Forum Umat Islam Semarang Desak Lurah Kaligawe Batalkan Acara Doa Lintas Agama Sambut Tahun Baru

SEMARANG (jurnalislam.com)- Perwakilan ormas Islam yang tergabung dalam lembaga Forum Umat Islam Semarang (FUIS) mendatangi kantor kelurahan kaligawe, jalan Sawah Besar XIII, Kaligawe, Semarang pada hari Selasa (31/12/2024).

Agenda tersebut dalam rangka audiensi dan menanyakan pihak Kelurahan Kaligawe terkait perayaan tahun baru 2025 yang akan menggelar doa lintas agama.

Ustadz Agus Triyanto, mewakili rombongan menyampaikan bahwa pihaknya ingin klarifikasi terkait undangan kepada para warga Kaligawe untuk menghadiri doa bersama lintas agama.

“Kami kesini dalam rangka silaturrahmi, dan ingin bertabayun terkait undangan acara doa bersama lintas agama,” ucapnya saat dalam audiensi bersama Lurah Kaligawe.

Ustadz Agus menjelaskan bahwa doa lintas agama adalah Haram dalam fatwa MUI No.3/MUNAS VII/MUI/7/2005 yang berbunyi: Doa bersama dalam bentuk setiap pemuka agama berdo’a secara bergiliran maka orang islam “haram” mengikuti dan mengamini do’a yang dipimpin oleh non muslim.

Ustadz Agus juga menyampaikan bahwa pihaknya hanya menyampaikan dakwah kepada sesama sebagai bentuk kasih sayang untuk menjaga akidah umat Islam.

“Kami hanya menyampaikan dakwah sebagai nasehat sesama muslim, harapannya ini menjadi pertimbangan untuk keselamatan kita semua diakhirat kelak,” harapannya.

Menanggapi kehadiran dari FUIS, Lurah Kaligawe, Sukamti, SE menerima dengan baik rombongan, bahwa pihaknya tidak tahu menahu terkait fatwa MUI, karena pihaknya acara yang akan digelar itu melanggar hukum syariat yang membahayakan akidah umat Islam.

“Mohon maaf, semoga ini menjadi pertimbangan kami kedepannya dan kami akan berkoordonasi kepada pihak LPMK yang menjadi panitia penyelenggara,” tuturnya.

Perlu diketahui, bahwa dalam rangka menyambut malam tahun baru masehi 2025, pihak LPMK Kelurahan kaligawe akan menggelar doa lintas Agama di halaman gedung serba guna kaligawe dengan mengundang para tokoh dan warga sekelurahan kaligawe.

Reporter: Agus Riyanto

Menlu Turki: Israel dan AS Kompak Tolak Penggulingan Bashar al-Assad

TURKI (jurnalislam.com)- Pejabat Amerika Serikat dilaporkan menyampaikan kepada Turki bahwa Israel tidak menginginkan Presiden Suriah Bashar al-Assad disingkirkan dari kekuasaan, bahkan setelah serangan kelompok pejuang yang berhasil merebut sejumlah kota strategis seperti Aleppo dan Hama. Hal ini diungkapkan Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan, dalam wawancara dengan Al Hadath TV, Ahad (15/12/2024).

“Israel tidak pernah ingin Bashar pergi,” kata Fidan.

Menurut Fidan, meskipun Israel tidak menyukai pengaruh Iran di Suriah yang diberikan oleh Bashar al-Assad, mereka tetap memilih mempertahankan Assad di kursi kekuasaan. Bahkan ketika operasi kelompok pejuang meluas, Amerika Serikat secara tegas menyampaikan kepada Turki bahwa Israel tidak mendukung penggulingan Assad.

“Israel tidak senang dengan ruang yang diberikan Bashar kepada Iran. Bahkan setelah operasi pemberontakan dimulai, Amerika menyampaikan kepada kami bahwa Israel tidak ingin Bashar pergi.” terangnya.

Lebih lanjut, Fidan juga mengungkapkan bahwa pada tahun 2016, dalam kunjungan ke Turki, utusan Presiden AS saat itu, Joe Biden, menyatakan bahwa Washington menentang penggulingan Assad.

“Ia memberi tahu kami bahwa AS tidak ingin Bashar pergi,” ujar Fidan.

Fidan menambahkan bahwa sikap tersebut bukan hanya murni kebijakan AS, melainkan cerminan dari kepentingan Israel.

“Kami memahami bahwa ini bukan benar-benar pendiriannya sendiri, melainkan posisi Israel,” tegasnya.

