BAGHDAD (jurnalislam.com)– Sekretaris Jenderal Liga Arab, Ahmed Aboul Gheit, menyampaikan peringatan keras terhadap Houthi Yaman dan kebijakan luar negeri yang dianggap memperburuk konflik kawasan, dalam pidatonya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Liga Arab ke-34 yang berlangsung di Baghdad, Sabtu (17/5/2025).
Ia menyoroti konflik yang berlangsung di sejumlah wilayah seperti Yaman, Suriah, Palestina, dan Lebanon, serta mengecam pihak-pihak yang terus mengobarkan kekerasan.
“Kelompok Houthi telah menyeret Yaman ke dalam jurang konfrontasi dan kehancuran,” tegas Aboul Gheit.
Ia menyebut krisis di Yaman telah mencapai “tingkat yang tak terbayangkan,” dan menegaskan tidak akan ada stabilitas sejati di negara itu selama Houthi terus melakukan kekerasan dan perebutan kekuasaan secara ilegal. Ia mendorong dimulainya kembali jalur diplomatik guna mengakhiri konflik.
Terkait Suriah, Aboul Gheit mendesak pencabutan sanksi Amerika Serikat, yang menurutnya menjadi penghalang bagi pemulihan ekonomi dan reintegrasi negara tersebut ke dalam komunitas Arab.
“Pencabutan sanksi akan membantu menciptakan realitas ekonomi baru di Suriah, dan kami akan terus mendukung rakyatnya,” ujarnya.
Di Lebanon, ia menilai negara itu menghadapi “tantangan bersejarah” dan menegaskan pentingnya semua senjata berada di bawah kendali negara untuk memastikan stabilitas dan kedaulatan.
Sementara itu, menanggapi agresi Israel di Jalur Gaza, Aboul Gheit menyebut situasi di Palestina sebagai “luka terdalam bagi dunia Arab.” Ia mengecam keras kebijakan Israel yang disebutnya agresif dan sembrono di Palestina, Suriah, dan Lebanon.
“Dunia tetap diam menyaksikan pembunuhan terhadap perempuan, anak-anak, dan warga sipil yang terjadi setiap hari,” tegasnya. Ia juga menyinggung kebijakan ekspansionis Israel yang dibungkus dengan dalih keamanan, yang menurutnya hanya akan memperpanjang konflik dan mengurung kawasan dalam lingkaran kekerasan tanpa akhir.
Kecaman dari Aboul Gheit ini mempertegas seruan Liga Arab agar negara-negara anggotanya bersatu dalam menghadapi ancaman bersama serta memperkuat diplomasi untuk meredam ketegangan di kawasan. (Bahry)
Sumber: Shafaq