Antara Ilmu atau Harta, Mana yang Dipilih?

Antara Ilmu atau Harta, Mana yang Dipilih?

Oleh: Jumi Yanti Sutisna*

Pandemi belum berlalu, pemberlakuan new normal oleh pemerintah bukan berarti pandemi berakhir sudah. Bahkan tak terelakkan,  jumlah positif corona kian hari kian bertambah. Catatan dari BNPB pada 1 Agustus 2020 terkonfirmasi positif corona sebanyak 109.936 jiwa, kemudian pada 28 Agustus terkonfirmasi menjadi 165.887 jiwa. Bukan jumlah yang sedikit dalam kenaikan kasus positif.

Alasan ekonomilah yang sepertinya memaksa pemerintah untuk perlahan melonggarkan aktifitas agar kembali kesemula, terutama sektor ekonomi. Beberapa bulan masyarakat Indonesia mengikuti anjuran pemerintah untuk beraktifitas di rumah saja mengakibatkan ekonomi masyarakat pun terpuruk tajam, mengakibatkan kebangkrutan dibeberapa bidang usaha, pengangguran besar tak terelakkan juga, hingga kelaparan pun menjadi efeknya. Kemudian pemerintah pun memberlakukan new normal dengan harapan perekonomian pun kembali normal.

Pelonggaran aktifitas di era new normal rupanya lebih banyak kepada sektor ekonomi, bahkan belum lama ini Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama meresmikan bioskop dapat kembali dibuka sedangkan ada yang tidak kalah penting dari sektor ekonomi yaitu pendidikan masih tetap diberlakukan sama seperti sebelum era new normal.

Pembelajaran dan pendidikan masih diberlakukan secara daring, bahkan para mahasiswa yang mereka bertahun-tahun menuntut ilmu dengan susah payah, berharap ada momen indah sebagai wujud penghargaan terhadap jerih payah mereka yaitu wisuda, namun akhirnya mereka harus merayakannya di dalam kamar rumahnya, diatas tempat tidurnya, bahkan ada yang merayakan di bukit demi mendapatkan signal untuk wisuda online.

Seperti yang belakangan ini viral, video seorang mahasiswa dari Universitas Halu Oleo Kendari Sulawesi Tenggara tampak menangis meratapi dirinya yang berjuang selama 6 tahun menuntut ilmu diperkuliahan, namun akhirnya harus merayakan wisudanya dari atas kasur tempat tidurnya.

Kemudian seorang mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukitinggi Sumatra Barat harus mendaki bukit demi mendapatkan signal untuk mengikuti prosesi wisuda online.

Allah mencintai orang yang berilmu, meninggikan derajat orang berilmu beberapa derajat dibanding orang tak berilmu, seperti firmannya :

“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat…” (QS. Al-Mujadilah : 11)

Allah juga berfirman dalam surat Az-Zumar bahwa tidaklah sama antara orang berilmu dan tidak berilmu.

Rasulullah dalam hadist-hadistnya pun memberikan pujian bagi orang berilmu dan penuntut ilmu,

“Barang siapa menelusuri jalan untuk mencari ilmu padanya, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)

“Orang yang yang berilmu adalah orang yang diberi kebaikan oleh Allah” (HR al-Bukhari dan Muslim)

Kemudian para malaikat disebutkan menaungi majelis-majelis ilmu (HR Abu Dawud) dan disebutkan pula seluruh penghuni langit dan bumi hingga ikan di dasar lautan memohonkan ampunan kepada Allah untuk orang berilmu” (HR at- Tirmidzi).

Dengan demikian, orang berilmu dan penuntut ilmu begitu terhormat dan mulia di mata Allah dan Rasulullah serta memiliki kedudukan tinggi. Bukankah perintah pertama Allah kepada Rasulullah pun adalah ‘Iqro’ membaca, bukan mencari nafkah atau lainnya. Ini menandakan pentingnya menuntut ilmu. Dapat dibayangkan bagaimana jadinya sebuah negeri jika penduduknya miskin ilmu dan diliputi kebodohan.

Saya jadi teringat perkataan Jack Ma salah satu orang terkaya di dunia “Jika pisang dan uang diletakkan di hadapan seekor monyet, maka monyet akan memilih pisang, karena monyet tidak mengerti bahwa uang bisa digunakan untuk membeli banyak pisang. Dalam kenyataan hidup pun, jika uang dan kesehatan diletakkan dihadapan orang, acap kali orang akan memilih uang, karena terlalu banyak orang yang tidak mengerti bahwa kesehatan dapat berguna mendapatkan lebih banyak uang dan kebahagiaan”

Kemudian uang dan ilmu, jika uang dan ilmu diletakkan dihadapan orang, manakah yang akan dipilih? Itulah saya rasa yang sedang terjadi saat ini di Indonesia.

*Jurnalis Jurnalislam.com

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses