Angkat Isu Halal Internasional, Yayasan Khazanah GNH dan Halaltoday.id Gelar Halal Brand and Conference 2025

JAKARTA (jurnalislam.com)– Industri halal nasional dan global terus berkembang pesat, menawarkan potensi pasar yang sangat besar. Di Indonesia, kesadaran konsumen akan produk halal juga semakin meningkat. Data dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) menunjukkan bahwa lebih dari 80% konsumen di Tanah Air sudah menyadari pentingnya sertifikasi halal.

Sertifikasi halal bukan sekadar label, melainkan elemen strategis bisnis jangka panjang yang menumbuhkan kepercayaan, loyalitas konsumen, dan memperkuat daya saing.

Menyikapi hal ini, Yayasan Khazanah Gus Nadirsyah Hosen (YKGNH) bersama Halaltoday.id dan lembaga riset ABSP (Astrabuana Sendhang Pranawa) menyelenggarakan Indonesia Digital Halal Brand Awards (IDHBA) 2025 sebagai bentuk apresiasi bagi pelaku industri yang telah berkomitmen pada industri halal.

Menurut Prof. Dr. H. Nadirsyah Hosen, LLM, MA (Hons), PhD, yang akrab disapa Gus Nadir, pemerintah memiliki peran penting dalam mendorong industri halal.

“Pemerintah merupakan pihak yang paling kuat memiliki kepentingan untuk mendorong industri halalnya menjadi pelopor dan juga acuan bagi konsumen baik di dalam negeri maupun dunia,” ujar Gus Nadir.

Ia menambahkan bahwa perusahaan yang memiliki sertifikat halal dan secara konsisten membangun citra mereknya akan meningkatkan kepercayaan konsumen muslim. Hal ini dikarenakan sertifikasi halal membuka peluang pasar baru dan memperkuat penetrasi di pasar nasional maupun global.

“Sehingga sertifikasi halal bukan hanya sekadar menambah logo saja, tetapi lebih dari itu adalah simbol kepercayaan,” tegasnya.

Lalu terkait dengan bagaimana brand lokal bisa bersaing di pasar internasional, KH. Sholahuddin Al Ayyubi, Ketua MUI bidang Halal dan Ekonomi Syariah serta Ketua KNEKS mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi pasar halal yang besar di global.

“Dengan memiliki kekuatan pasar domestik, pertumbuhan populasi muslim dunia, sektor F&B halal yang telah berkembang, ekosistem e-commerce Indonesia serta jumlah kesepakatan investasi terbanyak, maka peluang tersebut sangat besar dan terbuka lebar,” ujarnya dalam acara IHBC di Hotel Sultan, Jakarta.

Apresiasi untuk Komitmen Industri Halal Digital IDHBA 2025 diselenggarakan untuk mengapresiasi merek atau produk halal terbaik dari berbagai kategori yang dinilai sukses memanfaatkan kanal digital untuk membangun kesadaran dan reputasi merek mereka di masyarakat.

“Indonesia Digital Halal Brand Awards tidak hanya menjadi simbol apresiasi, tetapi juga momentum untuk mendorong komunikasi produk halal yang strategis, inovatif, dan konsisten,” ujar Rofian Akbar, Pemimpin Redaksi Halaltoday.id. Ia melanjutkan bahwa kesuksesan komunikasi produk halal tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga inovasi dan konsistensi.

Gus Nadir percaya bahwa acara ini akan meningkatkan diskursus halal dan memberikan dampak besar bagi masyarakat, baik secara ekonomi maupun citra negara. Dengan mendukung acara seperti ini, pemerintah menunjukkan komitmennya terhadap perlindungan konsumen muslim, memberikan kepastian hukum, dan memperkuat industri serta ekonomi halal secara keseluruhan.

Acara penganugerahan Indonesia Digital Halal Brand Awards (IDHBA) 2025 diselenggarakan pada 10 November 2025 di Hotel Sultan, Jakarta dan menghasilkan sejumlah pemenang antara lain: Danone untuk Aqua dengan kategori Digital Halal Brand, Danone untuk SGM dengan dua kategori yakni Digital Halal Brand dan Halal Brand Consumer Choice Hatari untuk dua produk Yakni Malkist dan Crackers dengan kategori Digital Halal Brand Whincezz dengan kategori Digital Halal Brand.

“Penghargaan ini merupakan Bentuk kepercayaan konsumen kepada kami, bentuk komitmen dan menumbuhkan kepercayaan konsumen kami terjaga kehalalannya,” ungkap Prima Sehanputri, Head of Regulatory Affairs Danone Indonesia.

“Kami bahagia mendapatkan apresiasi dari Halaltoday.id dan akan menjadikan HATARI termotivasi dan lebih baik lagi dalam mengkomunikasikan halal kepada konsumen kami,” kata Raymond C Widodo, General Manager Marketing Hatari.

Sementara, Rifaldi Hussein, Marketing Manager Communication Wincheez mengatakan bahwa pihaknya akan terus berkomitmen menjaga status kehalalannya.

“Dengan komitmen tinggi, kami sebagai pemain keju termuda baru 11 tahun selalu berupaya memberikan kontribusi dan produk berkualitas terbaik bagi masyarakat. Melalui penghargaan ini tentu menjadi motivasi kami untuk terus menjaga kehalalan produk kami,” ungkapnya.

Lima Tahun Tanpa Pembinaan, Ustaz Awi Hadir di Pedalaman Tanpa Listrik dan Jaringan

RIAU (jurnalislam.com)- Peluh membanjiri wajahnya dan napasnya mulai tersengal. Lelahnya perjalanan sudah menguras tenaga ustaz muda tersebut.

“Apakah pohon petai sudah dekat?” tanyanya.

“Ini baru permulaan, Bang. Kita masih harus melewati tiga bukit lagi.”

