ANNAS: 2018, Target Revolusi Syiah di Indonesia

PROBOLINGGO (Jurnalislam.com) – Dewang Syuro Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) Pusat, Ustadz Andri Kurniawan mengungkapkan, kelompok Syiah akan melakukan revolusi di Indonesia pada tahun 2018 mendatang. Menurutnya, revolusi Syiah tersebut didasarkan pada ideologi mereka yang disebut Wilayatul Faqih (imam Syiah menjadi pemegang kekuasaan pemerintahan dan agama). Syiah Iran mengadopsi ideologi tersebut mengikuti terjadinya Revolusi Syiah pada tahun 1979.

“Yang menginspirasi revolusi Syiah adalah ideologi Wilayatul Faqih dan ambisi untuk menciptakan kembali imperium Persia Raya, yaitu imperium Majusi. Jadi ini yang menginspirasi mereka,” kata ustadz Andri dalam orasinya pada Deklarasi dan Pengukuhan Pengurus ANNAS Kota Probolinggo, Ahad (28/2/2016).

Andri melanjutkan, target revolusi Syiah di Indonesia adalah pada tahun 2018. “Sebagaimana yang diinformasikan oleh Badan Intelijen Negara, jadi Syiah ini akan menargetkan dan akan melakukan revolusi Syiah di Indonesia pada 2018,” ungkapnya.

Oleh karena itu, sambungnya, pihaknya telah menggelar kajian bagi TNI di Malang yang khusus membahas kesesatan Syiah. “Kami di Malang bersama TNI mempunyai pengajian khusus mulai dari prajurit sampai perwira, baik di kostrad kemudian di mariner, bahkan kita mempunyai pengajian kusus di angkatan Darat semua pengajian itu membahas kesesatan paham Syiah,” jelasnya.

Ustadz Andri juga mengungkapkan keberadaan ribuan imigran-imigran Syiah asal Iran, Libanon dan Afghanistan di Balikpapan, Makasar, Pekanbaru, Bogor dan Wonosobo yang dibiayai Amerika dan Australia.

“Saya pernah diundang di Pertamina Balikpapan satu minggu. Kesempatan emas itu saya coba manfaatkan, saya langsung diantar panitia ke tempat penampungan pemuda-pemuda Syiah dari iran, Libanon dan Afganistan. Saya tanya siapa yang membangun gedung mewah ini, mereka menjawab Amerika, terus siapa yang membiayai makan setiap hari, yaitu amerika dan Austarali. Belum di Makasar, Pekanbaru, Bogor dan Wonosobo,” ungkapnya.

“Bahkan informasi terakhir Amerika lewat dinas intelijen, Amerika Serikat itu sudah memasukan pemuda-pemuda Syiah Iran, Libanon dan afganistan di Pantai Selatan, Banyuwangi, Blitar sampai Tulungagung. Jadi ini benar-benar ancaman bagi NKRI karena untuk menyongsong 2018,” sambungnya.

Selain itu, ustadz Andri mengungkapkan keberadaan markas Syiah di pondok pesantren Darus Sholikhin di Puger, Jember pimpinan Habib Ali Al Habsi.

“Bahkan dia punya anak namanya Ali Mahdi, dia dimasukan ke Angkatan Laut Surabaya, dia mengambil jurusan kemiliteran kemudian dia pensiun dini. Dia rekrut 150 pemuda Syiah di Jawa Timur dan dilatih secara militer. Dari 150 pemuda ini, 4 yang langsung diterbangkan ke Libanon untuk menguasai bidang kemiliteran bahkan bidang kontra-intelijen dan itelijen,” paparnya.

Oleh sebab itu, ustadz Andri mengimbau pemerintah untuk mengawal Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 55 Tahun 2012 Tentang Pembinaan Kegiatan Keagamaan dan Pengawasan Aliran Sesat di Jawa Timur.

“Ini peraturan gubenur hendaknya dikawal karena Syiah pada awal 2015 menjadi senjata baru Amerika untuk melemahkan dan menghancurkan Islam lebih khusus Indonesia. Jadi ini benar-benar harus diperhatikan,” pungkasnya.

Reporter: Findra Eko | Editor: Ally Muhammad Abduh | Jurnalislam

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.