Masa Depan Gaza di Meja PBB: Draf AS vs Draf Rusia, Siapa Menang?

GAZA (jurnalislam.com)- Rusia mengajukan draf resolusi baru terkait Gaza sebagai tandingan terhadap upaya Amerika Serikat yang tengah mendorong resolusinya sendiri di Dewan Keamanan PBB. Langkah itu menjadi babak baru persaingan diplomatik antara kedua negara dalam menentukan arah penyelesaian konflik Gaza. Reuters melaporkan bahwa kedua draf tersebut memiliki pendekatan berbeda terhadap masa depan pemerintahan dan pengamanan Gaza.

๐—”๐—ฆ ๐——๐—ผ๐—ฟ๐—ผ๐—ป๐—ด ๐—ฅ๐—ฒ๐—ป๐—ฐ๐—ฎ๐—ป๐—ฎ ๐—ง๐—ฟ๐˜‚๐—บ๐—ฝ: ๐—ฃ๐—ฒ๐—บ๐—ฒ๐—ฟ๐—ถ๐—ป๐˜๐—ฎ๐—ต๐—ฎ๐—ป ๐—ง๐—ฟ๐—ฎ๐—ป๐˜€๐—ถ๐˜€๐—ถ ๐—ฑ๐—ฎ๐—ป ๐—ฃ๐—ฎ๐˜€๐˜‚๐—ธ๐—ฎ๐—ป ๐—ฆ๐˜๐—ฎ๐—ฏ๐—ถ๐—น๐—ถ๐˜€๐—ฎ๐˜€๐—ถ ๐—œ๐—ป๐˜๐—ฒ๐—ฟ๐—ป๐—ฎ๐˜€๐—ถ๐—ผ๐—ป๐—ฎ๐—น

AS secara resmi telah mengedarkan draf resolusinya kepada 15 anggota Dewan Keamanan pekan lalu. Washington mengklaim memiliki dukungan regional untuk resolusi yang akan memberikan mandat dua tahun bagi:

– Badan pemerintahan transisi bernama Dewan Perdamaian, dan

– Pasukan Stabilisasi Internasional (ISF).

Kedua instrumen itu dirancang untuk menjalankan tahap awal rencana perdamaian Gaza yang disusun Presiden AS Donald Trump.

Dalam dokumen yang dilihat AFP, draf terbaru AS menyambut pembentukan Dewan Perdamaian, yang secara teori akan dipimpin oleh Trump, dengan mandat hingga akhir 2027. Resolusi itu juga memberi kewenangan kepada negara anggota PBB untuk membentuk ISF yang bekerja sama dengan Israel, Mesir, dan polisi Palestina yang baru dilatih.

Tugas ISF mencakup:
– membantu mengamankan wilayah perbatasan,
– mendemiliterisasi Gaza,
– menonaktifkan senjata kelompok bersenjata,
– melindungi warga sipil, dan
– mengamankan koridor bantuan kemanusiaan.

Draf terbaru itu juga membuka kemungkinan pembentukan negara Palestina di masa depan setelah reformasi dilakukan oleh Otoritas Palestina dan rekonstruksi Gaza berjalan.

Misi AS memperingatkan bahwa penolakan terhadap resolusinya dapat membawa โ€œkonsekuensi beratโ€ bagi warga Palestina. Mereka menegaskan bahwa gencatan senjata yang sedang berlangsung masih โ€œrapuhโ€ dan Dewan Keamanan perlu bergerak cepat demi โ€œperdamaian berkelanjutanโ€.

๐—ฅ๐˜‚๐˜€๐—ถ๐—ฎ ๐—ง๐—ฎ๐˜„๐—ฎ๐—ฟ๐—ธ๐—ฎ๐—ป ๐—ฃ๐—ฒ๐—ป๐—ฑ๐—ฒ๐—ธ๐—ฎ๐˜๐—ฎ๐—ป ๐—•๐—ฒ๐—ฟ๐—ฏ๐—ฒ๐—ฑ๐—ฎ: โ€œ๐—Ÿ๐—ฒ๐—ฏ๐—ถ๐—ต ๐—ฆ๐—ฒ๐—ถ๐—บ๐—ฏ๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐—ฑ๐—ฎ๐—ป ๐——๐—ฎ๐—ฝ๐—ฎ๐˜ ๐——๐—ถ๐˜๐—ฒ๐—ฟ๐—ถ๐—บ๐—ฎโ€

Dalam catatan resmi kepada anggota Dewan, Misi Rusia di PBB menyebut bahwa draf tandingan mereka โ€œterinspirasi oleh draf AS,โ€ tetapi bertujuan menghasilkan pendekatan yang โ€œlebih seimbang, dapat diterima, dan terpaduโ€ untuk mencapai penghentian permusuhan yang berkelanjutan.

