NEW YORK (jurnalislam.com)– Pidato Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di hadapan Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (26/9/2025) disambut aksi walkout massal oleh para delegasi. Peristiwa ini menyoroti semakin terisolasinya Israel di panggung dunia seiring perang Gaza memasuki tahun kedua.
Netanyahu yang naik podium pada sesi pagi melontarkan pernyataan kontroversial. Ia menyebut Israel sedang berperang dengan tujuh negara, sekaligus menyalahkan dunia internasional karena tidak mendukung Israel. “Ini bukan dakwaan terhadap Israel, ini dakwaan terhadap Anda,” ujarnya.
Dalam pidatonya, Netanyahu membantah tudingan bahwa Israel secara sengaja menargetkan warga sipil di Gaza. Ia bahkan menuduh Hamas sebagai penyebab krisis pangan.
“Jika ada warga Gaza yang tidak memiliki cukup makanan, itu karena Hamas mencurinya,” klaimnya.
Netanyahu juga menolak tudingan adanya kelaparan paksa di Jalur Gaza. “Hamas mengancam warga sipil Gaza dan menggunakan mereka sebagai perisai manusia, yang oleh pers Barat dibeli mentah-mentah,” katanya.
Namun, pernyataan itu tidak dihiraukan. Saat ia mulai berbicara, puluhan delegasi dari negara-negara Muslim, Arab, Afrika, Amerika Latin, hingga sebagian Eropa bangkit meninggalkan ruangan. Hanya Amerika Serikat, beberapa sekutu Pasifik, dan segelintir negara lain yang tetap bertahan.
Fenomena kursi kosong itu mencerminkan ketidakpopuleran Netanyahu di dunia internasional, terlebih setelah Inggris, Kanada, Australia, dan Prancis bergabung dengan lebih dari 140 negara lain yang secara resmi mengakui Palestina sebagai negara merdeka.
Ketegangan juga tampak dari kedatangan Netanyahu di New York. Penerbangannya menghindari wilayah udara Eropa demi mengurangi risiko penangkapan terkait kasus di Mahkamah Pidana Internasional (ICC). Setibanya di Manhattan, konvoi Netanyahu dikawal ketat, sementara ribuan demonstran pro-Palestina memenuhi jalanan di sekitar markas besar PBB dengan membawa bendera Palestina dan meneriakkan yel-yel menentang genosida Israel.
Netanyahu dalam pidatonya juga menyerang Iran yang dituduh memicu instabilitas kawasan. Ia menilai pengakuan negara-negara Barat terhadap Palestina sebagai “hadiah bagi Hamas.”
Kontroversi semakin memuncak ketika kantor Netanyahu memerintahkan agar pidatonya disiarkan langsung ke Jalur Gaza menggunakan pengeras suara di truk dan derek yang ditempatkan di sisi perbatasan Israel.
“Sebagai bagian dari upaya informasi ini, Kantor Perdana Menteri telah menginstruksikan badan sipil bekerja sama dengan IDF untuk menyiarkan pidato Netanyahu ke Jalur Gaza,” demikian pernyataan resmi kantornya.
Penampilan Netanyahu di forum PBB yang dipenuhi kursi kosong itu menjadi potret paling jelas dari keterasingan Israel di tengah meningkatnya kecaman global atas agresi militernya di Gaza. (Bahry)
Sumber: TRT