anak dengan adab dan akhlak yang mulia. Anak-anak diberikan pemahaman kepada hak-hak orang sekitarnya atas dirinya, lebih-lebih hak orang tua atas anak-anak lelaki dan hak suami atas perempuan yang sudah bersuami.

Akhir sesi parenting, Ustaz Junianto mempersilakan kepada orang tua siswa untuk menyampaikan curhatan dan permasalahan yang dialami.

Selain materi parenting, awalussanah orang tua siswa kelas 7 terdapat materi sosialisasi program-program sekolah oleh Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum, Ustazah Latifah Suryani, M.Pd., Koordinator Urusan Kesiswaan, Ustaz Heru Hadiyono, S.Pd., S.Kom, dan Koordinator kelas 7 oleh Ustazah Rizka Dian Permatasari, S.Pd.

Ribuan Warga Makassar Ramaikan Aksi Dukungan Global untuk Gaza dan Palestina di Monumen Mandala

MAKASSAR (jurnalislam.com)- Ribuan warga Kota Makassar tumpah ruah memadati halaman Monumen Mandala, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Makassar, dalam Aksi Dukungan Global untuk Palestina, Sabtu pagi tadi, (3/8/2024).

Massa dari kelompok pria dan wanita yang dibuat berjarak rata-rata memegang atribut bendera Palestina. Mereka sesekali meneriakkan yel, yel, kemerdekaan untuk Palestina, dan pekikan takbir: Allahu Akbar.

Ketua KITA Palestina, Ustadz Syaibani Mujiono, selaku penanggungjawab kegiatan, menyampaikan rasa haru, bangga dan terima kasih serta apresiasi kepada segenap pihak yang mendukung pelaksana acara itu, terutama dari pihak Pemerintah Kota Makassar, Polrestabes Makassar, Ormas Wahdah Islamiyah bersama dengan sejumlah komponen Ormas Islam lainnya.

“Aksi ini bertujuan untuk mengingatkan masyarakat, dalam momentum bulan kemerdekaan Indonesia, bahwa Palestina juga memiliki hak untuk merdeka dan hal tersebut menjadi tanggung jawab Bersama,” ujarnya.

Dia mengatakan, pihaknya tidak akan pernah berhenti menggelar aksi dukungan Palestina sampai benar-benar tindakan kezaliman di Palestina dihentikan.

“Insya Allah, kita akan menggelar kegiatan lagi di bulan Agustus ini. Semoga para pejuang pembela kemerdekaan Palestina masih bisa terus bersama,” kata Ustadz Syaibani, yang diamini ribuan peserta.

Sementara itu, dalam orasinya, Ketua Harian DPP Wahdah Islamiyah, Ustadz Rahmat Abdul Rahman, menyebut Indonesia memiliki hutang sejarah dan hutang konstitusi terhadap Palestina.

Dia menyampaikan bahwasanya Palestina melalui muftinya pada saat itu, dan Palestina sebagai sebuah bangsa, yang termasuk mengakui dan menyatakan mendukung kemerdekaan Indonesia.

“Dan kemerdekaan itu diperoleh negara kita Indonesia di bulan Agustus seperti saat ini. Kemudian, sikap negara kita sudah sangat jelas dan tegas di dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang menggariskan bahwa kemerdekaan harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan,” tegas Ustadz Rahmat.

Dia juga menyoroti hak asasi manusia (HAM) yang senantiasa digaungkan negara-negara seperti Amerika Serikat. Namun, ketika Palestina menjadi korban pelanggaran HAM berat, dan Israel terbukti sebagai pelakunya, malah tidak mendapat tindakan apa-apa.

Adapun Pembina KITA Palestina, Ustadz Muhammad Ikhwan Jalil, turut membacakan puisi, yang sebagian bait puisinya menggambarkan kesedihan sekaligus mengobarkan semangat perjuangan pasca gugurnya pejuang kemerdekaan Palestina, Syaikh Ismail Haniyeh, pada Rabu (31/7/2024).

Silih berganti perwakilan ormas Islam berorasi dalam acara itu, di antaranya Ketua Forum Ummat Islam Bersatu (FUIB), Ustadz Mukhtar Deng Lau; Ketua Majelis Kebangsaan Rahmatan Lil ‘Alamin (MAKRAM) Pusat, Profesor Muhammad Asdar, Ketua Majelis Dzikir Darut Taubah, yang juga aktivis Front Persaudaraan Islam (FPI), Ustadz Firdaus Malie, serta perwakilan dari Lingkar Dakwah Mahasiswa Islam (LIDMI).