Draf Rusia yang juga dilihat Reuters meminta Sekretaris Jenderal PBB untuk menilai berbagai opsi pembentukan pasukan stabilisasi internasional bagi Gaza, namun tidak menyebut Dewan Perdamaian seperti dalam rancangan AS.

Moskow tampak menolak rancangan pemerintahan transisi yang terlalu didominasi AS dan mengusulkan alternatif yang memberi ruang bagi pembahasan lebih luas di Dewan Keamanan.

Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada Oktober lalu menyetujui fase pertama dari rencana 20 poin Trump. Fase awal ini mencakup kesepakatan pertukaran tawanan.

Rencana lengkap 20 poin itu dilampirkan dalam draf resolusi AS, termasuk pengaturan keamanan, tata kelola transisi, dan rekonstruksi Gaza selama dua tahun. Sejumlah laporan menyebutkan bahwa rencana tersebut juga mengandung elemen yang memicu kontroversi di kalangan pengamat politik, khususnya terkait peran dominan AS dan Israel.

Trump sendiri menegaskan tidak akan mengirim tentaranya ke Gaza, namun pejabat-pejabat AS menyebut bahwa konsep pasukan stabilisasi dapat melibatkan sekitar 20.000 personel internasional. Negara-negara seperti Indonesia, Pakistan, UEA, Mesir, Qatar, Turki, dan Azerbaijan telah disebut dalam diskusi mengenai potensi kontribusi. (Bahry)

Sumber: TRT

Hujan Deras Rendam Puluhan Tenda Pengungsi Palestina di Khan Younis

GAZA (jurnalislam.com)- Hujan deras kembali memperparah kondisi pengungsi Palestina di Khan Younis, Gaza selatan, pada Sabtu (15/11/2025). Pertahanan Sipil Gaza dalam sebuah pernyataan menyebutkan bahwa timnya dikerahkan untuk menangani puluhan tenda yang terendam air di beberapa area Al-Mawasi, wilayah pesisir barat Khan Younis.

Sejak Jumat dini hari, Gaza diguyur hujan akibat sistem tekanan rendah yang membawa udara dingin dan cuaca ekstrem. Kondisi ini semakin memperburuk penderitaan sekitar 1,5 juta pengungsi yang telah kehilangan tempat tinggal akibat agresi Israel.

Menurut kantor media pemerintah Gaza, 93 persen tenda pengungsian sekitar 125.000 dari total 135.000 kini tidak lagi layak huni karena cuaca buruk serta kerusakan parah imbas pemboman Israel.

๐—ฃ๐—•๐—• ๐——๐—ฒ๐˜€๐—ฎ๐—ธ ๐—œ๐˜€๐—ฟ๐—ฎ๐—ฒ๐—น ๐—œ๐˜‡๐—ถ๐—ป๐—ธ๐—ฎ๐—ป ๐— ๐—ฎ๐˜€๐˜‚๐—ธ๐—ป๐˜†๐—ฎ ๐— ๐—ฎ๐˜๐—ฒ๐—ฟ๐—ถ๐—ฎ๐—น ๐—ง๐—ฒ๐—บ๐—ฝ๐—ฎ๐˜ ๐—ง๐—ถ๐—ป๐—ด๐—ด๐—ฎ๐—น

Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) pada Sabtu mendesak masuknya bahan-bahan tempat tinggal ke Gaza setelah hujan deras membanjiri tenda-tenda warga yang mengungsi.

โ€œMusim dingin telah tiba di Gaza,โ€ tulis UNRWA melalui platform X.

โ€œHujan musim dingin membuat kondisi semakin memprihatinkan. Keluarga-keluarga berlindung di mana pun mereka bisa, termasuk di tenda-tenda darurat,โ€

UNRWA menegaskan bahwa mereka memiliki persediaan tempat tinggal yang sangat dibutuhkan untuk membantu warga menghadapi musim dingin. Namun Israel terus memblokir masuknya material seperti tenda dan rumah mobil, meskipun hal itu telah menjadi bagian dari kewajiban dalam perjanjian gencatan senjata yang berlaku sejak 10 Oktober.