Jawaban itu membuat Ustaz Awi terdiam. Rasa terkejut bercampur takjub. Bagaimana tidak, sementara kakinya mulai berat dan tubuhnya terasa melemah, warga di depannya tetap melangkah ringan. Wajah mereka tenang tanpa gurat kelelahan sedikit pun, seolah stamina mereka tak pernah habis.

Hari itu, ia memutuskan mengikuti warga mencari hasil hutan, salah satunya petai di TNBT. Dalam pikirannya, perjalanan itu akan seperti pendakian biasa, mungkin melelahkan, tapi bisa diukur. Namun, kenyataannya jauh di luar dugaan.

Ritme berjalan para warga begitu cepat dan stabil. Mereka menanjak dan menuruni lereng curam tanpa ragu, seolah medan berat itu hanyalah jalan biasa di depan rumah. Sementara Ustaz Awi harus berjuang keras menjaga keseimbangan di antara bebatuan licin dan akar-akar besar yang melintang.

Suku Talang Mamak adalah suku pedalaman Riau yang menggantungkan hidupnya secara tradisional di sepanjang aliran Sungai Indragiri dan kawasan Taman Nasional Tiga Puluh (TNBT).

Tanpa pencahayaan dan jaringan, mereka memutar perekonomian dengan mengambil damar, getah pohon besar, serta hasil hutan lain yang bisa dijual, seperti petai.

Di tengah penduduk pedalaman inilah dai Dewan Dakwah, Ustaz Awi Andrizal, memulai perjalanan dakwahnya, tepatnya di Dusun Nunusan, Desa Rantau Langsat, Kecamatan Batang Gangsal, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau.

Perjalanan Ekstrem ke Dusun Nunusan, Desa yang Tidak Terdata di Maps

Entah sudah kali keberapa Ustaz Awi dan rombongan turun dari perahu kayu yang mereka tumpangi saat menyusuri Sungai Batang Gansal agar perahu tersebut lebih ringan ketika melewati arus jeram.

“Perjalanan menuju lokasi dakwah sangat ekstrem karena melewati banyak batu-batu besar serta sungai yang deras. Beberapa kali kami turun dari perahu kayu agar perahu lebih ringan ketika melewati arus jeram tersebut,” ujar Ustaz Awi, awal November 2025.

Perjalanan lewat jalur air tersebut ditempuh beberapa jam setelah perjalanan darat dari pusat kota kabupaten, yakni Kota Rengat.

Dusun Nunusan terpisah jauh dari desa induknya, Desa Rantau Langsat. Hanya ada satu jalur menuju dusun itu, yaitu jalur sungai. Perjalanan hanya bisa ditempuh dengan perahu kayu selama dua sampai lima jam, tergantung kondisi ketinggian air.

Medan tempuh yang sulit dan letak dusun yang terpencil membuat daerah tersebut tanpa listrik dan sinyal telekomunikasi.

Aktivitas mandi, bersuci, mencuci, hingga buang hajat dilakukan di tepian sungai. Begitu hari mulai gelap, Dusun Nunusan bagai dusun mati.

Sekitar empat hingga lima tahun yang lalu, ustaz terakhir memberikan pembinaan agama di Desa Nunusan. Setelah itu, suku Talang Mamak yang telah berislam di sana hanya mendengar khutbah setiap Jumat dari musala kecil mereka.

Mendengar kabar kedatangan dai yang ditempatkan khusus di Desa Nunusan, mereka tak berhenti bertanya, Apakah ustaz tersebut jadi datang? Kapan ustaznya akan tiba? Dan pertanyaan-pertanyaan sejenis.

Kedatangannya pun disambut hangat. Banyak di antara mereka yang menawarinya untuk menetap di rumah masing-masing.

“Respon masyarakat sangat terbuka dan menerima dengan baik. Bahkan seminggu sebelum saya datang, mereka sudah bertanya kepada salah satu mahasiswa STID M. Natsir apakah saya jadi datang ke dusun mereka,” terang dai muda asal Aceh tersebut.

Dari Musala Kecil Pedalaman, Dakwah Tetap Menyala

Tidak mudah membentuk rutinitas masyarakat pedalaman untuk mengikuti kajian rutin, terlebih mereka sangat bergantung pada hasil hutan.

Dari pagi pukul 07.00 hingga petang hari, masyarakat desa masuk hutan untuk mencari damar. Bukan hanya para orang tua, anak-anak pun ikut keluar masuk hutan mengambil damar. Namun demikian, tidak setiap saat mereka memperoleh hasil.

“Terkadang masyarakat tidak dapat membeli beras karena tidak mendapat hasil dari hutan,” kata Ustaz Awi.

Karena itu, Ustaz Awi beberapa kali ikut menyusuri hutan belantara, selain memusatkan dakwahnya di musala kecil Nurul Huda dan berdakwah dari rumah ke rumah.

Mengajar anak-anak Talang Mamak menjadi aktivitas dakwah utama Ustaz Awi. Dari pagi hingga siang hari, ia mengajar anak-anak SD.

Sebuah sekolah rintisan, kelas filial, berdiri di Dusun Nunusan. Di sanalah anak-anak suku Talang Mamak mengenal pendidikan. Namun, banyak dari mereka yang tidak bisa melanjutkan pendidikan bahkan harus berhenti di tengah jalan karena keterbatasan biaya.

Meski demikian, anak-anak tersebut sangat bersemangat datang ke sekolah. Setiap hari mereka berjalan kaki, ada yang menempuh jarak lebih dari satu jam tanpa menggunakan sepatu atau alas kaki.

Anak-anak itu tidak hanya belajar, tetapi juga keluar masuk hutan sepulang sekolah untuk mencari damar.

Belajar Mengaji di Temaram Malam

Meski kelelahan sepulang dari hutan, anak-anak pedalaman tersebut tetap hadir mengaji selepas Magrib bersama Ustaz Awi.