Pernyataan Hakan Fidan menyoroti dinamika geopolitik kompleks di Timur Tengah, di mana kepentingan negara-negara besar kerap memengaruhi kebijakan terkait konflik berkepanjangan di Suriah.

Sumber: Middle East Eye
Reporter: Bahri

Inggris Konfirmasi Kontak dengan HTS dan Salurkan Bantuan Rp1 Triliun untuk Warga Suriah

INGGRIS (jurnalislam.com)- Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy, mengonfirmasi bahwa pemerintah Inggris telah melakukan “kontak diplomatik” dengan Hayat Tahrir al-Sham (HTS), kelompok oposisi utama Suriah yang berhasil menggulingkan pemerintahan Bashar al-Assad.

Pernyataan tersebut disampaikan Lammy pada Ahad (15/12/2024), bersamaan dengan pengumuman bantuan kemanusiaan senilai £50 juta atau sekitar Rp1 triliun untuk warga Suriah dan pengungsi. Bantuan ini akan disalurkan melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan sejumlah LSM.

HTS, yang telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Inggris sejak 2017, dianggap memiliki keterkaitan dengan al-Qaeda, kelompok yang bertanggung jawab atas serangan World Trade Center di New York pada 2001.

“Kami memiliki kontak diplomatik dengan HTS, seperti yang Anda harapkan,” ujar Lammy dalam wawancara dengan BBC.

Pemerintah Inggris menjelaskan bahwa keterlibatan dengan kelompok yang masuk daftar terlarang diperbolehkan dalam situasi tertentu. Hal ini mencakup “pertemuan yang bertujuan mendorong kelompok tertentu untuk berpartisipasi dalam proses perdamaian atau untuk memfasilitasi distribusi bantuan kemanusiaan.”

Menurut Lammy, prioritas Inggris saat ini adalah memastikan stabilitas di Suriah dan mendorong adanya pemerintahan yang inklusif serta representatif.

“Kami ingin melihat senjata kimia diamankan dan tidak digunakan, serta mencegah kekerasan yang berkelanjutan di Suriah,” tegas Lammy.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa Inggris akan menilai HTS berdasarkan “tindakan mereka di lapangan, bukan hanya kata-kata.”

Meski demikian, langkah Inggris terhadap HTS tampaknya masih bergantung pada kebijakan Amerika Serikat. Pemerintahan Biden dikabarkan tengah mempertimbangkan sikap terkait HTS, dengan Presiden AS menyatakan akan “menilai tindakan mereka, bukan hanya retorika semata.”

Sementara itu, analis memperkirakan bahwa Inggris tidak akan menghapus HTS dari daftar organisasi teroris kecuali AS terlebih dahulu mengambil langkah tersebut.

Bantuan yang disalurkan melalui PBB dan LSM diharapkan dapat meringankan krisis kemanusiaan yang dialami warga Suriah, terutama pasca runtuhnya rezim Bashar al-Assad.

Sumber: Middle East Eye
Reporter: Bahri

PM Irak Serukan Dukungan untuk Gaza dan Suriah di Tengah Krisis Kemanusiaan

BAGHDAD (jurnalislam.com)- Perdana Menteri Irak, Muhammad Syiaa Al-Sudani, menyerukan langkah konkret untuk mengatasi krisis kesehatan di Jalur Gaza dan memberikan dukungan penuh kepada rakyat Suriah yang tengah menghadapi masa sulit. Pernyataan ini disampaikan dalam pidatonya pada pembukaan pertemuan sesi ke-61 para menteri kesehatan Arab di Baghdad, Kamis (12/12/2024).

Dalam pidatonya, Al-Sudani menekankan pentingnya solidaritas terhadap penderitaan rakyat Palestina yang semakin parah akibat blokade dan agresi yang dilakukan Israel selama hampir dua dekade.

“Kami tidak bisa mengabaikan tanggung jawab moral dan kemanusiaan yang menuntut kita untuk menindaklanjuti situasi kesehatan yang menyedihkan di Gaza dan seluruh wilayah Palestina,” ujar Al-Sudani seperti dikutip dari pernyataan resmi kantornya.

Ia juga menyoroti perlunya mendukung sektor kesehatan di Gaza yang hampir runtuh akibat kurangnya akses terhadap perawatan medis, obat-obatan, dan infrastruktur kesehatan.