Fase pertama dari kesepakatan gencatan senjata berdasarkan rencana 20 poin Presiden AS Donald Trump mencakup pembebasan sandera Israel dengan imbalan tahanan Palestina, serta tahap awal rekonstruksi Gaza dan pembentukan mekanisme pemerintahan baru tanpa Hamas.

Israel telah menewaskan lebih dari 69.000 warga Palestina di Gaza sejak Oktober 2023. Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak. Serangan tanpa henti itu telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza menjadi puing-puing, meninggalkan jutaan orang hidup dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. (Bahry)

Sumber: TRT

Indonesia Siapkan 20.000 Personel untuk Dikerahkan ke Gaza, Tunggu Persetujuan Internasional Termasuk dari Israel

JAKARTA (jurnalislam.com)- Indonesia telah menyiapkan 20.000 personel untuk kemungkinan pengerahan ke Jalur Gaza, kata Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin pada Jumat (14/11/2025).

Pasukan tersebut mencakup unsur medis hingga teknisi, dan dapat segera diberangkatkan setelah seluruh persetujuan internasional terpenuhi. Pernyataan itu ia sampaikan kepada wartawan sebagaimana dikutip kantor berita pemerintah Antara.

Sjafrie menjelaskan bahwa pemerintah tengah mengkaji dua jalur otorisasi. Pertama, pengerahan di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Kedua, pengerahan berdasarkan persetujuan organisasi internasional yang diprakarsai Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Opsi kedua, kata dia, membutuhkan keterlibatan diplomatik tingkat tinggi serta kesepakatan antarkepala negara. Ia menegaskan bahwa dukungan dari negara-negara Arab juga sangat menentukan.

โ€œUntuk negara-negara Arab Arab Saudi, Yordania, Mesir, Qatar, dan Uni Emirat Arab jika mereka memberikan lampu hijau, Indonesia akan dengan senang hati terlibat,โ€ ujarnya. Sjafrie menambahkan bahwa persetujuan Israel juga menjadi faktor yang tidak dapat dihindari.

Rencana pengerahan ini sejalan dengan tahap awal proposal 20 poin Presiden AS Donald Trump untuk mengakhiri perang Gaza, yang di dalamnya mencakup gencatan senjata bertahap sejak 10 Oktober 2025.

๐—•๐—ฒ๐—ฟ๐—ฏ๐—ฎ๐—ด๐—ถ ๐—œ๐—ป๐˜๐—ฒ๐—น๐—ถ๐—ท๐—ฒ๐—ป ๐—ฑ๐—ฒ๐—ป๐—ด๐—ฎ๐—ป ๐—ฌ๐—ผ๐—ฟ๐—ฑ๐—ฎ๐—ป๐—ถ๐—ฎ

Pernyataan Sjafrie disampaikan saat Raja Yordania Abdullah II melakukan kunjungan ke Jakarta dan bertemu Presiden Indonesia Prabowo Subianto untuk membahas perkembangan Gaza.

Sjafrie mengatakan bahwa Indonesia dan Yordania sepakat untuk bertukar intelijen guna memantau situasi di wilayah kantong tersebut.

Setelah bertemu dengan Kepala Angkatan Bersenjata Yordania, Yousef Ahmed Al-Hunaiti, ia mengatakan:

โ€œKami akan bersama-sama membentuk komite untuk bertukar intelijen dan informasi terkini. Mengingat kedekatan geografis Yordania dengan Gaza, kami melihat nilai strategis dalam berkolaborasi untuk lebih memahami kondisi di lapangan.โ€

Ia menegaskan bahwa intelijen tersebut penting bagi Jakarta dalam mempersiapkan potensi pengerahan pasukan penjaga perdamaian.

Selain itu, Indonesia dan Yordania juga membuka kerja sama baru di bidang teknologi drone melalui kemitraan antara PT Pindad dan perusahaan pertahanan Yordania, Deep Element. Kolaborasi ini menjadi bagian dari kerja sama pertahanan yang lebih luas antara kedua negara. (Bahry)

Sumber: TRT

Hamas Tetap Bayar Gaji Pegawai, AS Dorong Pemerintahan Baru Gaza

WASHINGTON (jurnalislam.com)- Menanggapi laporan warga Gaza mengenai Hamas yang memungut biaya atas sejumlah barang impor dan aktivitas lainnya, seorang juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menegaskan bahwa praktik tersebut menjadi alasan mengapa โ€œHamas tidak dapat dan tidak akan memerintah di Gaza.โ€ Pernyataan itu dikutip dari The New Arab (14/11/2025).

