JAKARTA (jurnalislam.com)— Salah satu poin dalam Risalah Rapat Harian Syuriyah PBNU yang digelar di Hotel Aston City Jakarta pada Kamis (20/11/2025) adalah desakan agar Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mengundurkan diri dari jabatannya. Desakan itu mencuat setelah hadirnya akademikus yang dikaitkan dengan jaringan Zionisme Internasional, Peter Berkowitz, dalam kegiatan Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN NU).
Menanggapi hal tersebut, Gus Yahya menegaskan bahwa rekam jejak dirinya terkait isu Palestina-Israel telah lama diketahui publik, termasuk oleh para pemilihnya dalam Muktamar NU 2021.
“Saya tahun 2018 sudah pernah pergi ke Israel. Saya bertemu Presiden Israel Netanyahu dan berbagai elemen di sana. Tapi tahun 2021, dalam Muktamar, cabang-cabang dan PWNU tetap memilih saya. Mereka sudah tahu itu,” ujarnya dalam pertemuan daring bersama PWNU dan PCNU, Jumat (21/11/2025).
Ia menegaskan bahwa kunjungan tersebut dilakukan untuk menyuarakan dukungan terhadap Palestina secara langsung.
“Bahwa saya datang ke sana demi Palestina. Itu saya nyatakan di semua kesempatan, termasuk ketika berhadapan langsung dengan Netanyahu. Dan posisi itu tidak akan pernah berubah,” tegasnya.
𝗕𝗮𝗻𝘁𝗮𝗵 𝗧𝘂𝗱𝗶𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗥𝘂𝗺𝗼𝗿 𝗱𝗮𝗻 𝗜𝘀𝘂 𝗟𝗶𝗮𝗿
Gus Yahya menyebut desakan pemakzulan ini muncul di tengah banyaknya rumor yang ia nilai tidak berdasar.
“Sebelum ini, rumor sudah tidak karu-karuan. Saya dengar tuduhan macam-macam, saya makan duit 900 miliar, dan sebagainya. Tapi saya tidak akan mengambil tindakan berdasarkan rumor atau prasangka,” katanya.
Ia menegaskan hanya akan mengambil sikap jika persoalan sudah jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.
“Kalau jelas, baru saya ambil sikap. Kalau tidak jelas, saya mohon maaf, saya tidak berani, apalagi menyangkut NU,” ujarnya.
Gus Yahya juga menyinggung soal komunikasi internal yang menurutnya belakangan tidak berjalan.
“Sebetulnya baik-baik saja. Tapi mungkin dia terlalu sibuk, tidak pernah menghubungi saya. Saya tidak tahu,” tambahnya.
𝗞𝗿𝗶𝘁𝗶𝗸 𝗦𝘆𝘂𝗿𝗶𝘆𝗮𝗵 𝗱𝗮𝗻 𝗞𝗼𝗻𝘁𝗿𝗼𝘃𝗲𝗿𝘀𝗶 𝗔𝗞𝗡 𝗡𝗨
Risalah Syuriyah menyoroti kehadiran tokoh yang diduga terkait jaringan Zionisme Internasional dalam AKN NU. Hal itu dianggap bertentangan dengan prinsip Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah dan Muqaddimah Qanun Asasi NU.
Selain itu, Syuriyah menilai kegiatan tersebut mencoreng nama baik jam’iyah, sehingga termasuk kategori pelanggaran yang dapat memicu pemberhentian fungsionaris sesuai Peraturan Perkumpulan NU Nomor 13 Tahun 2025.
Rapat yang dihadiri 37 dari 53 anggota Syuriyah itu kemudian meminta Gus Yahya mengundurkan diri dalam waktu tiga hari atau menghadapi pemberhentian.
Selama memimpin PBNU, Gus Yahya berkali-kali menegaskan komitmennya terhadap Palestina. Ia juga kerap menerima kunjungan Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al-Shun, di Kantor PBNU Jakarta sebagai bentuk dukungan terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina.
Sumber: NU Online