“Irak sejak dulu hingga sekarang tetap menjadi salah satu pendukung utama rakyat Palestina, yang dengan sabar dan berani menghadapi agresi zionis serta kejahatan genosida,” tambahnya.

Al-Sudani juga mengajak negara-negara Arab untuk memobilisasi upaya kolektif dalam memperbaiki kondisi kesehatan rakyat Palestina.

“Kita harus memberikan bantuan nyata, terutama bagi keluarga dan anak-anak yang hidup dalam kepungan tanpa akses ke pengobatan,” tegasnya.

Israel telah mengepung Jalur Gaza selama 18 tahun, menjadikannya sebagai penjara terbesar di dunia. Akibatnya, sekitar 2,3 juta penduduk Gaza hidup dalam kondisi yang tragis, dengan kelangkaan makanan, air, dan obat-obatan. Perang yang terus berlanjut juga memaksa hampir dua juta orang mengungsi dengan situasi yang semakin memburuk setiap harinya.

Dalam forum tersebut, Al-Sudani menegaskan bahwa Irak akan terus mendukung Palestina, tidak hanya dalam bentuk bantuan kemanusiaan, tetapi juga dengan mendorong dunia internasional untuk menghentikan kejahatan genosida dan memberikan solusi nyata bagi rakyat Gaza.

Sumber: Anadolu
Reporter: Rifqi

PM Suriah: Kaki Tangan Rezim al-Assad Akan Diadili

DAMASKUS (jurnalislam.com) – Perdana Menteri (PM) sementara Suriah, Muhammad al-Bashir, berkomitmen melindungi hak-hak minoritas dan memulihkan keamanan di negara tersebut. Dalam wawancara dengan Al Jazeera (12/12/2024), ia menegaskan bahwa para pelaku kejahatan dari rezim sebelumnya akan diadili.

“Sebagian besar pegawai lembaga pemerintahan telah kembali bekerja. Pintu tetap terbuka untuk semua pegawai, kecuali mereka yang terlibat dalam pertumpahan darah, baik dari lembaga militer maupun kelompok shabiha,” ujar al-Bashir, merujuk pada milisi loyalis rezim Bashar al-Assad.

Ia menambahkan, “Orang-orang ini akan dirujuk ke pengadilan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya sebelum diizinkan kembali bekerja.”

Rakyat Suriah merayakan tumbangnya rezim Bashar al-Assad setelah lima dekade pemerintahan keluarga al-Assad. Hal ini terjadi berkat serangan kilat yang dipimpin oleh kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dan aliansinya.

Untuk meredakan kekhawatiran tentang inklusivitas pemerintahan baru yang dipimpin HTS, al-Bashir menegaskan bahwa hak-hak minoritas akan dijamin. Sebelumnya, HTS dikenal sebagai bagian dari al-Qaeda sebelum memutus hubungan pada 2016.

Sementara itu, Partai Baath yang selama ini mendukung Bashar al-Assad, mengumumkan penghentian seluruh aktivitasnya hingga pemberitahuan lebih lanjut dan menyerahkan aset-asetnya kepada otoritas baru.

Pemerintahan Suriah sementara juga berjanji menutup penjara-penjara kejam rezim lama, tempat dimana ribuan tahanan disiksa dan dieksekusi.

Seorang pengungsi Palestina di Suriah, Hlala Merei, menyoroti kekejaman rezim al-Assad. “Mengapa Bashar al-Assad melakukan ini kepada rakyatnya? Jika ia ingin memenjarakan atau mengadili mereka, kami bisa menerimanya. Tetapi menyiksa mereka seperti itu? Itu tidak adil,” ujarnya.

Pemerintah baru juga menyerukan kepada jutaan pengungsi Suriah yang melarikan diri selama perang untuk kembali membantu membangun negara. Hampir setengah populasi Suriah sebelum perang telah mengungsi selama 13 tahun konflik.

Di kantor gubernur Damaskus, Mohammed Ghazal mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa “Pemerintahan baru tidak memiliki masalah dengan suku dan agama apa pun … Yang membuat masalah selama ini adalah rezim [Assad].” tegasnya.

Sebagaimana diketahui, sejak Senin, 9 Desember 2024, Muhammad al-Bashir resmi ditunjuk sebagai Perdana Menteri baru Suriah. Rezim Bashar al-Assad telah tumbang, dan pemerintahan saat ini berada di bawah kendali mujahidin Hayat Tahrir al-Sham (HTS).

