RUSIA (jurnalislam.com)— Pemerintah Rusia pada Selasa (3/6/2025) menuding Ukraina berada di balik serangan sabotase yang menyebabkan tergelincirnya kereta penumpang di wilayah Bryansk, dekat perbatasan Ukraina, pada akhir pekan lalu. Insiden tersebut menewaskan tujuh orang dan melukai puluhan lainnya.
Menurut otoritas Rusia, ledakan tersebut terjadi pada Sabtu malam (31/5), menghancurkan sebuah jembatan jalan yang berada di atas jalur kereta api. Akibatnya, kereta penumpang yang melintas tergelincir dan menyebabkan korban jiwa.
“Para teroris, yang bertindak atas perintah rezim Kyiv, merencanakan segalanya dengan sangat cermat sehingga ratusan warga sipil tak berdosa menjadi sasaran serangan mereka,” kata Komite Investigasi Rusia dalam pernyataan yang dirilis melalui Telegram.
Moskow sebelumnya menyebut insiden ini sebagai aksi terorisme, meski belum secara langsung menyebut Ukraina sebagai pelaku. Namun dalam pernyataan terbaru, tudingan itu kini diarahkan secara eksplisit ke Kyiv.
Para penyelidik mengatakan bahwa mereka telah menemukan sejumlah bagian dari alat peledak di lokasi kejadian dan telah mengumpulkan kesaksian dari korban serta saksi mata.
Beberapa jam setelah insiden di Bryansk, sebuah jembatan rel lain di wilayah tetangga Kursk juga dilaporkan diledakkan pada Minggu dini hari. Serangan ini menyebabkan kereta barang tergelincir dan melukai masinisnya.
Ketika ditanya soal insiden tersebut, pihak Kremlin enggan memberikan rincian lebih lanjut dengan alasan proses penyelidikan yang masih berlangsung.
Rusia telah mengalami puluhan serangan sabotase sejak melancarkan invasi ke Ukraina pada Februari 2022. Banyak dari serangan tersebut menargetkan jaringan rel kereta api, yang disebut Ukraina digunakan Rusia untuk mengangkut pasukan dan persenjataan ke medan perang. (Bahry)
Sumber: Alarabiya