JAKARTA (jurnalislam.com)– Bendahara Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Sumantri Suwarno, memberikan klarifikasi terkait polemik aliran dana organisasi, khususnya transaksi sebesar Rp100 miliar yang tercatat masuk ke rekening PBNU pada tahun 2022.
Sumantri menegaskan bahwa transaksi tersebut benar adanya dan sejak awal telah dicatat secara resmi oleh staf keuangan PBNU.
“Dana Rp100 miliar itu memang masuk. Tidak pernah ditutupi. Staf keuangan sejak awal mengetahui dan telah saya minta untuk mendokumentasikannya,” ujarnya dalam keterangan yang dikutip dari NU Online, Selasa (2/12/2025).
Ia menyampaikan bahwa dirinya telah mengantisipasi potensi polemik karena situasi hukum yang melibatkan Bendahara Umum PBNU saat itu, Mardani H. Maming.
“Saya sebenarnya sudah memperkirakan hal seperti ini. Kita tahu kasus hukum yang sedang menjerat Bang Maming,” katanya.
Menurut Sumantri, PBNU harus berhati-hati sejak dana tersebut masuk agar tidak menimbulkan tafsir negatif yang dapat merugikan lembaga.
“Kita analisis agar tidak muncul opini publik yang dapat berpengaruh buruk terhadap NU,” jelasnya.
Ia juga menepis dugaan bahwa PBNU terlibat dalam perkara korupsi yang menyeret Maming.
“PBNU secara institusi tidak terlibat. Bahkan dalam konteks penggalangan dananya pun tidak,” tegasnya.
Sumantri mengungkapkan bahwa sebagian besar dana itu kemudian diminta untuk ditarik kembali oleh pihak Maming dan hal tersebut telah diakui secara langsung.
“Kami meminta Bang Maming menarik sebagian dana itu karena akhirnya tidak disumbangkan. Ada proses pengembalian dan pihak mereka mengakuinya,” ujarnya.
Ia juga mempertanyakan motif pihak-pihak yang mendadak mengangkat isu tersebut sampai mengaitkannya dengan dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU).
“Beberapa orang tiba-tiba membesar-besarkan isu TPPU. Pertanyaannya, apakah mereka benar ingin menjaga NU atau justru memakai isu ini untuk kepentingan pertarungan saat ini?” tuturnya.
Selain dana Rp100 miliar, sejumlah dokumen yang beredar turut menyeret PBNU dalam kegiatan AKN NU, R20, dan Harlah Satu Abad PBNU. Sumantri menegaskan bahwa Harlah justru menjadi salah satu kegiatan dengan laporan keuangan paling rapi.
“Harlah itu acara terbesar PBNU. Sukses, laporannya lengkap, dan saldonya jelas. Tidak ada masalah tata kelola,” ucapnya.
Sumantri menutup dengan imbauan agar berbagai pihak berhati-hati dalam menyebarkan isu yang berpotensi mencoreng nama besar NU.
“Saya berharap semua lebih cermat demi menjaga kehormatan Nahdlatul Ulama,” pungkasnya.
Sumber: NU Online