Diterangi lampu LED atau lampu darurat portabel, mereka mengeja huruf demi huruf di papan tulis kapur.

Dusun yang tadinya sunyi tersebut perlahan hidup sejak kehadiran Ustaz Awi. Suara lantunan doa dari musala kecil di tengah hutan terpencil mengisi malam-malam hening Dusun Nunusan.

Perjalanan dakwah menuntut seorang dai untuk bisa melakukan apa saja yang masyarakat butuhkan. Bukan hanya mengisi rohani mereka, tapi juga siap sedia hadir dalam keseharian mereka.

Terlebih, pengabdian di dusun terpencil yang sangat jauh dari dunia luar membutuhkan penyesuaian diri yang luar biasa.

Selain turut membantu masyarakat mencari hasil alam dengan menyusuri hutan, Ustaz Awi juga membaur dalam berbagai kegiatan mereka: membantu memperbaiki jalan, panen jengkol dan petai, hingga memberikan layanan cukur gratis kepada penduduk pedalaman tersebut.

Satu per satu anak ia cukur dengan telaten. Tak hanya anak-anak, pria dewasa pun turut meminta untuk dicukur oleh Ustaz Awi.

Israel Gelar Manuver Militer Besar di Tepi Barat dan Lembah Yordan

TEPI BARAT (jurnalislam.com)– Tentara pendudukan Israel pada Senin (10/11) melancarkan manuver militer besar-besaran yang dijadwalkan berlangsung selama tiga hari, mencakup wilayah luas Tepi Barat yang diduduki, Lembah Yordan, hingga perbatasan dengan Yordania.

Menurut laporan Al Jazeera, militer Israel mengklaim latihan ini bertujuan “mengambil pelajaran operasional” dari peristiwa 7 Oktober 2023 serta meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi “skenario eskalasi,” termasuk serangan bersenjata atau infiltrasi dari wilayah Tepi Barat menuju permukiman ilegal Yahudi atau posisi militer Israel.

Latihan militer tersebut melibatkan dua divisi penuh, serta unit dari Angkatan Udara, Shin Bet (dinas intelijen dalam negeri), dan kepolisian Israel.

Warga di wilayah Tepi Barat dilaporkan akan menyaksikan peningkatan aktivitas militer yang tidak biasa, termasuk konvoi kendaraan lapis baja dan pergerakan helikopter di berbagai daerah.

Dalam pernyataannya, militer Israel menyebut latihan dimulai sejak dini hari dan meluas ke seluruh Tepi Barat dan Lembah Yordan. Manuver ini mencakup koordinasi antara pasukan darat dan udara, operasi berbagi intelijen, serta simulasi pengerahan cepat pasukan.

Manuver besar ini berlangsung di tengah meningkatnya operasi militer Israel di Tepi Barat selama satu tahun terakhir. Penggerebekan, penembakan, dan penahanan massal menjadi rutinitas harian yang dijalankan pasukan pendudukan di bawah dalih “keamanan.”

Komunitas Palestina melaporkan serangan hampir setiap hari, termasuk pembongkaran rumah, penutupan jalan, dan penahanan warga sipil.

Menurut data Palestina, sejak Oktober 2023 sedikitnya 1.069 warga Palestina tewas di Tepi Barat dan Yerusalem Timur akibat tembakan pasukan maupun pemukim Israel. Lebih dari 10.000 orang terluka, dan 20.000 lainnya ditahan, termasuk 1.600 anak-anak.
Banyak di antara tahanan melaporkan mengalami pemukulan, penghinaan, dan penolakan hak hukum dasar.

𝗣𝗲𝗹𝗮𝗻𝗴𝗴𝗮𝗿𝗮𝗻 𝗚𝗲𝗻𝗰𝗮𝘁𝗮𝗻 𝗦𝗲𝗻𝗷𝗮𝘁𝗮 𝗱𝗶 𝗚𝗮𝘇𝗮 𝗧𝗲𝗿𝘂𝘀 𝗕𝗲𝗿𝗹𝗮𝗻𝗷𝘂𝘁

Di Jalur Gaza, meskipun Israel dan Gerakan Perlawanan Palestina Hamas telah mengumumkan gencatan senjata pada 10 Oktober lalu, pelanggaran terus terjadi.
Serangan udara, penembakan artileri, dan tembakan penembak jitu masih dilaporkan di sejumlah wilayah, menyebabkan korban jiwa dan gelombang pengungsian baru.

Hingga kini, lebih dari 69.000 warga Palestina telah tewas dan 170.000 lainnya terluka, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Sebagian besar wilayah Gaza, termasuk rumah sakit, sekolah, dan infrastruktur publik, telah hancur total.

PBB memperkirakan proses rekonstruksi Gaza membutuhkan setidaknya 70 miliar dolar AS dan bisa memakan waktu puluhan tahun, mengingat skala kehancuran akibat agresi Israel. (Bahry)

Sumber: PC

Hapus Bukti Kejahatan, RSF Diduga Kubur dan Bakar Ratusan Jenazah di Al-Fasher

KHARTUM (jurnalislam.com)– Kelompok paramiliter Pasukan Pendukung Cepat (RSF) Sudan dilaporkan telah mengumpulkan ratusan jenazah dari jalanan kota Al-Fasher, Darfur Utara, dalam beberapa hari terakhir. Sebagian jenazah dikubur di kuburan massal dan sebagian lainnya dibakar, demikian disampaikan Jaringan Dokter Sudan pada Ahad (9/11).

Dalam pernyataannya, jaringan tersebut menyebut tindakan mengerikan itu sebagai “kejahatan baru yang menambah catatan hitam RSF.”

Menurut mereka, penguburan dan pembakaran massal tersebut merupakan upaya untuk menyembunyikan bukti kejahatan RSF terhadap warga sipil.