Aksi ditutup dengan penggalangan dana dan pembacaan doa oleh Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Makassar, KH. Muh. Said Abd Shamad.

Dalam Aksi Dukungan Global untuk Gaza dan Palestina itu, turut dibentangkan bendera Palestina dan bendera Merah Putih Indonesia sepanjang 25 meter.

Dengan dukungan yang kuat dari berbagai lapisan masyarakat, aksi damai ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam upaya global untuk menghentikan genosida di Gaza dan memperjuangkan kemerdekaan bagi Palestina.

Jusuf Kalla Saksikan Prosesi Pemakaman Ismail Haniyeh

QATAR (jurnalislam.com)- Wakil Presiden RI ke 10 dan 12, Jusuf Kalla atau JK, menghadiri pemakaman pimpinan politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Doha, Qatar, Jumat, 2 Agustus 2024, waktu setempat. Haniyeh dimakamkan di di Pemakaman Keluarga Emir Qatar di kawasan Lusail, wilayah pinggir laut utara Doha, setelah shalat Jumat, atau sekira pukul 13:30, waktu Qatar.

Sebelum dimakamkan, jenazah almarhum Haniyeh dishalatkan di Masjid Imam Muhammad bin Abdul Wahhab. JK terlihat ikut melakukan shalat janazah bersama ribuan orang yang hadir.

JK terlihat didampingi Menkumham 2004-2007 Hamid Awaluddin, Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin serta Dubes RI untuk Qatar Ridwan Hassan.

JK juga turut menyaksikan pemakaman pimpinan Hamas yang sempat bertemu langsung dua pekan sebelumnya. Usai prosesi pemakaman, JK dan rombongan kembali berdoa bersama untuk almarhum.

Menurut JK, Ratusan bahkan ribuan jamaah yang hadir terlihat emposional. Mereka larut dalam shalat Jumat dan dilajnutkan dengan salat janazah.

Mereka yang hadir seperti petinggi dari Turki, PM Iran, Malaysia, Oman serta beberapanegara sekitar. “Semua hadir dan ini menandakan bahwa kita semua mendorong upaya perjuangan Palestina,” kata JK

“Ini juga memperlihatkan bagaimana kuatnya pengaruh almarhum Haniyeh dan sementara proses memilih pemimpin baru dan tentu saja berharap terjadinya perdamaian tercapai,” imbuh JK.

Bagi Indonesia, lanjut JK, tengah berupaya mengupayakan dua hal. “Kita ingin mendorong upaya mereka bersatu (Hamas dan Al-fatah) serta kedua mendorong perdamaian yang adil antara Palestina dengan Israel,” tegas JK lagi.

Lebih jauh, JK meyakinkan, jika semua negara-negara yang hadir menginginkan perdamaian. Sehingga harus ditangani dengan lebih baik. “Memang kalau tidak ditangani dengan baik ini bisa meluas. jadi dibutuhkan ketenangan. Iran dan turki mempunyai kemampauan persenjataan yang kuat tapi saya pikir akan menghancurkan seluruh Timur Tengah apabila mereka semua melancarkan perang besar itu,” kata JK lagi.

Seperti diketahui, JK terbang ke Qatar untuk menghadiri langsung pemakaman Haniyeh. Kedatangan JK untuk memenuhi harapan rakyat Palestina agar hadir dalam pemakaman tersebut sebagai delegasi dari Indonesia.

“Ini memenuhi harapan agar mengirimkan delegasi Indonesia ke sana dan kami diundang meghadiri pemakaman almarhum Ismail Haniyeh,” kata JK di Bandara Soekarno Hatta sebelum bertolak ke Qatar, sehari sebelumnya.

Komunikasi Ketua Umum PMI dengan almarhum Haniyeh terjalin dalam misi khusus dalam upaya menyelesaikan konflik antara Hamas dan gerakan Al-Fatah. Bagi JK, rekonsoliasi itu penting dala menyatukan kekuatan untuk mewujudkan kemerdekaan Palestina.

Baik Hamas maupun Al-Fatah telah berupaya melakukan pertemuan tersebut. Bahkan telah melakukan pertemuan di Beijing. Menurut JK, bahwa almarhum Haniyeh berharap bisa datang ke Indonesia bersama tokoh-tokoh al-Fatah setelah dari Beijing.