Menurut juru bicara tersebut, pemerintahan baru di Gaza dapat dibentuk setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa menyetujui rencana Presiden Donald Trump. Ia menambahkan bahwa kemajuan telah dicapai dalam pembentukan pasukan keamanan multinasional yang menjadi bagian dari rencana tersebut.

Kelompok-kelompok Palestina mendorong agar Otoritas Palestina (PA) memiliki peran dalam pemerintahan baru Gaza, meskipun Israel secara tegas menolak kembalinya PA untuk memerintah wilayah tersebut. Fatah dan Hamas juga masih berbeda pandangan mengenai bentuk dan mekanisme pembentukan otoritas pemerintahan yang baru.

Mรผnther al-Hayek, juru bicara Fatah di Gaza, mengatakan tindakan Hamas saat ini โ€œmemberikan indikasi jelas bahwa Hamas ingin terus memerintah,โ€

Di wilayah yang dikuasai Israel, kelompok-kelompok kecil Palestina yang menentang Hamas disebut mulai mendapatkan pijakan sebuah tantangan tersendiri bagi Hamas. Sementara itu, kondisi kehidupan warga Gaza tetap memprihatinkan meskipun jumlah bantuan kemanusiaan yang masuk meningkat sejak gencatan senjata dimulai.

Seorang importir makanan senior di Gaza mengatakan bahwa Hamas belum kembali menerapkan kebijakan perpajakan penuh seperti sebelum perang, namun mereka โ€œmelihat dan mencatat semuanya.โ€

Menurutnya, otoritas Hamas memantau ketat seluruh barang yang masuk melalui pos pemeriksaan, menghentikan truk, serta menginterogasi para pengemudi. Pedagang yang menaikkan harga disebut langsung dikenai denda, yang sempat membantu menurunkan sebagian harga di pasar. Meski demikian, harga barang-barang di Gaza tetap jauh lebih tinggi dibandingkan masa sebelum perang, dan warga mengeluhkan tidak memiliki cukup uang untuk membeli kebutuhan dasar.

Sebelum perang, pemerintahan Hamas mempekerjakan hingga 50.000 orang, termasuk aparat kepolisian. Juru bicara pemerintah Hamas, Ismail Al-Thawabta, mengatakan ribuan pegawai telah gugur, namun mereka yang tersisa siap bekerja di bawah struktur pemerintahan baru jika dibentuk.

Hamas disebut tetap membayar gaji para pegawai sepanjang perang berlangsung, meskipun memotong gaji tertinggi dan menyeragamkan upah menjadi 1.500 shekel (sekitar Rp7.849.000 per bulan). Para diplomat dan ekonom yang mengetahui masalah tersebut menduga Hamas menggunakan cadangan uang tunai untuk membiayai pembayaran gaji.

Sumber-sumber dekat Hamas juga menyebut bahwa kelompok tersebut telah menunjuk empat gubernur baru menggantikan pejabat yang tewas, serta mengganti 11 anggota politbiro Gaza yang gugur selama perang.

Aktivis sekaligus pengamat politik Gaza, Mustafa Ibrahim, mengatakan Hamas tengah memanfaatkan mandeknya implementasi rencana Trump โ€œuntuk memperkuat kekuasaannya.โ€ Ia menilai kondisi ini kemungkinan akan terus berlangsung hingga terbentuk pemerintahan alternatif yang disepakati. (Bahry)

Sumber: TNA

Hamas Perluas Kendali di Gaza di Tengah Mandegnya Rencana AS untuk Masa Depan Wilayah Itu

GAZA (jurnalislam.com)- Dari pengaturan harga ayam hingga penarikan biaya atas sejumlah barang impor, Hamas dinilai terus memperluas kendalinya di Gaza, sementara rencana Amerika Serikat untuk masa depan wilayah tersebut masih belum jelas. Warga Gaza mengatakan hal ini menambah keraguan para pesaing Hamas apakah kelompok itu benar-benar akan menyerahkan kekuasaan sebagaimana dijanjikan.

Sejak gencatan senjata dimulai bulan lalu, Hamas dengan cepat membangun kembali kekuasaannya di wilayah yang sebelumnya ditinggalkan Israel. Puluhan warga Palestina tewas setelah dituduh berkolaborasi dengan Israel, terlibat pencurian, atau melakukan kejahatan lainnya. Meski berbagai kekuatan asing menuntut Hamas melucuti senjata dan menyerahkan pemerintahan, hingga kini belum ada kesepakatan mengenai pihak yang akan menggantikannya.