RSF menyerbu Al-Fasher setelah mengepung kota itu selama sekitar 18 bulan. Serangan brutal tersebut menyebabkan lebih dari 450 orang tewas, termasuk di Rumah Sakit Saudi, menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pasukan RSF juga dilaporkan melakukan penyerangan dari rumah ke rumah, membunuh warga sipil dan melakukan kekerasan seksual.

Meski RSF membantah tuduhan tersebut, kesaksian para pengungsi, video yang beredar, serta citra satelit menunjukkan gambaran mengerikan dari kehancuran kota itu.

“Kejahatan-kejahatan ini tidak akan terhapus oleh upaya menutup-nutupi atau pembakaran,” tegas Jaringan Dokter Sudan, seraya mendesak masyarakat internasional untuk segera meluncurkan penyelidikan independen.

Mereka juga menyebut tindakan RSF di Al-Fasher sebagai “babak baru dalam genosida besar-besaran.”

Sebelumnya, pada Kamis lalu, RSF mengumumkan kesediaannya untuk menerima gencatan senjata kemanusiaan yang diusulkan oleh kelompok mediator pimpinan AS, yang dikenal sebagai Quad.
Namun, militer Sudan menyatakan hanya akan menyetujui usulan tersebut jika RSF menarik pasukannya dari wilayah sipil dan menyerahkan senjatanya.

Konflik bersenjata di Sudan yang pecah sejak April 2023 telah mempertemukan dua faksi utama: pasukan pemerintah di bawah pimpinan Abdel Fattah al-Burhan dan pasukan RSF yang dipimpin Mohammed Hamdan Daglo (Hemeti).

Perang tersebut telah menewaskan puluhan ribu orang, memaksa jutaan warga mengungsi, dan menciptakan krisis pengungsian dan kelaparan terbesar di dunia, menurut laporan PBB. (Bahry)

Sumber: TNA

Suriah Gagalkan Dua Upaya Pembunuhan ISIS Terhadap Presiden Ahmed al-Sharaa

DAMASKUS (jurnalislam.com)– Pemerintah Suriah dilaporkan telah menggagalkan dua rencana terpisah dari kelompok ISIS untuk membunuh Presiden Ahmed al-Sharaa. Dua pejabat senior yang dikutip oleh kantor berita Reuters pada Senin (10/11/2025) mengatakan upaya tersebut menegaskan ancaman nyata yang dihadapi Sharaa di tengah usahanya mengonsolidasikan kekuasaan di Suriah yang telah dilanda perang selama 14 tahun.

Menurut sumber keamanan Suriah dan pejabat senior Timur Tengah, rencana pembunuhan itu digagalkan dalam beberapa bulan terakhir. Dalam salah satu kasus, rencana ISIS dikaitkan dengan agenda resmi Presiden Sharaa, namun pejabat enggan mengungkap detailnya karena alasan keamanan.

Kementerian Informasi Suriah belum memberikan tanggapan atas laporan tersebut.

𝗨𝗽𝗮𝘆𝗮 𝗣𝗲𝗺𝗯𝘂𝗻𝘂𝗵𝗮𝗻 𝗧𝗲𝗿𝗷𝗮𝗱𝗶 𝗠𝗲𝗻𝗷𝗲𝗹𝗮𝗻𝗴 𝗣𝗲𝗿𝘁𝗲𝗺𝘂𝗮𝗻 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗧𝗿𝘂𝗺𝗽

Laporan ini muncul ketika Suriah bersiap bergabung dengan koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat (AS) untuk memerangi ISIS. Presiden AS Donald Trump dijadwalkan bertemu Sharaa di Gedung Putih pada Senin, dalam pertemuan bersejarah yang menjadi kali pertama seorang kepala negara Suriah diterima secara resmi di Washington.

Ahmed al-Sharaa, yang naik ke tampuk kekuasaan pada Desember tahun lalu setelah pasukan Islamis yang dipimpinnya menggulingkan rezim Bashar al-Assad, berusaha menampilkan diri sebagai pemimpin moderat. Ia berharap pertemuannya dengan Trump dapat membuka dukungan internasional bagi rekonstruksi dan rehabilitasi Suriah.

Langkah Suriah untuk bergabung dalam koalisi anti-ISIS juga menandai perubahan haluan besar dari orientasi lama Damaskus yang dekat dengan Rusia dan Iran menuju hubungan yang lebih akrab dengan blok Barat dan negara-negara Arab.

𝗞𝗮𝗺𝗽𝗮𝗻𝘆𝗲 𝗡𝗮𝘀𝗶𝗼𝗻𝗮𝗹 𝗠𝗲𝗹𝗮𝘄𝗮𝗻 𝗜𝗦𝗜𝗦

Akhir pekan lalu, Kementerian Dalam Negeri Suriah meluncurkan operasi nasional memburu sel-sel ISIS di berbagai wilayah, yang menghasilkan penangkapan lebih dari 70 orang tersangka.

Seorang pejabat keamanan senior mengatakan operasi itu didasarkan pada informasi intelijen bahwa ISIS tengah menyiapkan serangan terhadap pemerintah dan kelompok minoritas. Ia menambahkan bahwa langkah ini sekaligus menunjukkan kemampuan intelijen Suriah menembus jaringan ISIS di dalam negeri. (Bahry)

Sumber: TNA

68 Orang Keluarga Besar Yayasan Nur Hidayah Surakarta Berangkat Umroh

SOLO (jurnalislam.com)- “Alhamdulillah Yayasan Nur Hidayah Surakarta tahun ini kembali diijinkan untuk memberangkatkan pegawai untuk melaksanakan Ibadah Umroh. Jamaah yang berangkat tahun ini paket komplit. Dari Dewan Pembina, Dewan Pengawas, Dewan Pengurus, Kepala Sekolah, guru, sampai pegawai semua ada. Sebagian juga berangkat bersama keluarganya. Total semuanya ada 68 orang. Alhamdulillah kita bersyukur semua ini atas kemurahan Allah Subhanahu wa Ta’ala,”

Demikian disampaikan Ketua Yayasan Nur Hidayah Surakarta Ustadz H. Heri Sucitro, S.Pd. menjelang pemberangkatan jamaah umroh di Bandara Adi Soemarmo Solo, Selasa (11/11/2025). Beliau juga menyampaikan harapannya.