“Namun hari ini, Haniyeh dipanggil Allah ke Rahmatullah,” kata JK saat mendengar Haniyeh tewas setelah mendapat serangan di Teheran.

Masa Depan Hamas setelah Wafatnya Ismail Haniyah

Gerak perjuangan Hamas sudah berjalan by system. Karenanya perlawanan Hamas terhadap penjajah ‘Israel’ tidak akan padam dengan wafatnya Ismail Haniyah

Oleh: Pizaro Ghozali Idrus

Gerakan Perlawanan Islam atau Hamas mengumumkan bahwa Kepala Biro Politik Ismail Haniyah telah syahid akibat pembunuhan yang dilaporkan dilakukan penjajah ‘Israel’ di ibu kota Iran, Teheran pada Rabu (31/7/2024).

Wakil Kepala Biro Politik Hamas Mousa Abu Marzouq mengatakan pembunuhan tersebut adalah tindakan pengecut dan Hamas tidak akan dibiarkan begitu saja.

Sejatinya, perlawanan Hamas tidak akan pernah padam dengan wafatnya Haniyah. Karena gerak Hamas sudah berjalan by system.

Hal ini sebagaimana dikatakan petinggi Hamas Sami Abu Zuhri usai gugurnya Haniyah. Dia menegaskan bahwa penjajah ‘Israel’ bernafsu untuk melumpuhkan Hamas dan ingin mematahkan spirit rakyat Palestina.

Namun Hamas adalah sebuah gagasan, dan kesyahidan para pemimpinnya tidak akan menghentikan gagasan ini.

“Pembunuhan ini tidak akan mencapai tujuan penjajahan dan tidak akan mampu menggeserkan Hamas dari mengambil alih kekuasaan, sebab Hamas akan terus menempuh jalan ini sampai akhir, dan darah ini telah meningkatkan tekadnya,” ujar Zuhri.

Situasi ini sudah terbukti pada tahun 2004 ketika pendiri Hamas Syekh Ahmad Yassin dan Dr Abdul Aziz Rantisi gugur dalam rentang waktu satu bulan. Meski kedua tokoh adalah figur kunci gerakan, tidak ada perubahan kebijakan dalam gerakan Hamas. Perlawanan terus dilakukan.

Perjuangan merebut kemerdekaan tidak kendor. Bahkan Hamas memenangkan pemilu Palestina yang bersejarah tahun 2006 yang mengejutkan ‘Israel’ dan Amerika Serikat. Hamas sukses meraih kursi parlemen terbanyak mengalahkan Fatah.

Bagi Hamas, hanya ada dua alternatif dalam menentukan nasib bangsa Palestina: menyerah atau terus melawan. Kalau rakyat Palestina hendak hidup di bawah penjajahan ‘Israel’, maka pilihannya menyerah.

Namun bila bangsa Palestina mengharap kemerdekaan dan kehidupan mulia maka pilihannya hanyalah melawan.

Sejak saat itu, Hamas terus memperkuat konsolidasi. Memperkokoh basis militernya hingga bertransformasi menjadi pasukan elit yang disegani Zionis sebagaimana terjadi pada Perang Al Furqan pada 2008-2009.

Analis politik Palestina Wisam Afifah mengatakan upaya ‘Israel’ untuk melumpuhkan perlawanan Hamas pada perang itu terbukti kontraproduktif bagi ‘Israel’. Dampak Perang itu hanya menyebabkan meningkatnya kekuatan Hamas, tidak hanya secara militer, namun juga secara politik di Timur Tengah.

Sebab dalam momentum ini, faksi pejuang Palestina itu justru telah mengambil banyak pelajaran dan meningkatkan persenjataannya, yang tercermin dalam tiga perang berikutnya Hijaratus Sijjil (2012) dengan manuver roket Hamas, Ashful Ma’kul (2014) dengan kemajuan taktik serangan, Saiful Quds (2021) lewat kekuatan rudal jelajah.

Hal serupa terjadi dalam Operasi Taufan Al Aqsha pada 7 Oktober 2023. Dalam agresinya, penjajah ‘Israel’ mentargetkan untuk menghabisi Hamas beserta seluruh komponen kekuatan politik dan militernya. Sesumbar Netanyahu untuk menghancurkan Hamas dan perlawanan rakyat dalam hitungan singkat tak terbukti.

