TEL AVIV (jurnalislam.com)– Iran diduga telah meretas kamera keamanan pribadi di seluruh wilayah Israel guna mengumpulkan informasi intelijen dan meningkatkan akurasi serangan rudal ke wilayah pendudukan. Serangan siber ini dikonfirmasi oleh pakar keamanan siber Israel dan diberitakan oleh Bloomberg pada Jumat (20/6).
Refael Franco, mantan Wakil Direktur Jenderal Direktorat Siber Nasional Israel (INCD), mengatakan bahwa dalam dua hingga tiga hari terakhir, Iran berusaha mengakses kamera-kamera tersebut untuk memantau lokasi jatuhnya rudal, dan mengarahkan serangan lanjutan dengan presisi lebih tinggi.
“Kami tahu bahwa dalam dua atau tiga hari terakhir, Iran telah mencoba terhubung ke kamera untuk memahami apa yang terjadi dan di mana rudal mereka mengenai sasaran, demi meningkatkan akurasinya,” ungkap Franco.
Seorang juru bicara INCD juga membenarkan adanya upaya peretasan yang sedang berlangsung selama masa perang, dan menyatakan bahwa serangan ini tengah diperbarui dengan taktik terbaru.
Pejabat INCD lainnya, Gaby Portnoy, menyebut bahwa peretasan kamera serupa juga pernah dilakukan oleh Hamas menjelang Operasi Badai Al-Aqsa pada Oktober 2023. Ia menambahkan bahwa metode ini juga digunakan dalam konflik lain, termasuk oleh Rusia dalam perang di Ukraina.
Sebelumnya pada pekan ini, seorang mantan pejabat keamanan siber Israel memperingatkan publik melalui siaran radio untuk mematikan kamera keamanan rumah atau segera mengganti kata sandinya.
Perang siber kini telah menjadi strategi utama dalam berbagai konflik global, dan Israel dikenal sebagai salah satu negara terdepan dalam pengembangan perangkat mata-mata dan operasi peretasan. Salah satu kelompok peretas yang berafiliasi dengan Israel, Predatory Sparrow, baru-baru ini mengklaim bertanggung jawab atas serangan siber terhadap beberapa bank besar di Iran serta platform pertukaran mata uang kripto.
Dalam serangan tersebut, Predatory Sparrow dikabarkan berhasil mencuri mata uang kripto, termasuk bitcoin, senilai lebih dari Rp1,4 triliun (sekitar USD 90 juta).
Sebagai respons atas serangan itu, Iran memberlakukan pemadaman internet nasional guna menekan infiltrasi digital yang diyakini berasal dari intelijen Israel. Menurut laporan kantor berita Tasnim, langkah ini juga disebut berhasil menonaktifkan sejumlah drone yang diluncurkan dari dalam negeri oleh agen-agen yang berafiliasi dengan musuh.
Di tengah meningkatnya intensitas perang, akurasi serangan rudal Iran pun meningkat drastis. Pada Jumat pagi, sebuah rudal balistik Iran menghantam kota Beersheba, dan pertahanan udara Israel dilaporkan gagal mencegatnya.
Pihak berwenang Israel kini melarang media asing menyiarkan rekaman atau dokumentasi lokasi jatuhnya rudal, dengan alasan bahwa “musuh memantau setiap gambar untuk meningkatkan efektivitas serangan balasan.”
Sementara itu, pada Kamis (19/6), seorang pejabat Israel yang dikutip NBC News menyatakan bahwa tingkat keberhasilan intersepsi pertahanan udara Israel menurun hingga 25 persen hanya dalam dua hari terakhir. (Bahry)
Sumber: Cradle