Menurut belasan warga Gaza, mereka kini semakin merasakan pengaruh Hamas dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Otoritas setempat disebut memantau ketat seluruh barang yang masuk ke wilayah Gaza, menarik biaya atas sejumlah impor swasta seperti bahan bakar dan rokok, serta mendenda pedagang yang dianggap menaikkan harga secara berlebihan. Informasi ini disampaikan oleh 10 warga Gaza, termasuk tiga pedagang dengan hubungan langsung terhadap proses distribusi barang.

Ismail Al-Thawabta, Kepala Kantor Media Pemerintah Hamas, membantah laporan tersebut.

“Informasi mengenai pajak rokok dan bahan bakar tidak akurat, serta menegaskan bahwa pemerintah tidak menaikkan pajak apa pun.” katanya.

Menurutnya, otoritas Hamas saat ini hanya menjalankan tugas-tugas kemanusiaan dan administratif mendesak, sekaligus berupaya mengendalikan harga di pasar. Thawabta kembali menegaskan kesiapan Hamas untuk menyerahkan kekuasaan kepada pemerintahan teknokratis demi menghindari kekacauan.

โ€œTujuan kami adalah agar transisi berjalan lancar,โ€ ujarnya dikutip dari The New Arab (14/11).

Hatem Abu Dalal, pemilik sebuah mal di Gaza, mengatakan lonjakan harga terutama disebabkan oleh minimnya pasokan barang. Ia menyebut para pejabat pemerintah rutin berkeliling memeriksa barang dagangan dan menetapkan harga standar.

Sementara itu, Mohammed Khalifa, seorang warga yang berbelanja di Nuseirat, Gaza tengah, mengatakan harga-harga terus berubah meskipun ada upaya pengendalian.

โ€œIni seperti bursa saham,โ€ katanya. โ€œHarga tinggi, tidak ada pendapatan, hidup sulit, dan musim dingin akan segera datang.โ€

Rencana Presiden AS Donald Trump untuk Gaza sebelumnya berhasil mencapai gencatan senjata pada 10 Oktober serta pembebasan tawanan terakhir yang masih hidup dari peristiwa 7 Oktober. Rencana tersebut mencakup pembentukan otoritas transisi, pengerahan pasukan keamanan multinasional, pelucutan senjata Hamas, serta dimulainya upaya rekonstruksi.

Namun, menurut laporan Reuters yang mengutip sejumlah sumber, pekan ini pemisahan de facto Gaza tampaknya semakin mungkin terjadi. Pasukan Israel masih berada di lebih dari separuh wilayah, sementara upaya memajukan rencana transisi berjalan lambat.

Saat ini, hampir seluruh dari 2 juta penduduk Gaza tinggal di wilayah yang dikuasai Hamas.

Ghaith al-Omari, peneliti senior di The Washington Institute, mengatakan langkah-langkah yang dilakukan Hamas bertujuan menunjukkan kepada warga maupun pihak asing bahwa keberadaan mereka tidak dapat dihindari.

โ€œSemakin lama komunitas internasional menunggu, Hamas akan semakin mengakar,โ€ ujarnya. (Bahry)

Sumber: TNA

Era Baru Diplomasi Suriah, Kedutaan di Inggris Kembali Aktif

DAMASKUS (jurnalislam.com)โ€“ Menteri Luar Negeri dan Ekspatriat Suriah, Asaad al-Shaibani, meresmikan kembali pembukaan Kedutaan Besar Suriah di Inggris, Kamis (13/11), sebagaimana dilaporkan oleh kantor berita pemerintah Suriah, SANA.

โ€œPada Kamis, Menteri Luar Negeri dan Ekspatriat Asaad Hassan al-Shaibani mengibarkan bendera nasional di atas Kedutaan Besar Suriah di London, menandai pembukaan kembali kedutaan tersebut setelah bertahun-tahun ditutup,โ€ tulis SANA dalam laporannya.

Al-Shaibani menyampaikan harapan agar pembukaan kembali Kedutaan Besar Suriah di London menjadi awal dari babak baru dalam hubungan internasional, sekaligus membantu Suriah memulihkan kembali perannya di dunia.

โ€œSetelah bertahun-tahun terisolasi akibat rezim kimia al-Assad, hari ini kami membuka kembali Kedutaan Besar Suriah di London. Suriah kembali hadir di panggung dunia dengan identitas bebasnya,โ€ tulis al-Shaibani melalui akun X miliknya, disertai foto dirinya di balkon kedutaan.