Selama hampir 10 bulan itu, Hamas masih bertahan dan belum terlihat tanda-tanda menyerah. Perang dan agresi ‘Israel’ hanya merusak dan membumihanguskan infrastruktur di Jalur Gaza serta membunuh warga sipil, anak-anak, wanita dan orang tua. Tapi tidak perlawanan bangsa Palestina.

Ribuan warga Palestina telah terbunuh, termasuk banyak anak-anak, dan puluhan ribu rumah, sekolah, dan gedung perkantoran telah hancur. Namun angka-angka itu tidak pernah berhasil melumpuhkan Hamas dan spirit perjuangan bangsa Palestina.

Operasi Taufan Al Aqsha justru telah mengubah bandul geopolitik global. Negara-negara Arab yang tadinya telah berjabat tangan melakukan normalisasi dengan ‘Israel’ menanggung beban moral yang sangat kuat.

Dunia internasional tidak hanya mengecam ‘Israel’ dan sekutu baratnya, tapi juga bungkamnya dunia Arab yang tidak melakukan tindakan berarti untuk menghentikan penjajahan.

Dukungan internasional kepada Palestina pun kian menguat dimana sebanyak 143 negara mendukung keanggotaan penuh Palestina di PBB dan hanya 9 negara yang menolak. Baru-baru ini International Justice Court memutuskan pendudukan ‘Israel’ adalah illegal.

Situasi ini juga menunjukkan bahwa Iran bukanlah tempat yang aman bagi Hamas. Mata-mata Mossad sudah mengetahui celah keamanan di Iran. Sebab situasi tewasnya tokoh-tokoh Hamas tidak terjadi di Qatar maupun Turki.

Upaya Mossad untuk membunuh tokoh-tokoh Hamas di Turki berhasil diantisipasi oleh intelijen Turki.

Pada April 2024 lalu, Intelijen Turki berhasil menangkap 33 agen Mossad. Hamas harus berpikir ulang untuk menjaga tokoh-tokohnya di luar negeri. Karena setelah gagal mengalahkan Hamas, target Zionis adalah membunuh tokoh-tokoh Hamas di luar negeri seperti terjadi pada pendiri Brigade Izzudin Al-Qassam, Saleh Al Arouri yang dibunuh ‘Israel’ di Lebanon.*

Penulis adalah peliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue dan Direktur Eksekutif Baitul Maqdis Institute, kandidat PhD bidang HI di USM Malaysia

Pemimpin Hamas Ismail Haniyah Syahid dalam Serangan Roket di Iran

IRAN (jurnalislam.com)- Pemimpin Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) Ismail Haniyah telah syahid dalam serangan Zionis ‘Israel’ di gedung tempat ia menginap di Teheran, Iran pada pukul 2 dini hari waktu setempat.

“Saudara, pemimpin, mujahid Ismail Haniyeh, kepala gerakan, tewas dalam serangan Zionis di markas besarnya di Teheran setelah dia berpartisipasi dalam pelantikan presiden baru (Iran),” kata Hamas dalam sebuah pernyataan.

Ismail Haniyah rencananya di Iran untuk mengikuti undangan upacara Presiden Iran yang baru terpilih, Masoud Pezeshkian.

Sementara itu, dalam pernyataan lain, Garda Revolusi Iran mengatakan bahwa mereka akan menyelidiki insiden tersebut, “Kami sedang mempelajari detail insiden syahidnya Haniyah di Teheran.”

Sami Abu Zuhri yang merupakan seorang pejabat Hamas mengatakan bahwa pihaknya siap peranga terbuka dengan ‘Israel’ paska tewasnya Ismail Haniyah.

“Kami terlibat dalam perang terbuka untuk membebaskan Yerusalem dan kami siap membayar berbagai harga,” ujar seorang pejabat Hamas, Sami Abu Zuhri, seperti dikutip CNN, Rabu 31 Juli 2024.

Ribuan Ummat Islam Soloraya, Konvoi Dukung Putusan ICJ Atas Palestina

SOLO (jurnalislam.com)- Sejumlah elemen ormas Islam di Soloraya menggelar konvoi bersama, Jumat (26/7/2024), dalam rangka mendukung Internasional Court Justice (ICJ) atau Mahkamah Internasional yang memutuskan bahwa pendudukan Israel atas Palestina adalah ilegal dan harus segera diakhiri.

