Assad Langgar Gencatan Senjata di Daraa, 11 Faksi Oposisi Bentuk Koalisi Tentara Selatan

Assad Langgar Gencatan Senjata di Daraa, 11 Faksi Oposisi Bentuk Koalisi Tentara Selatan

DARAA (Jurnalislam.com) – Pejuang oposisi di provinsi selatan Daraa melaporkan pasikan rezim Assad melanggar kesepakatan gencatan senjata yang disepakati dua hari lalu.

Aktivis oposisi mengatakan pada hari Ahad (8/7/2018) bahwa serangan udara rezim Syiah Suriah menargetkan sekelompok pejuang oposisi di desa Um al-Mayadin, hanya 5 km di utara perbatasan Yordania, menewaskan sedikitnya empat orang.

Dalam kesepakatan gencatan senjata pada hari Jumat tersebut, yang ditengahi oleh Rusia sekutu rezim Suriah, kelompok oposisi setuju untuk menyerahkan senjata berat sebagai ganti jaminan keamanan dan perjalanan yang aman ke daerah lain.

Oposisi di Um al-Mayadin menolak menyerahkan senjata mereka, sumber di provinsi Daraa mengatakan kepada Al Jazeera. Mereka mengatakan Moskow tidak mematuhi perjanjian itu. Tidak jelas kesepakatan bagian mana yang mereka rujuk.

Berdasarkan perjanjian itu, polisi militer Rusia akan dikerahkan di daerah Daraa yang sebelumnya dipegang oleh oposisi.

Juga disepakati bahwa pasukan rezim Suriah ditarik dari empat desa di timur Daraa: Kahil, al-Sahwa, al-Jiza dan al-Misaifra. Pada hari Ahad, pasukan Suriah tidak ditarik keluar dari desa-desa.

Sementara itu, di pinggiran barat provinsi Daraa, bentrokan antara tentara rezim Syiah Suriah dan oposisi yang menentang kesepakatan gencatan senjata meningkat pada hari Ahad, menurut sumber di dalam Suriah.

Pejuang Suriah Akhirnya Sepakati Gencatan Senjata Bersyarat di Daraa dengan Rusia

Oposisi di wilayah barat Daraa telah membentuk apa yang mereka sebut “Tentara Selatan”, sebuah kelompok yang terdiri dari 11 faksi oposisi bersenjata, menurut pernyataan yang mereka keluarkan di media sosial pada hari Ahad (08/07/2018).

“Kami menyerukan kepada semua faksi di selatan untuk bergabung dengan tentara kami dalam membela tanah dan martabat kami,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, serangan rezim Suriah di selatan mengusir lebih dari 320.000 orang selama dua pekan terakhir, termasuk sekitar 60.000 orang yang mencari perlindungan ke daerah-daerah dekat perbatasan dengan Yordania.

Kurang dari 48 jam sejak kesepakatan gencatan senjata tercapai, hampir semua pengungsi Suriah di persimpangan Nassib-Jaber telah meninggalkan perbatasan Yordania dan kembali ke daerah di Suriah selatan, menurut Anders Pedersen, koordinator kemanusiaan dan penduduk PBB di Yordania.

“Pengungsi yang masih ada di dekat perbatasan Jaber-Nasib tinggal sangat sedikit, hanya sekitar 150-200 orang di perbatasan di zona perdagangan bebas,” kata Pedersen kepada wartawan di ibukota Yordania, Amman, pada hari Ahad.

“Sejauh yang kami ketahui, mereka hampir semuanya pria,” katanya.

Dalam 6 Bulan Rezim Syiah Assad dan Rusia Bunuh 1.793 Warga Sipil Suriah

Namun, ada sedikit informasi tentang puluhan ribu orang lain yang menuju ke perbatasan dengan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel untuk mencari keselamatan.

“Meskipun kami tahu bahwa kebanyakan keluarga di sepanjang perbatasan utara Yordania telah kembali ke rumah, kami tidak memiliki informasi tentang puluhan ribu keluarga yang tinggal di sepanjang Dataran Tinggi Golan,” kata Rula Amin, juru bicara agensi pengungsi PBB untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, mengatakan kepada Al Jazeera pada hari Ahad.

Para pejabat PBB mengatakan pengiriman bantuan di Suriah barat daya telah dihalangi sejak 27 Juni karena kekosongan keamanan di daerah itu.

“Kami terus mengulangi seruan kami kepada para mitra konflik di lapangan – tolong izinkan kami masuk,” kata Pedersen.

“Sebagai PBB di Yordania, kami telah siap siaga, siap untuk pergi segera setelah persetujuan diperoleh.”

Bagikan