Langkah ini dilakukan setelah Inggris mencabut sanksi terhadap Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa pada pekan lalu. (Bahry)

Sumber: Al Arabiya

Intelijen AS Sebut Tentara Israel Gunakan Warga Palestina sebagai Perisai Manusia di Gaza

WASHINGTON (jurnalislam.com)โ€” Amerika Serikat dilaporkan telah mengumpulkan informasi intelijen pada tahun lalu yang menunjukkan bahwa tentara Israel mengirim warga Palestina ke dalam terowongan-terowongan di Gaza yang diduga berisi bahan peledak.

Laporan tersebut bersumber dari dua mantan pejabat AS yang mengetahui persoalan itu, sebagaimana dikutip oleh media Amerika. Informasi itu kemudian dibagikan kepada Gedung Putih dan dianalisis oleh komunitas intelijen pada minggu-minggu terakhir pemerintahan mantan Presiden Joe Biden.

Menurut hukum internasional, penggunaan warga sipil sebagai tameng manusia dalam operasi militer merupakan pelanggaran berat.

Pejabat-pejabat di dalam pemerintahan Biden telah lama menyuarakan kekhawatiran atas laporan yang menunjukkan bahwa tentara Israel menggunakan warga sipil Palestina untuk melindungi diri mereka dalam operasi militer di Jalur Gaza.

Namun, pengumpulan bukti-bukti langsung oleh Washington mengenai dugaan praktik ini belum pernah dilaporkan sebelumnya.

Sumber yang mengetahui laporan tersebut mengatakan, intelijen yang dikumpulkan pada akhir 2024 menimbulkan pertanyaan di Gedung Putih tentang seberapa luas taktik itu diterapkan dan apakah tindakan tersebut dilakukan atas perintah pimpinan militer Israel.

Para pejabat yang berbicara secara anonim itu tidak menjelaskan apakah warga Palestina yang dimaksud adalah tahanan atau warga sipil biasa.

Tidak diketahui apakah pemerintahan Biden sempat membahas temuan ini dengan pemerintah Israel. Pihak Gedung Putih dan CIA menolak berkomentar, sementara mantan pejabat Biden juga tidak memberikan tanggapan.

Militer Israel dalam pernyataannya membantah tuduhan tersebut, menyatakan bahwa mereka โ€œmelarang penggunaan warga sipil sebagai perisai manusia atau memaksa mereka untuk berpartisipasi dalam operasi militer.โ€

Divisi Investigasi Kriminal Polisi Militer Israel dikabarkan sedang menyelidiki dugaan โ€œketerlibatan warga Palestina dalam misi militer,โ€ namun tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Laporan intelijen ini muncul di tengah meningkatnya analisis internal AS terhadap tindakan militer Israel di Gaza, termasuk peringatan dari kalangan pengacara Israel sendiri mengenai adanya bukti yang dapat mendukung tuduhan kejahatan perang.

Jika dugaan kejahatan perang Israel terbukti, Washington berpotensi dimintai pertanggungjawaban atas dukungannya dalam bentuk penyediaan senjata maupun kerja sama intelijen kepada Tel Aviv. (Bahry)

Sumber: TRT

Bom Tak Meledak Israel Masih Mengancam Warga Gaza, Anak-Anak Jadi Korban

GAZA (jurnalislam.com)โ€“ Lebih dari sebulan setelah gencatan senjata diumumkan, jalanan Gaza masih menyimpan luka perang. Kota yang dahulu hidup kini menjelma menjadi puing-puing bisu, rumah-rumah tanpa atap, gang-gang penuh reruntuhan, dan kehidupan yang tersisa hanya berupa bayangan masa lalu.

Namun di antara reruntuhan itu, bahaya masih mengintai bom-bom tak meledak peninggalan serangan Israel tersebar di mana-mana, menunggu tanpa suara.

Di lingkungan selatan Rimal, Mohammed al-Shafiโ€™i (8 tahun) sedang bermain di antara tumpukan beton ketika sebuah bom sisa serangan meledak di sampingnya. Ledakan itu menghancurkan kaki dan tangannya.

โ€œSaya sedang mengisi botol air ketika suara ledakan memecah udara. Saya menemukannya terbaring berlumuran darah. Beberapa jam sebelumnya dia tertawa, membuat mobil dari potongan logamโ€ฆ sekarang dia mungkin tidak akan pernah berjalan lagi,โ€ tutur ibunya, Amal al-Shafei, kepada The New Arab (TNA), pada Rabu (12/11).