Acara dengan tema “Solo Peace Convoy” ini dimulai pukul 13.30 WIB dengan titik start dari Plasa Manahan-SMP N 1 Surakarta-SMAN 4 Surakarta-Kerten-Purwosari-Sriwedari dan berakhir di Perempatan Gladag.

Turut hadir beberapa tokoh dan Ustadz, kemudian bergantian tokoh yang hadir melakukan orasi. Mereka di antaranya Ust Nasiruddin, Ust Basuno,ust Surawijoya, Ust Nurhadi, Ust Ahmad Sigid, Ust Yusuf Suparno, Ust. Mas’ud Izzul Mujahid, Ust Abu Bakar Ba’asyir, dan Ust Abdullah Khoir.

Sebelum aksi ditutup,peserta akasi melakukan sholat gaib dan sholat Ashar berjamaah di Gladak.

Dalam kesempatan ini Sekjend DSKS Ust Abdullah Khoir, membacakan pernyataan sikap diantaranya adalah:

  1. Mendukung Internasional Court Justice (ICJ) atas putusan yang menyatakan bahwa pendudukan Israel atas Palestina adalah ilegal dan harus segera diakhiri.
  2. Meminta kepada Dewan Keamanan PBB untuk segera menindaklanjuti putusan tersebut untuk segera mengusir Israel dari bumi Palestina.
  3. Meminta Mahkamah Kriminal Internasional atau International Criminal Court (ICC) di Den Haag untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan internasional kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant.
  4. Mememinta negara-negara di dunia untuk memutus hubungan diplomatik dengan Israel.
  5. Mendukung pemerintah Indonesia untuk tetap melakukan pembelaan terhadap Palestina baik dalam bentuk diplomatik maupun dalam kemanusiaan.
  6. Mengajak seluruh rakyat Indonesia agar terus menyuarakan pembelaan terhadap bangsa Palestina yang sedang dijajah serta mewaspadai berbagai anasir baik lembaga, kelompok maupun perseorangan yang melakukan pembelaan terhadap penjajah Israel, baik secara langsung atau tidak langsung.

Seperti kita ketahui IJC Adalah lembaga internasional yang menangani Perkara antar negara yang berbasis di Belanda.

Reporter: Ridho Asfari

Serunya Susur Sungai dan Outbond PPTA X SMA IT Nur Hidayah

KARANGPANDAN (jurnalislam.com)- Siswa kelas X SMA IT Nur Hidayah terlihat antusias saat menyusuri sungai kecil di Watu Gambir Park, Karangpandan, Karanganyar. Terkadang terdengar teriakan mereka saat akan terjatuh dan teman-temannya lekas menolong, sambil diiringi gelak tawa.

Para siswa ini tengah mengikuti Perkemaan Penerimaan Tamu Ambalan (PPTA) X yang diselenggarakan oleh Dewan Ambalan Hamka Malahayati SMA IT Nur Hidayah. Setelah para siswa menyelesaikan susur sungai, dilanjutkan dengan outbond yang terbagi dalam beberapa pos. Permainan di setiap pos antara lain balon kolong, tebak kata, tebak gambar dan voli balon dengan menggunakan sarung.

Sabanyak 278 peserta (128 putra dan 150 putri) mengikuti permainan di setiap pos dan susur sungai yang bertujuan untuk menumbuhkan semangat kebersamaan, memperkuat solidaritas dan kekompakan siswa kelas X. Peserta putra melaksanakan susur sungai terlebih dahulu dan bergantian dengan peserta putri setelahnya.

Salah satu peserta PPTA X, Albian, kelas X-1 yang berasal dari Malaysia mengatakan kegiatan PPTA X sangat seru.

“Kegiatannya seru, banyak yang dipelajari. Bisa ikut game dan susur sungai, jadi punya banyak teman baru disini dan melatih kerja sama kita,” ujarnya.

PPTA X adalah kegiatan yang diprakarsai oleh Dewan Ambalan Hamka Malahayati SMA IT Nur Hidayah yang merupakan penerimaan pada anggota Pramuka Penggalang untuk secara resmi menjadi anggota Ambalan Pramuka Penegak. Selain itu, kegiatan ini sebagai wadah menumbuhkan jiwa kepemimpinan kepada anggota pramuka, menanamkan kedisiplinan dan kemandirian yang lebih baik bagi kelas X serta melatih kekompakan antar anggota pramuka.