Reporter: Bahri

Arab Saudi Puji Langkah Positif di Suriah, Serukan Persatuan dan Dukungan Internasional

RIYADH (jurnalislam.com)– Kerajaan Arab Saudi mengungkapkan kepuasannya atas langkah-langkah positif yang telah diambil untuk menjamin keselamatan rakyat Suriah, menghentikan pertumpahan darah, serta melestarikan institusi dan kemampuan negara tersebut.

Pernyataan ini disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Arab Saudi pada Ahad (8/12/2024), di tengah perkembangan pesat di Suriah pasca-tumbangnya rezim Bashar al-Assad.

Dalam pernyataannya, Arab Saudi menegaskan dukungannya terhadap pilihan rakyat Suriah pada tahap penting dalam sejarah negara tersebut. Kerajaan juga menyerukan upaya bersama untuk menjaga persatuan Suriah dan kohesi rakyatnya demi mencegah negara itu terjerumus dalam kekacauan dan perpecahan.

“Arab Saudi mendukung segala hal yang dapat mewujudkan keamanan dan stabilitas Suriah dengan menjaga kedaulatan, kemerdekaan, dan integritas wilayahnya,” tulis Kementerian Luar Negeri Arab Saudi.

Kerajaan Arab Saudi juga menyerukan kepada komunitas internasional untuk meningkatkan dukungan bagi rakyat Suriah. Mereka meminta dunia internasional bekerja sama demi membantu Suriah memenuhi aspirasinya tanpa campur tangan asing, serta mendukung negara tersebut dalam mengatasi penderitaan yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.

Pernyataan tersebut menyoroti dampak konflik yang telah menewaskan ribuan warga tak bersalah dan menyebabkan jutaan orang terusir dari rumah mereka. Kerajaan mengkritik keberadaan milisi asing yang menurut mereka telah memaksakan agenda luar pada rakyat Suriah.

“Telah tiba waktunya bagi rakyat Suriah untuk menikmati kehidupan yang layak mereka dapatkan, serta bagi seluruh komponennya untuk berkontribusi dalam membentuk masa depan yang sejahtera, penuh keamanan, stabilitas, dan kemakmuran,” tambah pernyataan tersebut.

Arab Saudi juga berharap agar Suriah dapat segera kembali ke posisi alaminya di dunia Arab dan dunia Islam. Kerajaan berkomitmen mendukung segala upaya yang dapat membantu negara tersebut memulihkan diri dari konflik panjang dan membangun masa depan yang lebih cerah.

Pernyataan ini menunjukkan perhatian Kerajaan Arab Saudi terhadap situasi di Suriah sekaligus komitmennya untuk berperan aktif dalam mendukung kestabilan kawasan Timur Tengah.

Sumber: Kementerian Luar Negeri Arab Saudi
Reporter: Bahri

Hamas Ucapkan Selamat kepada Rakyat Suriah atas Kemenangan Menuju Kebebasan

GAZA (jurnalislam.com)– Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) menyampaikan ucapan selamat kepada rakyat Suriah atas keberhasilan mereka dalam meraih kebebasan dan keadilan pasca-tumbangnya rezim Bashar al-Assad.

Dalam siaran pers yang dirilis pada Senin (9/12/2024), Hamas menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat Suriah untuk bersatu dan meninggalkan luka masa lalu demi membangun masa depan yang lebih baik.

“Kami di Hamas dan rakyat Palestina berdiri teguh bersama rakyat Suriah yang hebat,” demikian bunyi pernyataan tersebut. Hamas juga menegaskan dukungannya terhadap keutuhan wilayah Suriah serta menghormati kemerdekaan dan pilihan politik rakyatnya.

Lebih lanjut, Hamas menyatakan keyakinannya bahwa rakyat Suriah, dengan keberagaman dan semangat persatuannya, mampu mengatasi tantangan serta menciptakan keamanan, stabilitas, dan kemakmuran bagi negara mereka.

“Suriah akan terus memainkan peran bersejarahnya dalam mendukung rakyat Palestina dan perjuangan yang adil untuk kemerdekaan,” lanjut pernyataan itu. Hamas juga menegaskan pentingnya peran sentral Suriah di dunia Arab, Islam, dan dalam komunitas internasional.

Hamas juga mengutuk keras agresi yang terus-menerus dilakukan oleh Zionis terhadap wilayah Suriah, serta menolak segala ambisi yang ditujukan untuk menciptakan ketidakstabilan di Suriah.

“Kami memohon kepada Allah untuk melindungi Suriah, Palestina, dan seluruh umat dari segala keburukan,” tutup siaran pers tersebut.