Dengan suara lirih, Mohammed mengenang,

โ€œSaya membuat mobil dari logamโ€ฆ lalu semuanya meledak. Tanah menelan saya. Saya tidak bisa berlari atau bermain lagi. Kadang saya merasa benda-benda logam itu mengawasi saya, seperti kematian sedang menunggu.โ€

Nasib serupa dialami Ahmed al-Razi (11 tahun) di lingkungan Zeitoun, Gaza utara. Saat mencoba membuat mainan dari selongsong roket kosong, sebuah benda logam kecil yang ia kira mainan meledak di tangannya, merenggut satu mata dan tangan kanannya.

โ€œAhmed anak yang ceria. Sekarang bahkan kerikil membuatnya takut. Matanya kehilangan cahaya hari itu, begitu pula masa kecilnya,โ€ kata ibunya, Samia al-Razi.

Ahmed sendiri berkata lirih,

โ€œSaya pikir itu mainan. Saya membukanya, lalu semuanya gelap. Saya tidak bisa bermain, tidak bisa berlariโ€ฆ bahkan sepak bola pun berbahaya sekarang.โ€

๐—š๐—ฎ๐˜‡๐—ฎ ๐—๐—ฎ๐—ฑ๐—ถ ๐—Ÿ๐—ฎ๐—ฑ๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐—•๐—ผ๐—บ ๐—ง๐—ฎ๐—ธ ๐— ๐—ฒ๐—น๐—ฒ๐—ฑ๐—ฎ๐—ธ

Tragedi anak-anak ini hanyalah sebagian dari bahaya besar yang masih menghantui warga Gaza.
Menurut Pusat Hak Asasi Gaza (GRC), puluhan ribu persenjataan yang belum meledak bom, rudal, dan peluru artileri tersebar di seluruh wilayah.

Kantor Media Pemerintah Gaza memperkirakan sekitar 20.000 amunisi aktif masih terkubur di bawah reruntuhan, dengan total berat mencapai 71.000 ton di antara lebih dari 65 juta ton puing.

โ€œHal ini menjadikan Gaza salah satu tempat paling berbahaya di dunia,โ€ ujar Ismail Thawabta, kepala kantor media pemerintah, kepada TNA. Ia memperingatkan bahwa wilayah itu dapat menghadapi โ€œbencana kemanusiaan terbesar dalam sejarah modern jika ancaman ini tidak segera ditangani.โ€

Lembaga PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mencatat lebih dari 61 juta ton puing kini menutupi wilayah Gaza, menghambat upaya pencarian korban dan rekonstruksi.

๐—ข๐—ฝ๐—ฒ๐—ฟ๐—ฎ๐˜€๐—ถ ๐—ฃ๐—ฒ๐—ป๐—ท๐—ถ๐—ป๐—ฎ๐—ธ๐—ฎ๐—ป ๐˜†๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐—•๐—ฒ๐—ฟ๐—ถ๐˜€๐—ถ๐—ธ๐—ผ

Menurut Mahmoud Bassal, juru bicara pertahanan sipil Gaza, sisa bahan peledak banyak ditemukan di dalam rumah warga, di jalan, hingga di lahan pertanian.

โ€œSetiap operasi penyelamatan atau pembersihan adalah pekerjaan yang mengancam nyawa,โ€ ujarnya.

Ledakan demi ledakan masih terjadi. Di Al-Zaytoun, tiga warga tewas ketika granat sisa perang meledak saat mereka membersihkan puing rumahnya. Di kamp pengungsi Al-Nuseirat, empat pekerja luka parah, sementara di Al-Qarar, Khan Younis, satu ledakan lain kembali mengguncang area pemukiman.

Seorang ahli penjinak ranjau lokal, Mohammed, menggambarkan situasi itu dengan getir:

โ€œKami bekerja di gang sempit, di dekat rumah yang runtuh, dengan anak-anak di sekitar. Setiap langkah bisa memicu bom. Kami kekurangan peralatan, bahan bakar, dan suku cadang. Anak-anak melihat puing-puing sebagai taman bermain, padahal di bawahnya kematian bersembunyi.โ€

Sejak agresi besar-besaran Israel dimulai pada 7 Oktober 2023, perang yang diakui banyak pihak sebagai genosida itu telah menewaskan lebih dari 69.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

Gencatan senjata yang diumumkan sebulan lalu tidak menghentikan penderitaan rakyat Gaza. Bom yang belum meledak kini menjadi senjata bisu melanjutkan pembunuhan bahkan setelah perang berhenti. (Bahry)

Sumber: TNA

Kesepakatan Gelap Israel-AS, Ratusan Pejuang Hamas Akan Dideportasi ke Negara yang Belum Diketahui

YERUSALEM (jurnalislam.com)โ€“ Pemerintah Israel dan Amerika Serikat dilaporkan telah mencapai kesepakatan untuk mendeportasi sekitar 200 pejuang Hamas yang terjebak di dalam terowongan di wilayah yang dikendalikan Israel di selatan Jalur Gaza, tepatnya di kawasan Rafah.