Kamabigus SMA IT Nur Hidayah, Kak Muhammad Ihsan Fauzi, dalam upacara pembukaan berpesan kepada para peserta untuk melaksanakan kegiatan dengan baik dan dengan gembira, mengikuti arahan dari kakak-kakak, sehingga akan mendapatkan hasil yang maksimal.

Selama tiga hari Kamis-Sabtu (25-27/7/2024), para peserta mengikuti berbagai kegiatan seperti materi pengenalan Dewan Ambalan, outbond, pentas seni, materi kepramukaan, materi pramuka Sekolah Islam Terpadu (SIT), memasak, dan pelatihan baris-berbaris yang dipandu langsung oleh Koramil Karangpandan.

Kegiatan PPTA X ditutup dengan upacara penutupan sekaligus penerimaan tamu ambalan yang ditandai dengan prosesi pemakaian ring penegak kepada salah satu perwakilan peserta sebagai simbolisasi telah diterimanya peserta PPTA X sebagai anggota Ambalan Hamka Malahayati SMA IT Nur Hidayah.

Inilah Best Practice Kantin Sehat Ramah Anak SDM 1 Solo di MUFPP

BANDUNG (jurnalislam.com)– Kepala SD Muhammadiyah 1 (SDM1) Solo, Jawa Sri Sayekti mendapat kesempatan menyampaikan best practice program kantin sehat ramah anak pada acara kegiatan kolaborasi antara Pemerintah Kota Bandung, Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR), dan Milan Urban Food Policy Pact (MUFPP). Kegiatan ini berlangsung di Bandung, 23 hingga 26 Juli 2024.

Kegiatan ini mengusung tema “Spreading Experiences and Knowledge on School Meals Programmes in ASEAN Cities”, acara ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas gizi dan kesehatan di kantin sekolah di kawasan ASEAN.

“Sesuai yang diungkapkan Ketua Organizing Committee ASEAN Summer School Dr Theresia Gunawan, kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan pemerintah dari 30 kota di negara-negara ASEAN seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Laos, dan Kamboja. Saya berkesempatan menyampaikan best practice Kantin Sehat Ramah Anak,” ujar Sayekti, Kamis (25/7/2024).

Ia lalu menjelaskan Kantin Sehat Ramah Anak berusaha menyediakan dan menyediakan bahan pangan yang beragam dan tercukupi kebutuhan gizinya. Bahan pangan yang diolah dan disajikan.

“Dikelompokkan mulai dari padi-padian yang terdiri dari beras, jagung, terigu dll. Umbi-umbian yang terdiri kentang, ketela pohon, ubi jalar, talas dll. Pangan hewani yang terdiri dari ikan, daging, telur, susu dll. Lemak dan minyak yang terdiri dari kelapa, kenari, coklat dll. Kacang-kacangan yang terdiri kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau dll. Gula baik gula pasir maupun gula merah. Sayur dan buah. Air mineral, teh, susu, juice,” katanya.

Selanjutnya ia menjelaskan penyajian kudapan dan makan siang. Jajanan disajikan beragam makanan yang sesuai SOP, secara bergiliran jajanan tradisional dari bahan selain gandum dan beras menjadi salah salah jenis makan yang juga disajikan. Makan siang agar tercukupi kebutuhan gizinya, tim menyusun menu setiap bulannya.

Ia menekankan Sistem Kontrol Keamanan Pangan Jajanan Anak dengan Melaksanakan uji air. Melaksanakan uji usap. Melaksanakan uji laborat makanan dan minuman. Melakukan uji Komposisi Gizi dalam makanan yang dijual

Ia juga membagikan tips Sistem Kontrol Pengelola Kantin. “Kesehatan dan Kebersihan Karyawan. Pengendalian Hama, Sanitasi tempat dan Peralatan. Cara Pembersihan Bahan Pangan. Pengemasan Pangan. Penyimpanan Pangan Matang,” jelas Anggota Diksuspala Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini.

Karena, sambungnya, pertanyaan yang muncul ialah bagaimana solusi pelayanan makanan dan minuman kantin sehat. “Kita ada inovasi e-kantin menggunakan M1Smart Card dan G-Kantin. Hal itu semua digunakan karena mudah, murah, cepat, aman terkendali, bisa dari rumah, real time, leterasi TIK, dan menyenangkan,” ujarnya sambil menguraikan.