“Dengan pelaksanaan ibadah umroh bersama ini, kami berharap ukhuwah di antara pegawai semakin bertambah kuat. Kami selalu berharap hadirnya pertolongan Allah Ta’ala untuk kesuksesan perjuangan Yayasan Nur Hidayah Surakarta,” terangnya.

Tampak keluarga, pengurus dan pegawai yang lain turut mengantar keberangkatan jamaah di Bandara Adi Soemarmo. Suasana haru dan bahagia terlihat menyelimuti momen kebersamaan tersebut hingga waktu keberangkatan tiba. Mereka tampak saling mendoakan dan melepas jamaah dengan sumringah.

Dari Bandara King Abdul Azis Jeddah jamaah dijadwalkan ziarah ke Madinah dan menginap selama tiga hari. Selanjutnya jamaah akan melaksanakan rukun umroh dan tinggal di Mekkan selama 5 hari. Selain beribadah di Masjidil Haram juga diagendakan mengunjungi beberapa situs sejarah untuk napak tilas jejak perjuangan Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam dan para Sahabat. Selama umroh jamaah dibimbing oleh muthowif dari biro umroh SHU Baitullah.

Masya Allah, semoga Allah Ta’ala memberikan kelancaran dalam menjalankan ibadah, kesehatan, dan keselamatan hingga kembali ke tanah air. Aamiin.

Mengenal Syaikhah Rahmah El-Yunusiyah, Pahlawan Wanita Nasional di Era Prabowo

Oleh: Masyhadi Ahyar, M.Pd.

 

Siapa Itu Rahmah El Yunusiyah

Rahmah El Yunusiyah tidak sefamilliar nama R.A Kartini atau pahlawan lainnya. Meskipun demikian, ia memiliki jasa-jasa yang besar dan tidak diragukan lagi untuk dunia pendidikan, terutama pendidikan Islam pada perempuan. Ia adalah pelopor yang tidak hanya memperjuangkan hak perempuan atas pendidikan, namun ikut meningkatkan derajat perempuan di Sumatera pada masa penjajahan Belanda dan Jepang. Beliau lahir, tepatnya di Padang Panjang pada tanggal 29 Desember 1900 dan wafat pada 26 Februari 1969 di tempat yang sama pula. Beliau lah pendiri Madrasah Diniyah Putri Padang Panjang (Sumatra Barat) yang merupakan perguruan pendidikan wanita Islam pertama di Indonesia, dan pelopor berdirinya Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Sumatra Barat.

Riwayat pendidikannya dimulai dari belajar pada ayahnya. Namun, hal ini hanya berlangsung sebentar karena ayahnya meninggal saat ia masih kecil. Ia pun belajar dalam bimbingan kakak-kakaknya, yaitu Zainuddin Labay El-Yunusy yang merupakan pendiri Diniyat School di Sumatra Barat. Pada usia 15 tahun, ia belajar Bahasa Arab dan Latin bersama murid-murid lainnya di Diniyah School. Rahmah dikenal sebagai murid yang cerdas dan kritis semasa sekolahnya. Selain belajar agama, Rahmah juga belajar ilmu kebidanan, ilmu kesehatan dan P3K (Pertolongn Pertama Pada Kecelakaan), dari Dr, Sofyan Rasyad, Dr. Tazar di Kayu Taman, Dr. A. Shaleh di Bukit Tinggi, dan Dr. Arifin di Payakumbuh.

Keyakinan Rahmah akan peranan pendidikan sebagai salah satu jalan yang tepat untuk mengangkat drajat kaum perempuan telah dimilikinya sejak ia masih remaja. Oleh karena itu, Rahmah berkeinginan untuk mendirikan lembaga pendidikan agama khusus untuk perempuan. Pada hari kamis tanggal 1 November 1923 diresmikan sekolah itu dengan nama AL-Madrasah Al-Diniyyah Li Al-Banat.

Untuk menarik perhatian masyarakat terutama kaum ibu, intelektual, dan golongan yang sangat kuat memegang tradisi lama, perguruan yang baru didirikan ini dinamakan pula dengan Diniyyah School Poetri. Ketiga macam kata yang tidak sama ini, kata Aminuddin Rasyad melambangkan adanya unsur agama, pengetahuan, dan kepribadian bangsa karena diambil dari istilah agama, bahasa Belanda dan kata Indonesia.

Konsep Pendidikan yang Dibuat

Konsep pendidikan Diniyah School Poetri ini menggunakan sistem pendidikan tritunggal yaitu kerjasama yang erat antara lingkungan sekolah, asrama dan atau rumah tangga atau masyarakat. Dengan system tersebut diharapkan dapat terjalin pola pendidikan yang integral atau terpadu dari tiga lingkungan tersebut. Pendidikan yang diberikan secara formal di pagi hari di praktikkan di asrama secara informal dibawah asuhan dan bimbingan ibu asrama dan guru-guru pengasuh yang seluruhnya adalah guru-guru wanita. Kemudian, semua materi pendidikan yang pernah diterima oleh pelajar selama mereka
berada di perguruan ini dipraktikkan di lingkungan keluarga dan masyarakat sekitarnya dibawah pengasuhan orang tuanya.