Pernyataan ini menegaskan solidaritas Hamas dengan rakyat Suriah, sekaligus menyerukan langkah bersama untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik bagi kawasan Timur Tengah.

Sumber: Siaran Pers Hamas
Reporter: Rifqi

Pidato Kemenangan di Damaskus, Pemimpin HTS Deklarasikan Era Baru Suriah

DAMASKUS (jurnalislam.com)– Pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS), Abu Muhammad al-Jaulani, menyampaikan pidato kemenangan di Masjid Umayyah, Damaskus, setelah kelompoknya berhasil menggulingkan rezim Bashar al-Assad dan merebut kendali ibu kota pada Ahad (8/12/2024). Dalam pidatonya, al-Jaulani menegaskan bahwa rakyat Suriah adalah “pemilik sah” negara ini dan menyatakan bahwa “sejarah baru” telah dimulai untuk Timur Tengah.

“Rezim [al-Assad] telah memenjarakan ribuan warga sipilnya sendiri secara tidak adil. Hari ini, kami [rakyat Suriah] diganjar dengan kemenangan ini,” ujar al-Jaulani di hadapan kerumunan besar yang memadati Masjid Umayyah.

Ia juga mengingatkan tentang penderitaan yang dialami rakyat Suriah selama konflik berkepanjangan.

“Berapa banyak orang yang mengungsi, tinggal di tenda-tenda, atau bahkan tenggelam di laut? Hari ini, sejarah baru sedang ditulis,” katanya.

Pemimpin HTS itu menyerukan persatuan dan mengajak rakyat Suriah untuk bersama-sama membangun masa depan yang lebih baik. “Suriah harus menjadi mercusuar bagi negara Islam,” tegasnya.

Ia juga meminta rakyat untuk berdoa sebagai bentuk syukur atas kemenangan tersebut.

“Tuhan tidak akan mengecewakan kalian,” kata al-Jaulani.

“Kemenangan ini untuk semua warga Suriah; mereka semua adalah bagian dari kemenangan ini.”

Dalam pidatonya, al-Jaulani juga menekankan pentingnya tidak melakukan pembalasan dendam. Ia menyerukan agar Suriah menjadi rumah bagi seluruh rakyatnya tanpa kecuali. Hal ini disoroti oleh reporter Al Jazeera, Zein Basravi, yang menyebut pidato tersebut sebagai langkah penting dalam membangun persatuan nasional.

Melaporkan dari perbatasan Lebanon-Suriah, reporter Al Jazeera, Zein Basravi, menyoroti dua poin penting dari pidato al-Jaulani.

“Ia mendorong gagasan bahwa tidak boleh ada pembalasan dendam … bahwa Suriah untuk semua warga Suriah, harus menjadi sesuatu yang harus menjadi fokus orang-orang,” kata Basravi.

Selain itu, al-Jaulani mengkritik keras keterlibatan Iran dalam konflik Suriah.

“Ia juga mengkritik pemerintah Iran dan keterlibatannya di Suriah, dengan menegaskan bahwa ini tidak akan lagi menjadi pemerintah yang akan dipengaruhi oleh Iran sebagai aktor luar,” tambah Basravi.

Sebagaimana diketahui, Abu Muhammad al-Jaulani sebelumnya dikenal sebagai pemimpin Jabhah Nusrah, cabang Al-Qaeda di Suriah, sebelum memisahkan diri dan membentuk HTS. Meski demikian, HTS hingga kini masih dianggap sebagai kelompok teroris oleh Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Turki.

Namun, HTS terus berupaya mengubah citranya dengan membawa pesan persatuan, seperti terlihat dalam pidato al-Jaulani.

Pidato ini menandai awal transisi kekuasaan di Suriah setelah lebih dari lima dekade pemerintahan keluarga al-Assad. Kini, seluruh dunia menanti langkah berikutnya dari HTS dan rakyat Suriah dalam membangun negara baru.

Sumber: Al Jazeera

Reporter: Bahri

Ratusan Emak Emak Gelar Aksi Menolak Peredaran Miras di CFD Solo

SOLO (jurnalislam.com)- Ratusan emak emak yang tergabung dalam Perempuan Bela Negara Anti Miras (Pemberantas) menggelar aksi simpatik di CFD depan Mapolresta Surakarta pada Ahad, (8/12/2024).

