Aljazeera: Turki akan Bawa Isu Palestina ke Majelis Umum PBB jika AS Memveto Resolusi

Aljazeera: Turki akan Bawa Isu Palestina ke Majelis Umum PBB jika AS Memveto Resolusi

NEW YORK (Jurnalislam.com) – Dewan Keamanan terdiri dari lima anggota tetap: China, Prancis, Rusia, Inggris dan Amerika Serikat, serta 10 anggota tidak tetap. Sebuah hak veto dari salah satu dari lima anggota tetap akan menghalangi resolusi Dewan Keamanan agar tidak lolos.

Mike Hanna dari Al Jazeera, Ahad (18/12/17) mengatakan bahwa mungkin ada upaya oleh Palestina dan Turki untuk membawa masalah ini ke Majelis Umum PBB jika AS memveto resolusi tersebut.

“Tampaknya veto AS akan terjadi dengan dukungan antusias Israel, yang menggambarkan resolusi tersebut sebagai usaha Palestina untuk menemukan kembali sejarah, terlepas dari kenyataan bahwa resolusi saat ini searah dengan resolusi PBB sejak lama,” tambah Hanna.

Mesir Tidak Sebut AS dalam Isu Palestina, Dewan Keamanan PBB Pertimbangkan Resolusi Yerusalem

Pernyataan Trump memicu kemarahan dan protes yang meluas di Palestina dan di seluruh dunia, dengan demonstrasi terbaru dan terbesar yang terjadi pada hari Senin di ibukota Indonesia, Jakarta, di mana sekitar jutaan orang berkumpul di luar kedutaan besar AS di kota tersebut.

Sejak keputusan tersebut, sembilan warga Palestina telah terbunuh dan lebih dari 1.900 orang terluka dalam demonstrasi di wilayah pendudukan.

Karena pentingnya Jerusalem bagi tiga agama Ibrahim – Islam, Yahudi, dan Kristen – status kota tersebut telah lama menjadi titik tolak utama konflik Israel-Palestina.

Setelah menduduki bagian timur kota dalam Perang 1967, Israel mencaplok wilayah tersebut. Pada tahun 1980, Israel memproklamirkannya sebagai “ibukota abadi dan tak terbagi”.

Kontrol dan kedaulatan Israel atas kota ini tidak diakui oleh negara manapun di dunia dan, sampai sekarang, semua kedutaan di Israel berbasis di Tel Aviv, meskipun beberapa negara telah mendasarkan kantor konsulat mereka di Yerusalem.

Namun, pemimpin Palestina di Tepi Barat melihat Yerusalem Timur sebagai ibukota negara Palestina masa depan.

Mereka telah memperingatkan bahwa setiap perubahan pada status quo akan berarti akhir dari proses perdamaian yang didasarkan pada solusi dua negara.

Bagikan