Lembaga pendidikan di lingkungan Perguruan Diniyyah Putri terdiri dari empat jenis, yaitu:
Pertama; Diniyyah Putri Menengah Pertama (DMP) bagian B. Lama pendidikan 4 tahun. Perguruan ini menampung murid-murid tamatan Sekolah Dasar (SD) atau sederajat. Kedua; Perguruan Diniyyah Putri Menengah Pertama (DMP) bagian C. Lama pendidikan 2 tahun. Dan menerima murid-murid tamatan SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama) atau sederajat Ketiga; Kulliyah Al-Muallimat al-Islamiyah (KMI).

Lama pendidikan 3 tahun dan menampung murid murid-murid tamatan DMP. Bagian B dan C atau dari Perguruan Agama Tinggi Menengah atau Tsanawiyah. Keempat; Fakultas Dirosah Islamiyah Perguruan Tinggi Diniyah Putri. Lama pendidikannya 3 tahun untuk mendapatkan ijazah tingkat Sarjana Muda setingkat dengan Fakultas Ushuluddin lain. Status fakultas diakui dengan SK. Mentri Agama No.117 tahun 1969.
Penghargaan Luar Negeri Terhadap Dirinya
Perhatian luar negri terhadap pola pendidikan Diniyyah Putri, selain dari Malaysia dan Singapura juga Negara-negara Timur Tengah.

Pada tahun 1955, Rektor Al-Azhar University, Syekh Abdur Rahman Taj datang mengunjungi Diniyyah Putrid dan menyatakan kekagumannya, kemudian Al-Azhar mengundang Rahmah El-Yunusiah untuk berkunjung ke perguruan tinggi tersebut pada tahun 1956. Dalam kunjungan itu, Rahmah mendapat gelar kehormatan agama yang tertinggi yang diberikan dalam oleh guru besar Al-Azhar Kairo, dengan nama “Syaikhah”. Gelar yang pertama di dunia yang belum pernah diberikan kepada orang lain sebelumnya. Kemudian semenjak saat itu, hubungan Diniyyah Putri semakin bertambah kokoh dengan berbagai perguruan tinggi yang ada di Timur Tengah.

Rahmah meninggal mendadak dalam usia 71 tahun dalam keadaan berwudu hendak salat Magrib pada 26 Februari 1969. Jenazahnya dimakamkan di pekuburan keluarga yang terletak di samping rumahnya. Sehari sebelum ia wafat, Rahmah sempat menemui Gubernur Sumatra Barat saat itu, Harun Zain, mengharapkan pemerintah memperhatikan sekolahnya. Dalam buku Islam dan Adat Minangkabau, Hamka menyinggung kiprah Rahmah di dunia pendidikan dan pembaru Islam di Minangkabau. Dalam sejarah Universitas Al Azhar, baru Rahmah seorang perempuan yang diberi gelar Syekhah.
Dalam sejumlah esainya, Azyumardi Azra menyebut perkembangan Islam modern dan pergerakan Muslimah di Indonesia dipelopori oleh Rahmah.

Rahmah adalah pelopor utama kemajuan kaum perempuan di Sumatera Barat pada masanya. Kualitasnya diakui di level internasional. Perjuangan nya pun tidak mudah karena saat itu penjajahan masih berlangsung. Ia kerap berperkara dengan orang-orang Belanda, pernah diadili dan dicekal pemerintah kolonial, kemudian ditahan Belanda pada masa Revolusi.

Pantang menyerah serta memiliki pemikiran dan kemauan tinggi sehingga ia mampu mendirikan perguruan pendidikan bahkan perguruan tinggi untuk perempuan Islam. Ia adalah simbol perempuan Islam yang sebagai pejuang kemerdekaan dan juga tokoh pelopor pendidikan Islam perempuan di Indonesia. Atas kiprahnya perjuangannya dalam bidang Pendidikan, tepat 10 November 2025 Presiden Prabowo menjadikan Syaikhah Rahmah El-Yunusiyah sebagai Pahlawan Wanita Nasional.

Sumber Rujukan:
Abdullah, Nafilah. 2016. Rahmah El-Yunusiyah Kartini Padang Panjang (1900-1969). Jurnal Sosiologi Agama dan Perubahan Sosial, Vol. 10, No. 2. Desember.

Ahmad, Rijal. Rahmah El-Yunusiyah: Syaikhah dari Negeri Padang Panjang. https://pai.unida.gontor.ac.id/rahmah-el-yunusiah-syaikhah-dari-negeri-padang-panjang/. Diakses pada tanggal. 25 Januari 2022.

Badan Pusat Statistik dan Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. 2019. Profil Perempuan Indonesia 2019. Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Jakarta.

Furoidah, Asni. 2019. Tokoh Pendidikan Islam Perempuan Rahmah El-Yunusiyah. Jurnal Falasifa, Vol. 10, No. 2. September.
https://id.wikipedia.org/wiki/Rahmah_El_Yunusiyah Diakses pada tanggal. 25 Januari 2022.

Rasyad, Aminuddin. 1991. Hj. Rahmah El Yunusiyah dan Zainuddin Labay El Yunusy, Dua Bersaudara Tokoh Pembaharu Pendidikan Islam. Jakarta.

Kapitalisasi Air Berdampak Pada Kerusakan Alam, Tanggung Jawab Siapa?

Oleh : Siti Rima Sarinah

Air merupakan sumber kehidupan bagi semua makhluk yang ada di muka bumi ini. Ketiadaan air akan memunculkan kesengsaraan dan malapetakan bagi kehidupan. Pasalnya, semua makhluk akan mati tanpa kehadiran air dalam kehidupan. Dan manusa menjadi pihak yang diberi amanah untuk mengelola sumber kehidupan ini dengan aturan yang benar, agar perjalanan roda kehidupan berjalan dengan sempurna. Namun, apa jadinya jikalau air hanya dikuasai oleh segelintir orang, dan harus mengeluarkan biaya untuk memperolehnya?

