MALI (Jurnalislam.com) – Dalam sebuah video berkualitas rendah yang dirilis awal pekan lalu, Anshar Dine, kelompok Al Qaeda di Maghreb Islam (AQIM) yang sebagian besar beranggotakan warga Tuareg, menyoroti serangan terkoordinasi terhadap kelompok separatis Salibis Tuareg di bagian utara Mali bulan lalu, The Long War Journal melaporkan Rabu (27/01/2016).
Video dimulai dengan rekaman arsip intervensi Perancis di Mali pada awal 2013 sebelum mengirim pesan ke Gerakan Nasional untuk Pembebasan Azawad (MNLA).
"Itu adalah pesan dari para mujahidin dalam perang yang jelas bahwa target pertama adalah Tentara Salib yang menyerang bersama dengan tentara Mali dan kelompok-kelompok yang mengaku sebagai kelompok pertahanan nasional, terutama yang memperlihatkan permusuhan yang jelas terhadap para mujahidin."
Pernyataan itu berlanjut dengan mengatakan, “Posisi kami adalah bersatu dengan mereka dalam netralitas, tidak menargetkan mereka kecuali mereka menyerang kami atau menentang jalan kami."
Video kemudian bergeser menunjukkan persiapan dan kemudian pelaksanaan serangan terhadap kota Talhandak yang dikuasai MNLA, dekat perbatasan Aljazair. Jihadis ditampilkan menyerang kota dengan truk pickup bersenjata, varian senapan serbu AK-47, senapan mesin ringan, dan granat berpeluncur roket (RPG). Beberapa menit terakhir video menunjukkan mereka mengumpulkan senjata rampasan dan kemudian membakar truk milik MNLA.
Menurut video, 11 anggota MNLA tewas dalam operasi itu. Selain itu, empat kendaraan dibakar, dua direbut, dan Anshar Dine menguasai kota setelah pertempuran selama empat jam. Penguasaan Talhandak dikonfirmasi oleh Sahara Media bulan lalu.
Serangan terhadap MNLA atas nama Anshar Dine oleh AQIM, cabang resmi al Qaeda di Afrika Utara, akhir bulan lalu. Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh AQIM dan kemudian diterjemahkan oleh SITE Intelligence Group, kelompok jihadis mengatakan menargetkan agen lokal Tentara Salib yang dikenal sebagai Trawa Trawa, yang memimpin sel keamanan internal yang didanai oleh Perancis di utara Mali untuk melawan Islam dan kaum Muslimin. Dalam pernyataan yang sama, AQIM memperingatkan MNLA untuk berhenti bekerja dengan Tentara Salib.
Konflik sporadis telah dilaporkan sejak tahun lalu. Misalnya, pada 26 Januari 2015, AQIM mengatakan membunuh seorang pejabat senior MNLA di rumahnya di dekat Tessalit. Seminggu sebelum itu, dua pasukan MNLA tewas dalam serangan IED, yang dilakukan oleh Al Qaeda. Pada tanggal 2 Maret 2015, tiga pasukan MNLA tewas dalam serangan IED lain dekat Kidal. Dan saat serangan di Talhandak itu terjadi, Anshar Dine menyergap konvoi MNLA dekat Kidal yang berusaha untuk memperkuat pasukannya yang terkepung oleh Anshar Dine di utara.
Deddy | TLWJ | Jurnalislam