TURKI(Jurnalislam.com)-– Menteri luar negeri Afghanistan pada hari Sabtu (12/03/2022) bertemu dengan diplomat tinggi Turki di sela-sela Forum Diplomasi Antalya.
Berbicara kepada wartawan setelah pertemuan bilateralnya dengan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu, Amir Khan Muttaqi mengatakan negaranya berusaha untuk meningkatkan dan memperkuat hubungannya dengan Ankara.
Muttaqi berterima kasih kepada Ankara karena “memberi kesempatan” untuk berpartisipasi dalam acara tersebut, yang diadakan di provinsi resor selatan Antalya, serta atas “bantuan kemanusiaan” yang diberikan Turki kepada Afghanistan.
Turki telah mengirim tiga kereta khusus ke Afghanistan tahun ini yang membawa pasokan darurat.
Di bawah payung Otoritas Manajemen Bencana dan Emergensi (AFAD) yang dikelola negara, setidaknya 11 organisasi kemanusiaan dari Turki berkontribusi pada pengiriman bantuan kemanusiaan ke Afghanistan, yang menghadapi krisis pangan ekstrem dan sangat membutuhkan bantuan.
“Pesan kami di forum ini adalah bahwa diplomasi harus digunakan untuk kerja sama satu sama lain, dan bukan untuk menguji kekuatan satu sama lain,” tegas Muttaqi.
Seraya menggambarkan forum itu “sangat sukses,” pejabat Afghanistan itu mengatakan dia memberi pesan bahwa “diplomasi seharusnya tidak menjadi kebutuhan negara-negara lemah. Diplomasi juga harus digunakan oleh kekuatan besar untuk kerjasama satu sama lain,” katanya.
“Kami juga menyampaikan pesan kami kepada dunia, terutama Amerika Serikat, bahwa kami harus mengakhiri penggunaan opsi taktik tekanan terhadap Afghanistan dan marilah kami menggunakan opsi kerja sama antara satu sama lain,” imbuhnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan situasi saat ini di negaranya,
“Setelah empat dekade perang, Afghanistan saat ini memiliki perdamaian yang bagus, kami memiliki pemerintah pusat, ancaman Daesh telah dihilangkan.” katanya.
“Ini terkendali dan damai.” sambungnya.
Dia juga mengatakan ada sekitar “10 juta siswa menghadiri pendidikan dasar dan menengah dan 442.000 pria dan wanita menghadiri dan mencapai pendidikan tinggi.” terangnya.
“Kami ingin hubungan positif dengan dunia,” kata Muttaqi, menggarisbawahi niat Afghanistan juga untuk menjadi pusat ekonomi bagi dunia.
Sebagaimana telah diketahui, Taliban mendapatkan kembali kekuasaannya pada Agustus 2021 di tengah penarikan pasukan asing dan runtuhnya pemerintah yang didukung AS. Pemerintahan sementara, bagaimanapun, belum mendapatkan pengakuan internasional.
Sementara pendanaan internasional sebagian besar masih ditangguhkan, miliaran dolar aset negara di luar negeri yang sebagian besar di AS juga dibekukan.
Menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), separuh populasi sekarang menghadapi kelaparan akut, lebih dari 9 juta orang kehilangan tempat tinggal, dan jutaan anak putus sekolah. (Bahri)
Sumber: Anadolu Agency