Indonesia adalah negeri yang memiliki sumber mata air yang sangat banyak tersebar di setiap wilayah di negeri ini. Namun sayangnya, sumber mata air banyak di privatisasi dan dikuasai oleh perusahaan air minum yang memberi keuntungan besar bagi mereka. Salah satu perusahaan air kemasan merek terkenal diduga melakukan kecurangan dengan mengklaim perusahaan air kemasan milik mereka mengambil langsung dari sumber air yang ada di pegunungan. Padahal air tersebut adalah air yang diambil dengan sistem akuifer yang mengalir di bawah tanah pegunungan (media indonesia, 23/10/2025)

Founder Indonesia Halal Watch (IHW), Ikhsan Abdullah mengomentari polemik pemberitaan terkait penggunaan sumur bor sebagai bahan baku produk air dalam kemasan. Dugaan kecurangan ini berpotensi harus berhadapan dengan hukum, karena telah mengganti bahan baku air yang tidak sesuai dengan sampel standar Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), maupun badan sertifikasi halal MUI. Hal ini bisa berakibat dicabutnya ijin produksi dan menurunkan reputasi produsen serta hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap produk air kemasan tersebut.

Dampak Buruk Kapitalisasi Air

Kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan air minum kemasan tentu sangat berdampak pada masyarakat yabg sudah sangat lama mengomsumsi air tersebut. Dan menimbulkan dampak buruk lainnya serta pencemaran dan kerusakan ekologis akibat pengunaan air tanah dengan jumlah yang besar dan terus menerus. Seperti hilangnya sumber mata air di sekitarnya, potensi terjadinya tanah longsor dan lain sebagainya.

Fakta ini terjadi dikarenakan adanya kapitalisasi air dijadikan ajang bisnis oleh para pemilik modal. Dengan memanipulasi produk demi meraih cuan yang banyak. Tanpa mengindahkan dampak buruk ditimbulkan berupa kerugian masyarakat dan kerusakan alam. Tidak dipungkiri, air yang merupakan sumber daya alam sangat mudah dikuasai oleh individu/swasta, diakibatkan lemahnya regulasi dalam sistem kapitalisme. Dewan Sumber Data Air Nasional (DSDAN) dan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air yang bernaung dibawah Kementerian PUPR pun tak memiliki nyali untuk menghentikan kapitalisasi air.

Tanggung Jawab Negara.

Adanya privatisasi dan kapitalisasi air tak lepas dari peran negara yang melegalkan para pemilik modal untuk mengambil alih dab pengelolaan SDA milik rakyat. Bahkan hampir semua SDA yang dimiliki oleh negeri ini, semua diberikan secara sukarela oleh negara kepada para pemilik modal dengan dalih rayuan investasi. Begitu loyalnya pemangku kekuasaan di negeri ini kepada para kapital, sebagai bukti hubungan simbiosis mutualisme yang sangat kuat mengikat mereka. Demi memuluskan kepentingan bersama, apapun akan dilakukan, walaupun harus mengorbankan rakyat dan merusak lingkungan, bukan masalah bagi mereka.

Islam Melarang Kapitalisasi Air

Sangat bertolak dengan sistem Islam yang sangat menjaga kekayaan SDA dari pihak-pihak tertentu yang ingin menguasainya, bahkan negara menjadi pihak yang bertanggung jawab untuk menjaga SDA tersebut. Karena air merupakan salah satu SDA yang menjadi kepemilikan umum, membolehkan individu rakyat untuk mengambilnya atau pun menjadikan sebagai bisnis dengan syarat bertransaksi dengan penuh kejujuran. Karena Islam mengharamkan aktifitas kecurangan dalam.aktifitas bisnis.

Negara juga akan mengelola langsung SDA yang hasilnya dikembalikan untuk kemaslahatan rakyat dan memberi aturan regulasi yang ketat sebagai langkah antisipasi penyalahgunaan yang menimbulkan kerusakan alam. Sebab, aturan Islam hadir bukan hanya untuk mengatur urusannya umat manusia, melainkan juga pengelolaan alam yang menjadi amanah manusia denga aturan yang ditetapkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala Sehingga keseimbangan alam dan roda kehidupan bisa berjalan sesuai aturan sang pencipta, manusia, dan alam semesta.

PBB: Permusuhan di Sudan Semakin Intensif Meski Ada Tawaran Gencatan Senjata

KHARTUM (jurnalislam.com)— Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (7/11) memperingatkan adanya “permusuhan yang semakin intensif” di Sudan, meskipun pasukan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) telah menyatakan dukungan terhadap proposal gencatan senjata dari para mediator internasional.

Kepala Hak Asasi Manusia PBB, Volker Türk, menyampaikan bahwa tidak ada tanda-tanda penurunan eskalasi di lapangan.

“Perkembangan di lapangan menunjukkan persiapan yang jelas untuk permusuhan yang semakin intensif, dengan segala implikasinya bagi rakyat Sudan yang telah lama menderita,” ujarnya dalam pernyataan tertulis.

Pada Kamis (6/11), RSF mengumumkan menerima rencana gencatan senjata yang diajukan oleh Amerika Serikat, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Mesir. Namun, hingga kini pemerintah Sudan yang berpihak pada militer belum menanggapi proposal tersebut. Ledakan besar dilaporkan mengguncang ibu kota Khartoum pada Jumat pagi, wilayah yang masih berada di bawah kendali militer.

Konflik bersenjata yang meletus sejak April 2023 telah menewaskan puluhan ribu orang, membuat hampir 12 juta warga mengungsi, dan memicu krisis kelaparan terburuk dalam sejarah Sudan modern.

Kurang dari dua pekan lalu, RSF berhasil merebut kota Al-Fasher, benteng terakhir pasukan pemerintah di wilayah Darfur. Kejatuhan kota strategis itu membuat RSF kini menguasai seluruh lima ibu kota negara bagian di Darfur serta sebagian wilayah selatan.