Menurut laporan dari media Israel pada Selasa (11/11) kesepakatan tersebut muncul setelah pertemuan antara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan Utusan Khusus AS Jared Kushner di Yerusalem. Dalam pertemuan itu dibahas skema pelucutan senjata Hamas, penggantian otoritas pemerintahan di Gaza, dan pembentukan pasukan internasional untuk menjaga keamanan.

Namun, sejumlah hal penting masih belum jelas:
– Tidak disebutkan secara resmi negara tujuan bagi pejuang Hamas itu setelah dideportasi.

– Media menyebut bahwa belum ada negara yang secara resmi menyetujui menerima para pejuang tersebut.

– Jumlah pastinya juga masih mengacu pada angka perkiraan โ€œsekitar 150โ€“200 orangโ€.

Sementara itu, di saat negosiasi terus berjalan, negaraโ€negara seperti Turki dan Mesir dikabarkan akan membahas fase lanjutan kesepakatan, termasuk mengenai otoritas pemerintahan di Gaza, penggantian Hamas sebagai pemerintahan, dan bagaimana status keamanan pasca konflik. (Bahry)

Sumber: vinnews

Sisa Kejahatan Perang, 20 Jenazah Ditemukan di Klinik Gaza yang Dihancurkan Pasukan Israel

GAZA (jurnalislam.com)โ€“ Pasukan pendudukan Israel pada Rabu (12/11) kembali melanjutkan operasi pembongkaran di wilayah timur Khan Younis, Jalur Gaza bagian selatan. Sementara itu, tim penyelamat Palestina menemukan sedikitnya 20 jenazah di Kota Gaza.

Menurut laporan kantor berita resmi Palestina, Wafa, operasi pembongkaran tersebut telah berlangsung selama berminggu-minggu dan menyebabkan ledakan keras yang mengguncang wilayah sekitar.

Sumber-sumber lokal menambahkan, pesawat tempur dan pesawat pengintai Israel terus berputar di langit Gaza selatan, meskipun gencatan senjata telah diberlakukan. Sedikitnya tiga serangan udara dilaporkan menargetkan wilayah timur Beit Lahia pada Rabu pagi. Di saat yang sama, kapal perang Israel juga melepaskan tembakan ke arah pesisir Gaza bagian selatan.

Warga memanfaatkan masa gencatan senjata untuk mencari dan menguburkan jenazah keluarga mereka yang sebelumnya tidak dapat dievakuasi. Tim penyelamat menemukan 20 jenazah dari area klinik Sheikh Radwan di Kota Gaza. Penemuan itu terjadi setelah pasukan Israel menggali area tersebut dengan buldoser, yang kemudian diketahui sebagai kuburan massal.

โ€œSetelah pasukan Israel meninggalkan lokasi, tim spesialis berhasil masuk dan menemukan jenazah di halaman klinik yang sebelumnya menjadi sasaran pemboman hebat,โ€ lapor Wafa.

Selain itu, dua jenazah juga ditemukan di bawah reruntuhan sebuah rumah di Khan Younis. Operasi pencarian masih terus dilakukan meski terkendala minimnya alat berat dan peralatan penyelamatan yang diizinkan masuk ke wilayah Gaza.

Peristiwa ini terjadi sehari setelah pejabat Palestina melaporkan bahwa pasukan Israel telah menewaskan sedikitnya tiga warga Palestina dalam 24 jam terakhir.

Badan Pertahanan Sipil Jalur Gaza mengonfirmasi pembunuhan tersebut dan menyebutkan bahwa jenazah-jenazah korban telah dibawa ke Rumah Sakit Al-Shifa untuk diidentifikasi. Namun, proses identifikasi jenazah masih terhambat akibat kekurangan peralatan tes DNA.

Kondisi ini menambah duka mendalam bagi keluarga korban yang belum mengetahui nasib kerabat mereka sejak agresi militer Israel dimulai. (Bahry)

Sumber: TNA