Peserta aksi melakukan aksi jalan kaki dari depan Sriwedari dengan membentangkan poster berisi penolakan terhadap peredaran bebas miras di wilayah Soloraya, mereka juga memberikan edukasi akan bahaya miras kepada pengunjung CFD.

Koordinator Perempuan Bela Negara Anti Miras Eva Parhas mendesak Pejabat Sementara (PJs) Walikota Surakarta Dhoni Widianto untuk tegas dalam memberantas peredaran bebas miras di Solo.

“Meminta kepada Walikota Surakarta untuk segera menutup usaha Penjualan Minuman Keras yang tidak berijin maupun ijinnya sudah kadaluarsa,” katanya.

“Mendukung Surat Edaran tersebut sebagai tanggung jawab Pemerintah Kota Surakarta atas dampak negatif minuman keras, sebagai perlindungan kesehatan jasmani dan rohani masyarakat serta lebih menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat,” imbuhnya.

Eva juga berharap aparat kepolisian untuk bisa berperan aktif dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat dampak peredaran miras.

“Meminta Kapolresta Surakarta untuk meningkatkan kewaspadaan atas dampak minuman keras terhadap keamanan, kenyamanan warga dan resiko pengendara saat berlalu lintas,” terangnya.

“Meminta kepada Prabowo Subiyanto Presiden Republik Indonesia untuk membuat Undang Undang anti Minuman Keras,” tambahnya.

Ia juga berharap kepada Walikota Surakarta terpilih dan anggota DPRD Surakarta untuk serius dalam memberantas miras.

“Meminta kepada Walikota Surakarta dan DPRD Kota Surakarta terpilih untuk membuat larangan Minuman Keras,” pungkasnya.

Kultum Bakda Maghrib Dialog Ideopolitor Jangan Tinggalkan Generasi Lemah

SOLO (jurnalislam.com)– Majelis Pendidikan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Surakarta menggelar dialog Ideologi, Politik, dan Organisasi (Ideopolitor), di Auditorium ITS PKU Muhammadiyah Surakarta bertajuk Menguatkan Pemahaman dan Komitmen terhadap Nilai-Nilai Dasar Persyarikatan Muhammadiyah, Minggu (8/12/2024).

Setelah salat Maghrib di Masjid Baitul Ghufran Kadipiro Solo, acara dilanjutkan dengan ceramah oleh Dwi Jatmiko anggota pimpinan MPKSDI.

Dalam kultumnya, Jatmiko menekankan pentingnya pimpinan Muhammadiyah jangan sampai meninggalkan generasi penerus yang lemah akidah, ibadah, ilmu, dan ekonominya di hadapan sebanyak 60 peserta terdiri dari unsur Pimpinan Cabang Muhammadiyah Solo Utara, Banjarsari dan Kotta Barat.

“Agar tidak meninggalkan generasi lemah, maka sebagai warga persyarikatan Muhammadiyah apalagi menjadi pimpinan harus gemar ngaji, ngaji dan ngaji minimal setelah Maghrib baca Al Quran disertai terjemahan,” ungkap Jatmiko, yang juga menjabat Wakil Kepala SD Muhammadiyah 1 Solo.

Lemah aqidah merupakan hilangnya jati diri sebagai orang Islam yang kebetulan berbangsa Indonesia, suatu generasi yang pengikut yang tak punya prinsip, atau generasi pecundang.

Lemah akhlaq yaitu generasi kehilangan kepribadian karena buruk perilakunya, tidak bersopan santun, tidak berbudaya sehingga budaya bangsa sendiri yang adi luhung mau ditukar dengan budaya asing yang amburadul.

Kemudian dia membacakan surat an-Nisa ayat 9, hendaklah orang-orang takut jika meninggalkan generasi yang lemah, maka hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka berkata dengan perkataan yang benar.

“Ini waktunya 3 KSB yaitu Kotta Barat, Solo Utara dan Banjarsari untuk bangkit bergerak. Ranting itu Penting, Cabang harus Berkembang, Masjid Makmur Memakmurkan, dan Muhammadiyah Unggul berkemajuan,” bebernya.

Umat Islam diperintahkan Allah Tuhan Yang Maha Esa menjadi umat terbaik dan menjadi umat yang tangguh, yang mampu menghadapi segala tantangan zaman. Untuk itulah, mendidik generasi dengan mengedepankan karakter unggul dan kuat harus terus dipesankan kepada orang tua.

“Fathul Qulub adalah panduan tadarus bisa digunakan berbagai macam pelatihan di berbagai tingkatan untuk pengembangan kepribadian kader,” imbuhnya.