Sementara itu, militer Sudan masih memegang kendali atas sebagian besar wilayah utara, timur, dan tengah negara tersebut.

Kemenangan RSF di Al-Fasher diiringi dengan laporan pembunuhan massal, kekerasan seksual, dan penjarahan, yang memicu kecaman luas dari komunitas internasional.

Sebuah laporan dari Laboratorium Penelitian Kemanusiaan Universitas Yale (Yale HRL) menunjukkan citra satelit terbaru yang memperlihatkan RSF memblokir rute pelarian utama warga sipil dari Al-Fasher.

Organisasi Dokter Lintas Batas (MSF) juga memperingatkan bahwa nasib ratusan ribu warga yang masih terjebak di kota tersebut belum diketahui. HRL Yale bahkan mendeteksi dugaan adanya kuburan massal di sekitar wilayah kota.

Menurut data PBB, sekitar 70.000 orang telah melarikan diri dari Al-Fasher menuju kota-kota sekitar seperti Tawila. Sebelumnya, kota itu menampung sekitar 260.000 penduduk.

“Kami melihat sekitar 5.000 orang keluar dari Al-Fasher menuju Tawila, tapi kami tidak tahu ke mana ratusan ribu lainnya pergi,” kata Javid Abdelmoneim, presiden MSF yang baru terpilih.

Kekhawatiran kini juga meningkat terhadap potensi kekejaman baru di wilayah Kordofan, kawasan yang kaya minyak dan menjadi jalur penting antara Darfur dan Khartum.

Di Kordofan Selatan, seorang sumber medis melaporkan kepada AFP bahwa RSF menembaki sebuah rumah sakit di kota Dilling pada Kamis (6/11), menewaskan lima orang dan melukai lima lainnya. Serangan itu juga menghancurkan departemen radiologi fasilitas kesehatan tersebut.

Dilling, yang telah dikepung RSF sejak Juni 2023, terletak sekitar 150 kilometer barat daya dari El-Obeid, kota penting yang menghubungkan Darfur dengan Khartoum.

Meskipun tentara sempat berhasil menghentikan pengepungan Al-Obeid pada Februari lalu, RSF kini kembali melancarkan serangan untuk merebut koridor tengah Sudan.

Seorang warga Al-Obeid yang enggan disebutkan namanya mengatakan, penduduk kota “hidup dalam ketakutan” dan “siap untuk melarikan diri kapan saja.”

Kondisi kemanusiaan di wilayah Kordofan semakin memburuk. Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu (IPC) yang berbasis di Roma menyebut kota Dilling kini berada dalam risiko kelaparan, sementara ibu kota Kordofan Selatan, Kadugli, sudah mengalami kondisi kelaparan akut. (Bahry)

Sumber: TNA

ICW: DPR Diduga Kembali Hendak Membohongi Publik Soal Pemangkasan Dana Reses

JAKARTA (jurnalislam.com)- Indonesia Corruption Watch (ICW) menyoroti pernyataan Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad yang mengklaim adanya pemangkasan dana reses anggota DPR dari Rp702 juta menjadi Rp500 juta. ICW menilai klaim tersebut sulit dipercaya dan berpotensi menyesatkan publik.

Dalam keterangan tertulis yang dimuat antikorupsi.org pada Jumat (7/11/2025), ICW menyatakan bahwa hingga kini DPR belum pernah mempublikasikan dokumen resmi yang menjadi dasar penetapan maupun perubahan dana reses.

“Sulit mempercayai validitas ucapan Wakil Ketua DPR. Sebab, DPR belum membuka dokumen acuan penganggaran dan perubahan dana reses kepada publik,” tulis ICW.

ICW mengungkap, pada 21 Agustus lalu lembaganya telah mengajukan permohonan informasi kepada Sekretariat Jenderal DPR terkait laporan pertanggungjawaban penggunaan dana reses tahun sidang 2024–2025 serta dasar keputusan yang memuat besaran uang kunjungan ke daerah pemilihan, dana aspirasi, dan dana reses. Namun, hingga kini permintaan itu tidak mendapat tanggapan positif.

“DPR beralasan bahwa dokumen tersebut tidak berada di bawah penguasaan Setjen DPR. Padahal, lembaga legislatif seharusnya bersikap transparan dan akuntabel, bukan hanya meminta publik percaya pada ucapan anggotanya,” lanjut ICW.

ICW menilai, ketertutupan dokumen anggaran justru membuka peluang terjadinya penyelewengan dana publik. Berdasarkan hasil telaah terhadap Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) DPR Tahun Anggaran 2025, ICW memperkirakan setiap anggota DPR menerima dana hingga Rp4 miliar pada tahun 2025, termasuk komponen bertajuk “Komunikasi Publik”.

Selain itu, ICW juga meragukan klaim pemangkasan dana reses benar-benar terjadi. Sufmi Dasco menyebut pemotongan dilakukan dengan mengurangi titik reses dari 26 menjadi 22. Namun, menurut ICW, jika sebelumnya dana reses sebesar Rp500 juta dibagi dalam 26 titik yakni sekitar Rp19 juta per titik maka pengurangan menjadi 22 titik justru bisa membuat biaya per titik meningkat hingga Rp22 juta.

“Tanpa adanya dokumen resmi yang menunjukkan bagaimana pemangkasan titik reses dapat menurunkan total anggaran, sangat mungkin biaya per kegiatan reses justru bertambah,” tegas ICW.

Lembaga antikorupsi ini mendesak DPR agar benar-benar melakukan pembenahan dan belajar dari gelombang demonstrasi besar pada akhir Agustus lalu.

“DPR harus membuka kepada publik seluruh dokumen yang menunjukkan adanya pemangkasan dana reses dan hak keuangan lainnya. Jika tidak, kepercayaan publik terhadap DPR akan terus merosot,” tutup ICW dalam pernyataannya.